"Kau tinggal minta berapa anak dan akan aku titipkan padanya!"

"Brengsek! Pak tua, sialan! Lepaskan aku...!"

Pria dewasa itu terus saja menjerit, tubuhnya meronta, mengusahakan dirinya untuk terlepas dari ikatan yang menjerat anggota gerak. Sekujur tubuhnya sangat panas, sesuatu yang mendesak untuk di tangani bahkan sama sekali tak mendapat bantuan sejak beberapa saat lalu.

Terkunci sendiri di sebuah ruangan besar, Mike benar-benar tak mengingat detail kejadiannya hingga harus membuatnya tak berdaya di ranjang berukuran besar itu.

Ingatan terakhir bahkan masih tertuju di tempat lain. Menikmati pagi hari dengan menegak minuman beralkohol tak terkira.

Harusnya masih ada Tony, Handis, dan Ibnu yang bersamanya saat ini. Bahkan wanita yang sudah di pilihnya asal sebagai tempat penitipan calon anaknya nanti, Mike bahkan sudah menerjangnya dalam cumbuan habis-habisan di meja yang ada di klub malam tadi.