Lagi-lagi Xiao You Ren terbangun di tengah malam ketika rasa dingin mulai menusuk belulangnya. Pandangannya melihat pada jendela yang terbuka lebar. Angin malam dengan seenaknya memainkan gorden tipis yang menggantung. Di bawah terpaan rembulan setengah itu, Xiao You Ren Meringkuk dalam baringannya dia atas ranjang. Terlalu lemas baginya untuk bergerak dan menutup jendela apartemen tersebut. Namun, angin yang semakin berembus kasar selalu berhasil membuatnya beku. Dorongan hatinya memaksa untuk bergerak dan menutup jendela tersebut. Xiao You Ren menarik tepian kayu pada jendela dan sedikit menyembuhkan kepala. Netranya tidak sengaja melihat ke arah bawah. Di depan bangunan sebuah petshop, seseorang memperhatikannya. Xiao You Ren menyadari hal itu dan menajamkan penglihatan, tapi orang itu segera berbalik dan pergi.
Sudah dua malam ini, sejak dia sakit dan libur bekerja, Xiao You Ren selalu melihat figur yang sama, di tempat yang sama. Rasa curiga mulai tumbuh di hatinya, tapi dibuangnya jauh-jauh. Segera Xiao You Ren menutup jendela beserta tirainya. Kembali berbaring di atas ranjangnya, meskipun di sisa malam itu dia tetap terjaga hingga menjelang pukul lima pagi. Pikirannya masih dipenuhi oleh hal yang sama, Zheng Liam dan segala perlakuannya. Xiao You Ren akui dia terbuai kebaikan laki-laki itu, tapi dia tidak pernah menyangka akan ada akhir yang seperti ini. Dengan perlakuan hangat itu, sangat pasti bagi Xiao You Ren untuk jatuh ke dalam jurang yang diciptakan Zheng Liam.
"Ternyata benar, hal bodoh yang disebut cinta itu hanya kebodohan." Kalimat itu mengawali pejaman matanya, dia kembali tertidur dalam pelukan selimut.
Ketika sesuatu menggesek-gesek wajahnya, Xiao You Ren membuka mata untuk melihat kucing gendutnya. Lie, terlihat sangat manja dan sesekali mengeong. Xiao You Ren melirik jam di atas nakas, menemukan jika jarum jam sudah bertengger di angka tujuh. Tangannya kemudian beralih mengelus bulu-bulu putih Lie yang lembut.
"Apa kamu lapar?" tanyanya seraya bangkit dari baringan. "Aku akan memberimu makanan."
Xiao You Ren merasa jika tubuhnya sudah membaik dan dia bisa kembali bekerja, tapi Zhao Yuzibilang dia sudah diliburkan selama tiga hari. Jadi, Xiao You Ren memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja, membeli beberapa keperluannya. Setelah membereskan tempat tidur, Xiao You Ren membawa dirinya menuju dapur. Mengeluarkan sebungkus makanan kucing dan mengisi tempat makan Lie hingga penuh. Dia memakan sebuah roti, lalu bergegas siap-siap untuk pergi menuju supermarket terdekat.
Langkah kakinya pelan menyusuri trotoar jalanan, selain karena tubuhnya memang masih sedikit lemas juga karena dia ingin menikmati pemandangan pagi. Sudah lama sejak terakhir kali dia bisa berjalan santai seperti hari ini, memperhatikan bangunan-bangunan yang tidak pernah benar-benar berubah. Dulu ketika kuliah, Xiao You Ren sangat menyukai kegiatan ini, berjalan lambat untuk menghindari datang terlalu cepat. Dia memiliki sedikit kenangan buruk tentang masa kuliahnya. Beberapa mahasiswa sangat suka menggodanya, hanya karena dia menggunakan kacamata bulat yang besar dan begitu pendiam. Xiao You Ren rasa memang begitulah dunia berputar, selalu ada yang tertindas dan menindas. Sehingga dia tidak mempermasalahkannya, meskipun hal itu menambah dampak buruk baginya. Namun, Xiao You Ren sudah melupakannya.
Helaan napas berat keluar dari mulutnya. Tidak terasa jika dia sudah berada di depan super market, memang jaraknya tidak jauh. Xiao You Ren membawa langkahnya memasuki gedung tersebut. Kepalanya tertunduk dalam dan tangannya mengeratkan pelukan jaket. Akhir musim gugur memang sangat dingin, selain karena tubuhnya yang tidak kuat menahan hawa dingin karena sakit, juga kulitnya teramat sensitif. Bisa-bisa seluruh tubuhnya ditutupi ruam memerah. Ketika di depan pintu, tanpa sengaja dia menabrak tubuh seseorang.
Laki-laki itu berjalan sambil berbincang-bincang dengan temannya dan Xiao You Ren berjalan menundukkan kepala, wajar saja jika tabrakan itu terjadi dan cukup keras. Barang bawaan laki-laki itu berjatuhan. Meskipun hanya sedikit, tapi rasa kesal tetap ada di hatinya.
"Apa kamu tidak punya mata?" laki-laki itu membentak keras, membuat Xiao You Ren semakin menundukkan kepala.
"Maafkan saya, Tuan," ujar Xiao You Ren dengan suara parau. Sungguh dia benar-benar tidak tahu hal ini akan terjadi. Segera dia berjongkok dan memunguti barang-barang laki-laki itu, memasukkannya ke dalam tas belanja.
"Bodoh! Sepertinya kamu bukan hanya tidak memiliki mata, tapi juga kepercayaandiri. Sampai-sampai berjalan dengan menundukkan kepala." Laki-laki itu menampilkan senyum miring khas orang mengejek. Meskipun hal itu luput dari pandangan Xiao You Ren, tapi nada suara yang merendahkan itu dengan jelas menusuk hatinya. Padahal dia sudah sering mendengar kata-kata yang menyakitkan, tapi tetap saja dia belum terbiasa.
"Maaf," kata Xiao You Ren lagi dengan suara rendah. Dia menyerahkan tas belanja tersebut pada laki-laki yang lebih tinggi itu, namun tidak ada respon dari yang bersangkutan. Xiao You Ren tidak menatap wajah laki-laki di hadapannya, dia tidak memiliki keberanian besar untuk melakukannya. Seseorang yang sajak tadi berdiri di sebelah laki-laki itu mengulurkan tangan dan mengambil tas belanja dalam tangan Xiao You Ren. "Terima kasih dan maaf atas tindakannya," ujar laki-laki lain itu dengan nada bersahabat dan tersenyum lembut. Xiao You Ren sedikit mendongakkan kepala untuk melihatnya. Pupil di balik kacamata bulat itu tampak membesar, merasa terkejut sekaligus risih. Dengan gerakan cepat Xiao You Ren pergi meninggalkan dua laki-laki itu setelah mengucapkan beberapa patah kata.
"Sangat tidak sopan," laki-laki kasar itu berceloteh.
"Bukankah dia Xiao You Ren?" satunya lagi menimpali dan masih memperhatikan punggung Xiao You Ren yang perlahan tersembunyi di balik pintu.
"Ah, si cupu itu."
.
Jelas-jelas Xiao You Ren mengingatnya. Wajah-wajah itu tidak asing, yang memberikan sedikit rasa gelisah di hatinya. Xiao You Ren pikir dia tidak akan bertemu lagi dengan mereka, bahkan salah satu dari mereka. Dia tidak pernah menginginkan pertemuan mendadak seperti ini, rasanya kenangan buruk itu kembali menyapa. Di sisi rak-rak, tempat aneka barang dalam super market tersebut, Xiao You Ren menghela napasnya yang mulai terasa memberat. Ngilu bergerak naik dari ujung kakinya, selalu seperti ini acapkali rasa gelisah itu menggelitik hatinya.
"Semua baik-baik saja. Tenanglah, Xiao You Ren," gumamnya lirih pada diri sendiri. Segera dia bergerak mengambil sebuah troli belanja dan memilah-milah barang yang diperlukan, berusaha mengalihkan pikirannya.
Di tengah-tengah kegiatan berbelanja, suara ponselnya menginterupsi. Beberapa kali diacuhkan dan beberapa kali juga ponsel itu berdering. Mau tidak mau Xiao You Ren memeriksa benda itu dan melihat nama Zhao Yuzi tertera di layarnya. Tanpa pikir panjang lagi, dia menerima panggilan tersebut. Takut-takut ada hal penting yang terjadi di perusahaan.
"Halo, Yuzi. Ada apa?" tanyanya dengan nada serius.
"You Ren …" Zhao Yuzi menggantung kalimatnya. Membuat kerutan tampak jelas di dahi Xiao You Ren. Pikirannya tentang masalah besar seperti benar-benar akan terjadi.
"You Ren, sepulang kerja nanti … apa aku boleh mampir? Hanya ingin menjengukmu dan memberitahukan beberapa hal. Apa boleh?" Keraguan terdengar jelas dari suara gadis itu. Entah pada yang membuatnya seperti itu, tapi diam-diam Xiao You Ren menghela napas ringan. Rasa lega seperti menerobos masuk, meskipun dia tidak memungkiri jika masih ada perasaan aneh yang mengusiknya.
"Tentu saja boleh. Aku akan membuat beberapa masakan untuk kita."
"Kamu masih sakit, You Ren. Lebih baik tidak usah masak, aku akan membeli makanan di jalan." Suara Zhao Yuzi berubah seperti biasa dengan sedikit ketegasan seperti seorang ibu. Mungkin dia benar-benar merasa khawatir pada Xiao You Ren.
"Hm, baiklah."
Panggilan itu berakhir dan membuat mereka kembali melakukan pekerjaannya masing-masing.
Bersambung ....