"Hei, Dev! Apa yang kau lamun kan?"
Devan yang di kejutkan dengan suara keras di iringi dengan tepukan di bahunya pun lantas berjengkit dari tempatnya.
Semua pikiran yang mengganggunya lekas berhamburan. Remaja mungil itu pun sontak langsung memijat pangkal hidungnya, kedua netranya terpejam dengan sangat erat, hembusan napasnya melepas panjang, seperti sarat akan beban pikiran.
Fandy yang menjadi pelaku, ia kemudian mengambil tepat di sampingnya, di susul oleh kawan Devan yang lain.
Sepiring nasi goreng di hadapkan remaja mungil yang nampak tak sedang baik-baik saja itu.
"Tak ada bakso, atau kau akan menambah lemak di pipi mu yang sudah sangat menggembung ini," ucap Fandy sembari mencubit Devan.
Reno dan Rifky yang ada di hadapannya pun lantas terkikik geli, lain halnya dengan seorang pria yang ada persis di samping Fandy.
"Sungguh, kau tak pernah se perhatian itu dengan ku, Fan!" ucapan Kevin yang sontak langsung memeriahkan suasana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com