webnovel

24. Lee Taehyung

"Namamu Taehyung? Lee Taehyung?"

Jungkook berulah lidah. Memutar seperti sedang mengabsen giginya satu persatu. Tatapan mengintimidasi yang bahkan tetap seperti menyala meski hanya dibawah pendar lampu jalan yang jelas tidak terlalu terang.

Orang yang merasa namanya disebut pun melangkah maju dari samping Sewon. Memberikan intruksi dengan ibu jarinya agar segera Sewon mundur dan membiarkan dirinya berdiri didepan Jungkook. Meskipun sebenarnya Taehyung sendiri sudah mengerti apa yang hendak dikatakan oleh Jungkook, tapi tetap saja dia sengaja mamasang wajah penasaran.

Jungkook menyeringai. Sejemang Jungkook terdiam tanpa meluruhkan smirk yang sudah pasti mampu melemahkan setiap gadis. Seketika terlintas dalam benaknya, mengatakan sesuatu yang sepertinya dirasa kurang ajar mengingat siapa yang akan di umpati olehnya dalam hati itu, lebih tua darinya. Jungkook jadi berpikir selagi dirinya menatap Taehyung. Ternyata kedua pria itu sama saja. Choi Jimin dan Lee Taehyung itu sama. Tidak heran jika keduanya adalah sahabat yang kelewat erat, bahkan sangking dekatnya, mungkin mereka sampai lupa jika mereka memiliki marga yang berbeda.

Tidak ada yang tidak mengakui bahwa Jimin dan Taehyung itu kelewat tampan. Memiliki paras tampan dan inosen yang menawan, membuat mereka sungguhan seperti malaikat tanpa dosa. Walau selalu dibalik punggungnya ada iblis dengan segala intriknya itu untuk kembali menghancurkan manusia lain.

Jimin seringkali berkata, entah didalam beberapa kesempatan perbincangannya dengan Taehyung. Bahwa, 'Aku ada untuk menghancurkan. Bukan dihancurkan'.

Sekiranya seperti itulah yang Jimin katakan perihal dirinya. Pun sekarang kalimat itu kembali bisa terdengar ditelinga Sewon yang hanya berjarak 30 senti meter dari pria Choi itu. Cukup membuat Sewon meremang sendiri karena ternyata Jimin bahkan memiliki isi kepala yang diluar dugaannya.

Sewon tidak tanpa alasan meminta seorang kakak tingkat di Universitasnya yang bernama Choi Jimin itu. Mendengar desas desus tentang si pria Choi yang ternyata adalah ketua dari salah satu organisasi disana. Sewon beberapa hari sudah sering memantau pria itu, meskipun hari lalu adalah kali pertama dia menjadi mahasiswa, tapi dia sudah bukan hanya sekali menginjakkan kaki dilantai Universitas yang sahamnya hampir 70 persen dipegang oleh ayahnya.

Dan perihal apa yang membuat Sewon memutuskan untuk meminta bantuan Jimin adalah saat dia tahu bahwa Choi Jimin adalah teman dekat dari kekasihnya. Tentu Sewon tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Membiarkan kekasihnya berkeliaran diluar kendalinya dan menetap bersama di kediaman keluarga Kim yang sudah menjadi rival sejak lama dengan keluarga Park. Terkait bisnis properti yang selalu bersaing dan berebut posisi menjadi nomor satu ditiap tahunnya. Saham yang terus melonjak naik, bahkan bisa saja menjadi berlipat ganda, adalah salah satu faktor dari perseteruan bisnis antara Kim dan Park itu. Dan sekarang apa yang dia rasakan sepertinya sama dengan ayahnya. Bersaing dengan gadis Kim yang sering kekasihnya sebut sebagai 'noona'.

"'Apakah sekarang aku akan memiliki rival yang berasal dari rumpun yang sama dengan ayah? Haruskah aku mengakui bahwa gadis Kim itu bahkan lebih dekat dengan Jungkook?'

Persetan! Harusnya aku menyadari ini sebelum menyetujui Jungkook bekerja di kediaman keluarga Kim sebagai bodyguard dari cucu semata wayang dari keluarga besar Kim."

Tidak ingin melupakan tentang sesuatu yang sering menjadi perbincangan ayahnya dengan beberapa staff jajarannya. Di kantor pagi itu, dirinya masih SMA kelas 1. Dia tidak berniat ingin mengunjungi kantor ayahnya karena dia harus berangkat sekolah. Namun juga karena dia harus berangkat ke sekolah lah yang membuat dirinya harus duduk di sofa panjang ruangan ayahnya. Buku berjajar di rak lemari dinding yang tertata sangat rapi. Ayahnya itu memang suka kerapihan, berbanding terbalik dengan Sewon yang tidak pernah bisa rapih secara continue. Sewon bisa saja menjadi rajin, bahkan sangat rajin jika dia sedang bersama dengan Jungkook. Atau berlagak seperti sedang membersihkan apartemennya saat tahu Jungkook akan datang menemuinya. Itulah alasan Sewon selalu mengatakan pada Jungkook untuk selalu memberitahunya jika akan menemuinya, dengan kedok dia takut jika dirinya sedang tidak berada di apartemen.

Kembali pada pagi itu, mendengar sesuatu atau sama hal nya menguping, sebenarnya bukanlah hobi Sewon sama sekali, namun hal menarik yang dia dengar kali itu nampaknya cukup membuat Sewon menanggalkan prinsipnya untuk tidak menguping. Perihal sebuah desus yang berembus hingga ke media yang katanya bahwa tuan Kim, seorang CEO dari Kim Corporation yang telah meninggal beberapa tahun karena sebuah kecelakaan pesawat itu, bahwa dirinya memiliki pewaris lain selain anak perempuan satu-satunya itu. Seorang anak yang mungkin saja sengaja disembunyikan untuk menjadi kejutan dan muncul sebagai dua pewaris yang akan menaklukan dunia bisnis.

Namun semuanya tidaklah selalu berjalan dengan baik, terlebih jika kuas takdir sudah bertindak menggenggam asa. Menampik dengan mantap perencanaan sempurna seorang manusia. Pun juga terjadi pada Tuan Kim yang bahkan sempat menggemparkan dunia bisnis yang akhirnya di tepis oleh nenek Kim dengan dalih semua itu adalah berita bohong. Pewarisnya tunggal. Hanya Kim Yerin anak resmi dari Kim Daehyun dan Jung Aira.

Ingatannya buyar seketika, sebelum sempat bertanya-tanya mengenai, pentingkah dirinya mencari tahu kabar burung itu? Tentang ada atau tidaknya pewaris Kim selain Kim Yerin? Seorang gadis yang bahkan sekarang sudah menjadi saingannya? Saingan untuk mendapat lebih banyak perhatian dari Jungkook.

Dan sekarang pergelangan Sewon telah digenggam erat. Tidak butuh waktu lama bagi Sewon menyadari bahwa bukan Jungkook yang mencengkeram pergelangan tangannya, namun Lee Taehyung yang telah menariknya hingga ia hampir saja limbung ke arah Jungkook.

Brengsek! Sewon sempat mengumpat sesaat sebelum dia mendengar sesuatu yang lebih gila lagi dari Lee Taehyung itu. Pria yang sama brengsek nya dengan Jimin pun Jungkook sekalipun. Tidak lupa juga sesaat dia mengingat kata-kata Jimin yang memberitahu dirinya bahwa Jungkook sedang mencium Kim Yerin di depan westafel.

Kurang brengsek apa sekarang kekasih Sewon?

"Jimin tidak mungkin menemaniku didalam mobil. Jadi kau yang harus menemaniku." ucap Taehyung lirih, dan Jungkook yang masih bisa mendengarnya dengan jelas pun hanya bisa menyeringai mengejek Sekarang bahkan kekasihnya sendiri yang akan menemani sang rival balap, sebuah taruhan yang akan dia tawarkan pada Taehyung. Bukankah harusnya Sewon berada di mobil Jungkook?

"Memangnya siapa dirimu?" sahut Sewon ketus, merasa dirinya melakukan semuanya hanya demi Jungkook dan sekarang Taehyung malah semakin gencar memberikan klaim nya terhadap dirinya. Menemani katanya?

Jungkook menyunggingkan smirk nya dengan begitu percaya diri, melipat kedua tangan didepan dada dengan air muka songong yang membuat siapapun yang berada dihadapannya pasti akan merasa muak.

"Sepertinya kita ditakdirkan untuk menaklukan sirkuit malam ini, Lee Taehyung. Dan kau nona Park, aku mengijinkanmu, tidak usah terlalu khawatirkan aku."

Taehyung mendekat, membisik pada daun telinga Jungkook dengan begitu yakin. "Sewon milikmu jika kau menang, tapi kau masih ingat kan, apa yang telah kau janjikan pada Jimin?"

Mendengar itu, Jungkook mendadak stagnan ditempat. Rasanya ingin kembali terlibat baku hantam dengan Taehyung itu, tapi Jungkook sungguhan tidak mau membuat Yerin ketakutan lagi. Taehyung itu sama saja dengan Jimin. Membuat lagi kesepakatan baru yang dirasa Jungkook semakin memusingkan, semua yang ada di sirkuit adalah orang gila. Terutama pria bernama Lee Taehyung, Choi Jimin, dan tidak ketinggalan juga kekasihnya sendiri, Park Sewon.

"Kau tahu seberapa brengsek dirimu, Lee Taehyung?"

[]

Next chapter