Aku merenggangkan tubuhku dan mengerjapkan mata beberapa kali, ketika aku mencium aroma Kopi hangat dan aroma masakan yang memanjakan lidah. aku melihat ke sekeliling sebentar, saat aku tau bahwa aku masih ada di kamar hotel milik Edwards Salvador, aku bangun dengan langkah yang masih sempoyongan.
berjalan perlahan-lahan dan menatap sinar mentari yang sudah menerpa ruangan ini dengan sangat terang, Aku Tersenyum ketika pagi ini Ternyata aku masih berada di kamar seorang Pangeran super kaya raya. Jadi semalam mereka tidur bersama? atau hanya diriku saja yang tidur di atas kasur?
Aku tidak terlalu ingat, sebab aku sudah terlalu mengantuk dan tanpa sadar berjalan ke arah kasur lalu tidur. Hanya sampai situ saja aku mengingat kejadian semalam, padahal kukira aku akan menikmati tubuh panas seorang Edwards.
Aku membalikkan tubuhku saat mendengar langkah kaki, Aku melihat Edwards dengan rambut basahnya dan setengah badan tanpa pakaian, hanya celana boxer pendek yang membuatku menelan ludah susah payah. masih sepagi ini dan aku dapat melihat gundukan besar di balik celana dalam itu, Sial sekali.. sudah bermalam disini tapi aku belum bisa merasakan sama sekali Gundukan besar itu.
"Selamat pagi.." Katanya singkat, aku tersenyum pelan mendengar suara seraknya di pagi hari. Edwards menaruh nampan yang berisi dua cangkir kopi dan juga satu piring sup ayam, sepertinya Sup ayam, aku hanya tau dari aromanya saja.
"Pagi.. Maaf semalam aku tertidur di sini." Ujarku pelan, karena sebenarnya pantang bagiku bermalam di kamar lelaki yang sudah membayar diriku, setiap selesai bercinta aku akan langsung pergi dan menikmati uang itu di kamarku sendiri. atau lelaki yang menyewaku yang pergi dari kamar hotel, dan aku menikmati kamar hotel itu sampai pagi. ya tergantung keadaan saja sebenarnya..
"Tak masalah, aku juga semalam kesepian. mendengar suara mendengkur dari tidurmu, cukup membuatku merasa nyaman.." Jawaban jujur Edwards membuatku tersipu malu, apakah pria kaya seperti dirinya memang selalu berkata jujur? Astaga! Apakah dia tadi menyebut kata Nyaman? Ah.. Aku rasa Dewi keberuntungan sedang benar-benar berpihak padaku!
"Terimakasih." Kataku sepelan mungkin, lalu duduk di sofa yang berhadapan dengannya. aku diam saja, tidak berani menyentuh satu cangkir kopi yang entah dia buatkan untuk siapa, dia belum menawarkan jadi aku belum mau meminta...
"Minumlah, tak usah sungkan." Katanya, yang sepertinya tau bahwa aku tak mau menyentuh kopi itu.
aku mengangguk dan mulai mengambil secangkir kopi hangat, Aku mencium sebentar aroma kopi tersebut dan menikmati harumnya.
"Kau suka Aroma kopi?." Tanyanya yang sudah menatap diriku, aku melihat ke arahnya juga dan mengangguk.
"Kurasa aroma kopi cukup menenangkan, setidaknya di pagi hari untuk memulai kehidupan." Ujarku jujur.
"Aku juga suka, sebelum berangkat kerja aku selalu membuat kopi dan Sup ayam." Perkataanya membuatku tau bahwa kopi ini benar-benar buatannya, jadi Edwards bisa membuat kopi dan Sup ayam? aku merasa sedikit beruntung karena bisa minum kopi bersama Seorang Edward, apalagi ini dia yang buat sendiri.
"Kau membuat sendiri, ini rasanya enak.." Kataku setelah mencicipinya.
"Ya, aku selalu suka melakukan aktivitas ini. itu kenapa aku selalu ingin ada dapur kecil di setiap kamar yang aku tempati." Katanya lagi, aku yang mendengar itu langsung menengok ke arah ruangan ini dan mencari dapur kecil yang di maksud oleh Edwards.
Mataku melihatnya di pojok kanan ruangan ini, di belakang Meja Bar dan disana juga ada mesin kopi, Mungkin karena semalam aku hanya memikirkan tubuh Edwards saja, jadi aku tak melihat sekitar.
"Menyenangkan, sambil menatap mentari." Kataku, aku tak tau harus berkata apa lagi untuk membuka obrolan. rasanya terlalu canggung, tidak mungkin juga aku menceritakan tentang aktivitas diriku di pagi hari kan? memangnya siapa aku? dan apa untungnya Edwards tau tentang aku?..
"Aku suka menatap langit, baik itu pagi atau malam.. tapi aku tak suka saat siang, terlalu panas." Edwards mengambil Sup ayam yang ada di mangkuk itu, lalu menyeruput kuahnya dengan perlahan. aku terus memperhatikannya dengan intenst, tapi saat dia menaruh sendok ke samping Sup. aku langsung buru-buru menatap arah lain..
"Aku juga tak suka cuaca panas." Jawabku seadaanya.
"Kamu mau Sup ayam buatanku?." Tanyanya pelan, sambil menatapku dan membuatku jadi salah tingkah sendiri. aku tak pernah berpikir bahwa Seorang Edward bisa memperhatikan diriku seperti ini, maksudku bukan perhatian aneh, tapi dia mau mengajakku mengobrol, minum kopi, dan menawarkan Sup ayam miliknya. Itu seperti mendapatkan Hadiah tak terhingga.
"Ah, tidak usah.. Kopi saja Cukup." Kataku berusaha menolak dengan halus.
Edwards terlihat mengangguk dan kemudian memakan sup ayamnya lagi, dia terlihat sangat serius saat sedang makan. mungkin dia tipikal orang yang menghargai makanan, bisa saja kan?
Aku menyeruput kopi ku lagi, sebenarnya aku tidak terbiasa minum kopi hitam di pagi hari begini. aku biasa makan buah dan Yogurt, serta di tambah air putih satu liter. setelah itu aku akan olahraga sekitar satu jam, kemudian aku mandi dan Tidur lagi..
Aku bekerja pada malam hari, jadi aku punya waktu siang untuk Tidur..
Dan sekarang Pagiku duduk bersama seorang Edwards Salvador Douglas, dibuatkan kopi hangat olehnya dan melihatnya yang sedang makan Sup ayam dengan sangat nikmat.
Sebuah perbedaan yang sangat signifikan, aku sebenarnya tak masalah juga. Seperti ini juga sudah membuatku senang..
"Namamu hanya Choon-hee?." Tanyanya, setelah dia menyelesaikan makannya.
"Ya, hanya Choon-hee." Aku menaruh gelas kopi di atas meja lagi, melihatnya yang sudah menyandarkan punggung telanjangnya di Sofa dan menatap diriku dengan pandangan mematikan.
Sialan! Apa aku bisa berpikir normal sekarang? Melihat seorang Edwards dengan rambut basahnya, Dada telanjangnya yang terbentuk sempurna, Celana boxernya yang sangat pendek dan menampilkan Satu gundukkan besar di dalamnya. dan mata Itu.. astaga mata itu membuatku merasa ditelanjangi dengan sangat kasar.
Oh Dewa, kenapa kau bisa memberikan makhluk sempurna di depanku ini? Sedang menatap diriku dengan pose sialan yang membuatku langsung basah dan berkedut hebat.
"Kau cantik juga, Walaupun belum mandi." Katanya, aku hampir Tertawa pelan mendengar perkataannya. dari semua kata yang ada di dunia ini, kenapa dia malah menyebut aku cantik walaupun belum mandi? Apakah ini sebuah obrolan menarik untuknya.
apakah dia tidak tau bahwa aku sudah sangat basah sekarang? Sialan Edwards! Aku ingin menyembah dirimu dan berkata bahwa 'tolong buka bajuku dan tiduri aku dengan kasar!'.
"Ya begitulah.." Jawabku dengan susah payah.
"Apakah kau bisa kembali lagi kemari? Minggu depan, Jam 9 malam.. pegang saja kartu hitam itu." Ajakan Edwards kali ini langsung membuatku tersenyum senang, Gotcha!!!