webnovel

45. Is Back!

Entah sekarang cuaca nya mendadak panas sekali padahal hujan masih deras sekali mengguyur kota Busan, atau malah justru atmosfer yang menyelimutinya yang semakin menebal. Rasa-rasanya semakin Jungkook menyelam dalam ke kehidupan Kim Yerin, semakin jauh pula dirinya hampir tidak mengenali gadis itu. Gadis lugu yang bahkan tidak mengerti cara mengoperasikan sebuah ponsel modern. Sempat membuatnya berpikir bahwa mungkin Yerin adalah manusia dari gua.

Seperti dadanya mendadak tercekat dan isi kepalanya melayang. Rasanya yang sekarang sedang menatapnya bukanlah Kim Yerin, tapi seseorang yang bahkan tidak pernah dia kenal sebelumnya. Mungkinkah jika memang Kim Yerin sedang menunjukkan sisi aslinya? Menanggalkan fakta bahwa gadis itu memiliki trauma namun ambisinya bangkit seketika saat dia membawanya ke masa lalunya.

Sungguh sekarang harapan Jungkook tinggal satu. Yaitu; anggaplah saja dirinya tidak pernah salah membuka kembali gerbang masa lalu Yerin dan berhasil membuat Yerin mendapatkan kembali gairah hidupnya.

"Choi Jungkook? Kau masih mendengarku?"

Yerin tentunya sedang menunggu respon. Apapun itu, entah hanya deheman, anggukan, gelengan, penolakan,atau bahkan persetujuan. Yerin masih menunggunya dari Choi Jungkook yang sedari tadi hanya terdiam sembari menatapnya begitu lama. 10 detik, tapi menurut Yerin itu adalah waktu yang sangat lama jika untuk sebuah kontak mata.

Tidak ada yang seperti Yerin pikirkan sebelumnya, Jungkook menyulam smirk. Aneh sekali, harusnya kalau tidak menyetujui kan berarti menolak. Namun perlu diingat bahwa ini adalah kota Abel Red. Semuanya yang semula aneh dan tak wajar, akan menjadi biasa di kota ini. Pun isi kepala yang tidak pernah tertebak siapa pun adalah sudah seperti menjadi ciri khas dari kota Abel Red. Walau masih ada orang biasa, namun tetap saja mereka tidak bisa dibilang sepenuhnya biasa.

Smirk yang nyatanya sulit terbaca. Antara smirk karena ketahuan dan mencari pengalihan, dan smirk karena mengejek jika dugaannya sepenuhnya adalah lelucon. Salah besar. Pun sekarang Yerin menjadi sedikit kesulitan perihal membaca ekspresi Jungkook. Jika di telaah dengan baik, maka Yerin harusnya menyadari bahwa Jungkook tidaklah selugu dan sedewasa yang telah terlihat 3 hari belakangan. Namun, dari sekarang caranya tersenyum menyeringai, Yerin bisa melihat kekomplekan yang sedang berusaha Jungkook tutupi, Yerin mulai menyadarinya. Keduanya adalah satu dalam dua raga.

"Tentu. Adikmu tidak tuli." ucap Jungkook tanpa memudarkan smirk nya sama sekali.

Wah, berani sekali ya Jungkook itu.

Yerin memutar malas bola matanya. Muak! Dia sudah bilang jangan pernah menyebut kata adik saat berbicara dengannya. Dia membencinya sekalipun itu tidak merugikannya. Namun apa yang dilakukan Jungkook, seperti sedang sengaja sekali memancing dirinya. Tidak menghiraukan ucapannya, meskipun sungguhan Jungkook seperti telah merasa terbuang sepenuhnya sekarang. Fakta baru bahwa Kim Yerin membenci kata 'adik'. Lalu, bagaimana sekarang Jungkook bisa menerobos gerbang yang sengaja diciptakan oleh orang tuanya dulu?

"Ku anggap aku tidak mendengar kata itu. Lanjutkan apa yang ingin kau lakukan, karena aku sudah kehilangan gairah tentang tempat ini." sarkas Yerin semakin membuat Jungkook seperti sedang bukan bersama dengan nona Kim Yerin yang semalam tidur bersamanya. Perihal semua yang telah terjadi, skinship dan debar anomali itu, jelas masih ada. Namun perangai Yerin kali ini membuat Jungkook harus mengeluarkan energi ekstra untuk kembali menepis semua perasaan itu. Berusaha menanamkan didalam isi kepalanya, bahwa gadis itu adalah kakaknya. Bukan gadis asing yang bisa dia cintai dengan sesukanya.

Sama juga seperti Yerin yang membenci memiliki adik, Jungkook juga benci mengakui bahwa Yerin adalah kakaknya dan dia adalah adiknya. Dia ingin menjadi orang asing. Memiliki asal usul yang jelas. Lalu mencintai secara bebas tanpa batasan yang sekarang dia miliki. Benteng besar yang tak pernah akan bisa dia gempur meskipun dirinya akan berusaha menghancurkannya sampai tinggal setengah nyawanya. Perihal hubungan darah yang tidak akan lenyap kecuali mereka harus terlahir kembali di kehidupan selanjutnya.

"Noona lucu sekali."

"Mau ya, temani aku membeli corn dog. Tenang saja, aku yang akan membayarnya." ucap Jungkook sembari tangannya mengibaskan selembar uang 5 ribu won yang entah sejak kapan dia mengambilnya dari dompetnya.

Seketika ingatan Yerin terlempar begitu jauh. Bocah dengan dimple dan gigi kelinci. Kulit pucat yang memerah dibagian pipi saat tersenyum. Siku yang memerah karena semenit menumpu pada besi gerbang saat bernegoisasi dengannya. Membeli sebuah corn dog keju dan susu banana, kemudian menghabiskannya dengan duduk tanpa alas di samping gerobak penjual corn dog. Bersila sambil sesekali berbincang perihal Rapunsel si putri berambut emas itu. Lalu berakhir pipinya ternodai karena bocah kecil itu menciumnya lalu berlari begitu saja.

"Rapunzel. Corn dog. Banana milk. Kedai. 5 ribu won. Dan..." gumamnya dengan tatapan nanar. Semu tapi jelas.

Mendadak Yerin stagnan ditempat saat Jungkook mendekat dan mencium pipinya sekilas dengan bibir yang menempel sempurna di pipi kirinya begitu empuk.

"Dan ciuman di pipi." sambungnya.

Yerin gemetar. Ingin menolak percaya bahwa ini adalah nyata. Dia berharap semuanya adalah mimpi. Mananti siapa tahu ada yang membangunkannya. Menariknya kembali pada realita pahitnya tentang kehidupannya yang sangat membosankan. Namun perihal bibir kenyal yang seperti memberi sengatan listrik itu terasa sangat nyata.

"Jungkook, apa k-kau...."

"Menurutmu? Siapa yang berani mengecup seorang gadis lalu berlari? Namun bedanya, sekarang aku tidak akan lari noona."

"Sungguhan? J-Jung... K-kat-Katakan aku gila sekarang. Cium aku jika ini nyata Jung..."

Pun sekarang Yerin memejam. Merasakan betapa lembut dan manisnya bibir Jungkook kala benar-benar menubruk dengan lembut dan melumat sedikit hingga Yerin terengah sendiri. Mendeklarkan bahwa ini semua adalah nyata. Bukan mimpi, pun juga bukan khayalan kelam.

Jungkook. Sembari tenggelam didalam kenikmatan yang tak pernah membuat Yerin membenci Jungkook. Kecuali saat bocah itu mengatakan kata adik. Jadi bocah kecil itu Jungkook. Lalu, untuk apa bocah itu... Ah maksudnya, apa semuanya hanya sebuah kebetulan belaka?

"Choi Jungkook. Noona."

[]

Next chapter