"Pak Erza, ini sudah hampir setengah tahun. Anda harus datang ke kantor meskipun sekali untuk melihat-lihat, oke?" Di telepon, suara Widuri terdengar penuh dengan keluhan. Hati Widuri benar-benar merasa tidak nyaman saat ini. Dia bahkan belum pernah melihat orang yang seperti ini. Erza juga tidak pernah ke kantor. Kekayaannya yang mencapai ratusan miliar ini juga belum dilihat olehnya semenjak awal dulu. Widuri juga sebenarnya tidak berani untuk memikirkan hal ini. Tapi apakah orang ini benar-benar tidak peduli dengan uang ratusan jutanya?
"Lupakan soal kantor, aku akan mengajakmu makan siang. Bagaimana?"
"Baiklah. Anda adalah pemiliknya dan anda yang berhak memutuskannya. Jika ada sesuatu yang ingin anda katakan. Anda bisa mengatakannya saat makan siang nanti." Setelah menutup telepon, Erza pun tersenyum dengan perasaan yang tak berdaya. Ternyata Widuri lebih menyenangkan dari yang sebelumnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com