"Ku rasa, aku dan Devan tak akan bisa lebih dari ini."

Sungguh, Devan mengetahui dengan pasti jika kehidupan tak selalu saja berjalan mulus sesuai yang di kehendaki. Mendapatkan hal buruk atas perilaku timbal balik dari orang lain atau pun sisi baik itu sendiri, layaknya hanya bisa di terima dengan lapang dada.

Devan sudah beberapa kali merasakan yang namanya sakit hati bahkan jika pun ia telah berusaha sebaik mungkin membuat pendekatan diri. Mengupayakan orang lain untuk bisa menerima sosoknya dengan segala paket baik atau pun buruk dalam dirinya. Penerimaan atau pun juga penolakan tak lantas juga membuatnya mendesak, respon orang lain terhadapnya sangat berbeda. Sudut pandang serta hati yang terdalam lah yang menjadi pembeda.

Devan yang adalah seorang gay. Agaknya seluruh penghuni sekolah sudah mengetahui itu dari tarikan Nathan yang menjebaknya dalam masalah. Semua orang jadi memandangnya sebelah mata bahkan ia masih saja bungkam sejak awal itu.