webnovel

Zennavy

Author: nattesa_3124
Realistic
Ongoing · 107.1K Views
  • 36 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Navy namanya. seorang fanboy yang amat menggilai idolanya. hobinya? tentu saja berteriak, rebahan, dan yang paling penting menghalu. orangnya tidak bisa diam, ada saja tingkah Navy yang selalu membuat anggota keluarganya pusing tujuh keliling. tapi setengil-tengil nya Navy, tetap saja anggota keluarganya begitu sangat menyayangi si Bungsu keluarga Rayannaka itu. hidup Navy bisa di katakan sangat manis. keluarganya harmonis dan saling menyayangi. namun bukankah di dunia ini tidak ada yang sempurna. begitupun kehidupan Navy. penasaran dengan hidup Navy yang sebenarnya seperti apa? yuk.. ikuti kisahnya di 'ZENNAVY' ini.

Tags
1 tags
Chapter 1Awalan

Hari ini adalah Hari yang paling Navy sukai. Karena apa? Karena sekarang adalah Weekend. saatnya dia Rebahan.

Dengan memeluk guling bersprai captain america, Navy menikmati waktu tidurnya dengan senyuman. Apalagi dengan adanya 'si cinta' di dalam pelukannya tambah nyenyaklah dia. 'Si cinta' itu adalah guling keramat yang tidak boleh jauh-jauh dari Navy. Bahkan diganti dengan yang baru pun Tidak boleh. Meskipun guling itu sudah lepek. Tapi Navy tetap menyukainya. Karena bagi Navy, guling ini adalah saksi Bisu pertumbuhan dia dari yang masih piyik sampai bertransformasi menjadi sebesar ini.

"Nav..." seruan dari seorang remaja yang lebih tua dua tahun dari Navy di ambang pintu tertahan saat melihat adiknya tengah tertidur begitu nyenyak dan pulas. Senyum jahil pun terukir di wajah pemuda tampan itu. Dan dengan langkah mengendap ia pun mendekati ranjang sang adik.

1 2 3...

Pemuda itu menghitung dalam hati. Hingga...

"ASTAGA LISA BLACKCURRENT PUNYA PACAR. MANA PACARNYA GANTENG. ANJIRR... SUNGGUH JINJA PEDAS! "

Teriakan menggelegar dari Demi, membuat Navy langsung terlonjak. Ia terkejut bukan main.

"NGGAK MUNGKIN." sangkal Navy dengan nada tinggi.

"Lisa itu pacar gue. Mana ada selingkuh-selingkuhan."

Demi mendengus. Dengan Ringan, tangannya pun memukul kening Navy.

"Gosah ngarep lo. Mana mau si Lisa Blackcurrent itu jadi pacar bocah tengik kayak lo."

Navy melotot tajam. Mata sipitnya ia buka lebar-lebar. Menatap sang kakak dengan garang. Namun, bukannya takut Demi malah terkekeh melihatnya.

"Ehh.. bang. Sejak kapan Blackpink ganti Nama jadi Blackcurrent? Ngaco lo."

"Mana gue tau Lisa-Lisa itu dari Blackpink. Gue taunya si Lisa tetangga sebelah, hobby banget makan Blackcurrent." Demi mengangkat bahunya acuh. Kemudian ia pun menyibak selimut bergambar captain america sang adik. Ya... di kamar itu memang bernuansa captain america. Di mulai dari gambar walpaper kamarnya hingga sampai miniatur yang di pajang di dalam lemari kaca semuanya hanya tentang captain america. Kecuali satu, poster-poster yang ia pajang di tembok di penuhi oleh foto artis KPOP.

Selain pengikut setianya captain america, Navy juga seorang Fanboy. Apalagi kalau berurusan dengan BTS dan EXO. Navy akan dengan senang hati menceritakan semuanya. Perlu kalian ketahui, jika Navy itu seorang Army dan Exo-l jadi jangan heran. Kalau di ruangan bermainnya waktu kecil kini sudah di sulap menjadi tempat perkumpulan barang yang berhubungan dengan kedua Boygroup besar dan terkenal dari negeri gingseng itu.

Kalo soal Blackpink. Navy juga suka, kan dia multifandom. Hanya saja BTS dan EXO tetap menjadi idolanya.

"Cepetan mandi. Yang lain udah nunggu di bawah." Kata Demi seraya mengacak rambut berantakan Navy.

Navy mendengus, ia menjauhkan tangan Demi dari kepalanya. "Mager Bang. Nanti aja deh, gue mau lanjut molor lagi. Tanggung, tadi gue baru mau ijab kabul sama Tzuyu. Ntar kalo ijab kabulnya udah selesai gue ke bawah."

Awalnya Demi mengernyitkan keningnya, mendengar nama asing yang keluar dari bibir pualam sang adik. Tzuyu? Apaan tuh? Sejenis benda mati yang di pake lap buat ingus ya? Pikir Demi keras.

Tidak tau saja, Tzuyu yang dimaksud Demi tissu itu adalah salah satu dari sekian ratus juta cucu Adam dan Hawa yang cantiknya luar biazah. Tapi raut bingung Demi perlahan hilang di gantikan dengan pekikan lantang, saat melihat sang Adik kembali tertidur lagi.

Buru-buru Demi menarik tangan yang lebih kecil dari nya itu agar bangun kembali.

"Navy kebo bangun lo." Ucap Demi. Namun yang jadi lawan bicaranya tidak bergeming, Navy masih setia menutup mata dengan air liur yang terus keluar dari sudut bibirnya. Sesekali mulut kecil itu terdengar bergumam tidak jelas. Membuat Demi mendesah frustasi.

Dalam hati ia mengumpati saudara kembarnya--Dami. Yang dengan sembrono menyuruh dia untuk membangunkan Navy.

Di saat sedang pusing-pusingnya memikirkan bagaimana cara membangunkan Navy yang kembali terlelap. Datanglah sesosok manusia kutub versi tiga tengah berdiri di ambang pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Iya versi tiga, karena versi satu di pegang oleh Gevan kemudian di lanjut Dami.

"Bang Demi di panggil Bang Dami." Ujar Vano.

Demi lantas melepas tautan tangannya yang menggenggam tangan Navy. Membuat Navy langsung terhempas ke bawah. Untung saja jatuhnya ke kasur.

Demi mendesah, tanpa mengindahkan Navy yang kini memeluk 'si cinta' begitu erat. Demi pun berjalan menghampiri adik pertamanya. "Gue ke bawah dulu, lo bangunin si Navy gih. Gue udah pusing tujuh keliling ngadepin dia." Cetusnya berlalu dari kamar sang Adik bungsu.

Kini tinggalah Vano bersama dengan adik beda satu tahunnya itu yang masih sibuk mengarungi mimpi. Dengan langkah tenang dan mulut yang mengunyah permen karet, Vano berjalan mendekati Navy lalu mendaratkan sebuah pukulan mulus di bokong Adiknya.

"Bangun." Katanya dingin. Namun tak di respon oleh Navy. Membuat lelaki jangkung itu menggeram kesal.

"Navy, sia geura hudang geus beurang." Ucap Vino lagi dengan Aksen sundanya yang begitu kental. *(Navy, lo cepet bangun. Udah siang).

"Kela-kela." Gumam Navy tidak jelas bahkan ia mengibas-ngibaskan tangannya ke udara. *(bentar-bentar).

Melihat respon Navy yang seperti itu, sontak Vano merotasikan bola matanya. Dan tanpa berperasaan ia menendang bokong sang Adik dengan keras menimbulkan pekikan kencang dari Navy yang langsung terlonjak bangun sambil mengelus-ngelus bokongnya bekas tindak kriminal Vano yang tidak berperikesaudaraaan.

"Abang apa-apaan sih." Mata kecil Navy melotot. Laki-laki berketurunan Sunda-korea itu terlihat begitu kesal dengan kakak kelimanya.

Vano berdecak sebal. Ia kemudian melepehkan permen karet rasa semangka yang berada di dalam mulut. Lalu menempelkannya di kening Navy.

"Mangkanya bangun. Dasar piyik." Usai mengucapkan itu, Vano pun lari terbirit-birit keluar dari sarang anak macan yang sebentar lagi mengeluarkan suara cetarnya.

"ZEVANO SETAN. PERMEN LO BAU JIGONG ANJIR. AWAS AJA KALO GUE KETEMU LO, GUE BAKAL JUAL LO DI TOKO ONLINE."

Begitulah suasana pagi terkutuk di waktu weekend seorang Zennavy Alcander Kim Rayannaka. Si Fanboy garis akut, yang harus merelakan mimpi ijab kabul bersama Tzuyu kandas di tengah aliran sungai ciliwung. Hanya gara-gara manusia Laknat yang sayangnya adalah kakak kesayangan Navy.

"Hah.. sabar Navy sabar. Nanti juga bang Vano kena getahnya. Gue sumpahin supaya salah satu sepatu mahal bang Vano kena kencingnya Bonnie. Aamiin." Gumam Navy sembari berdoa penuh dengan ke khidmatan.

Baru saja Navy akan turun dari ranjangnya tiba-tiba terdengar teriakan dari luar yang menyerukan Namanya beserta kucing anggora kesayangannya. Membuat tubuh Navy menegang seketika.

"NAVYYY... TANGGUNG JAWAB LO. KUCING BIADAB LO BERAK DI SEPATU GUCCI GUE. BABI."

****

You May Also Like

DEWASA: Cita, Cinta dan Perselingkuhan.

Sinopsis Cerita 18+ yaa.. Bocah nyingkir dulu. Masa SMAku sudah diujung tanduk. Tinggal menghitung hari saja menjelang tamat. Melihat teman-teman sepermainan kini sudah mulai terasa jauh. Teman-teman yang dulunya setara denganku, tiba-tiba sudah berada di level yang berbeda. Omongan mereka praktis tidak lepas dari kuliah, kuliah dan kuliah. Setiap kali aku menyamperi teman-teman, dimana saja di setiap sudut sekolah, pasti ada saja yang menanyakan soal dimana aku akan kuliah. Cuma bisa aku jawab, "belum tau lagi. Lihat nanti saja." Ekonomi keluargaku terlalu sulit. Tidak mungkin rasanya bisa kuliah. Adikku saja bertiga, dan masih sekolah semuanya. Mamakku bekerja serabutan saja ke ladang orang yang digaji perhari. Meski begitu, jika hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami tidak pernah kekurangan. Di belakang rumahku ada sawah, ada sungai kecil juga. Sawah itu selalu kami tanam sepanjang tahun. Jadi, kami tidak pernah membeli beras. Kadang kalau tidak ada uang sama sekali, berasnya bisa kami jual sedikit. Sungai kecil di belakang rumah itu juga banyak ikannya, yang aku tangkap pakai perangkap setiap hari. Sementara untuk sayur-sayuran, di belakang rumah kami itu juga banyak ditanam sama Mamakku. Cuma ya yang satu itu yang sulit bagi kami. Memperoleh uang tunai. Aku sebagai anak tertua tentu menyadari juga posisiku. Setelah tamat SMA, harusnya aku bisa membantu Mamakku mencari nafkah untuk keluarga. Hanya saja, posisiku menjadi sulit saat ini, karena aku memiliki pacar yang terus mendesakku untuk kuliah. Dia bahkan manawarkan uang tabungannya untuk aku pinjam, agar aku tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi. Apakah Cinta tulus ini bisa bertahan sampai akhir...???

Alan_caz13 · Realistic
Not enough ratings
5 Chs