"Cukup membuat ku marah karena kau pergi terlama lama. Aku yang merindu tanpa pikir panjang lagi segera menjemput kekasih ku ini. Rasanya ponsel mu masih berfungsi dengan baik, terkecuali jika kau tak berniat mengangkat panggilan dari ku."
Pria jangkun itu menariknya tubuh kekasihnya untuk di dekap erat. Tak mempedulikan banyak pasang mata yang menjadi penonton adegan romantis. Sang dominan yang turut mengecup permukaan bibir remaja mungil itu, sampai bertubi-tubi, seolah mereka baru saja bertemu setelah sekian tahun.
Hari yang sudah menunjukkan pukul delapan malam, dering ponsel yang di letakkan begitu saja di meja dapur milik Kevin terdengar. Meta yang menyadarinya terlebih dahulu saat kebetulan wanita itu ingin mengambil minuman di lemari pendingin.
Alat komunikasi yang terus berbunyi dengan menampilkan kontak pemanggil pun lekas di berikan pada yang punya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com