webnovel

MEREKA MENJUAL AKU

Setelah berpamitan, sayapun melanjutkan perjalanan ke desa Namodale, sehari lagi saya akan tiba di Namodale bertemu dengan Paman Donovan, sepanjang perjalanan semua baik- baik saja, sambil tersenyum saya mengenang kisah indah dan perjuangan luar biasa yang saya alami bersama keluarga Pak Christofer, perjalanan yang seharusnya 3 hari menjadi lebih dari sembilan bulan, tentu ayah dan ibu telah gelisah menanti kabar.

Sebab selama hidup, belum pernah mengadakan perjalanan jauh dan panjang, saya adalah anak terakhir dalam kelaurga kami, ayah dan ibu sangat mencintai saya, mereka mau berbuat apa saja, kalau hal itu mebuat saya bahagia.

Tidak pernah ada dalam benak mereka bahwa saya akan mengalamii hal ini, sepertinya saya hilang dari keluarga. sambil menghela nafas panjang, saya terus memacu si poni melewati padang rumput yang luas.

Kembali christin muncul dalam benak saya, angan pun melayang ke sembilan bulan yang lalu, saat saya dan Christin bertemu untuk pertama kalinya, christin wanita yang cantik, rambutnya pirang, panjang bergulung - gulung, hidung mancung, mata coklat, sepertinya saya jatuh cinta padanya, namun tak sempat mengatakannya sebab kami ada dalam suatu misa perjuangan yang berat, mungkin suatu saat saya kan kembali untuk mengutarakan isi hatiku kepadanya, semoga saya masih dapat kesempatan, sebab tidak sedikit pemuda yang berjuang untuk mendapatkan hatinya. ahhhh semoga saya beruntung.

Tiba - tiba si Poni berhenti, berteriak sambil mengangkat kedua kakinya ke atas, saya tersadar dari lamunan , hampir jatuh, untung saya dapat berpegangan sambil menarik kekang si poni. Ada apa poni, saya bertanya, tiba - tiba terdengar dari arah utara , suara derap kuda yang sangat besar, saya tidak dapat kesempatan untuk menghindar, akhirnya saya terdiam di tempat, tidak dapat berbuat apa - apa. suatu pasukan yang besar, semakin dekat, semakin dekat dan sampai juga di depan saya.

Tiba - tiba seorang laki - laki dengan tubuh yang kekar, kuda yang tinggi, bagus, berada di depan saya, sepertinya dia adalah pemimpin dari rombongan ini, matanya tajam menatap saya, dalam hati saya bergumam " wahhh saya dalam Bahaya " anak buahnya sangat banyak, kira - kira mereka berjumlah 50an orang dengan persenjataan lengkap.

Dia mendekatkan kudanya tepat di depan si poni, tiba - tiba keluar sebilah pedang panjang dan besar, di arahkan tapat di depan leher saya, jantung saya sepertinya berhenti beberapa detik, karena kaget. Dia bertanya, kamu dari mana, belum sempat saya jawab, dia pun bertanya lagi, kamu mau kemana ??

Saya menjawab saya, dari desa sebelah tuan, dan saya mau ke Namodale, belum selesai menjelaskan, tiba - tiba anak buahnya dari belakang telah maju di depan saya, dengan cepat menendang dengan keras hingga saya terjatuh dari kuda, saya tidak dapat berbuat banyak kerana jumlahmereka sangat banayak, salah seorang anak buah gerombolan ini pun turun dan memukul wajah dan perut saya beberapa kali, sehingga saya terkapar di tanah dengan muka bersibah darah, dia mengelaurkan tali yang ada dari dalam pundi - pundi kudanya, kemudian mengikat kedua tangan saya, dengan segera salah satu lagi anakbuahnya memegang saya dan mereka berdua mengangkat saya kembali ke atas si poni. saya hanya berdoa dalam hati agar Tuhan menyelamtkan saya, sebab saya tidak tau apa yanga akan terjadi.

Tali si poni pun di ambil oleh salah satu, anak buah gerombolan itu dan menarik Poni untuk mengikuti mereka dari belakang, wahhh, saya di tawan. sambil menahan sakit saya pun merebahkan diri dia atas punggung poni. kami berjalan terus kembali ke arah selatan , kemudian berbelok ke arah timur, malam hampir tiba, kami masih dalam perjalanan.

Akhirnya kami tiba di sebuah perkemahan tempat tinggal para gerombolan ini letaknya di tepi hutan, jauh dari perkampungan, tempat yang sangat jauhterpencil, suasananya menyeramkan, saya lapar dan haus, tapi tidak dapat berbuat apa - apa, saya di turunkan kemudian di lepaskan dari ikatan, kata pempin gerombolan itu, bawa orang itu kemari, saya di dorong hingga terjatuh di depan ketua gerombolan.

kata orang itu, jangan coba - coba melarikan diri, jika kamu melakukannya, kamu pasti mati di tangan saya, ingat itu. saya pun menjawab, baik tuan. si ketua ini pun memberi perintah kepada anak buahnya untuk membawa saya pada salah satu kemah yang ada, dan mereka memasaukan saya di sana, ternyata di dalam kemah itu ada sebuah kurungan yang terbuat dari kayu, di gunakan untuk mengurung orang - orang yang mereka tangkap.

Orang itu melempar saya ke dalam kurungan , ternyata dalam kurungan itu ada beberapa orang yang telah di tangkap dan di kurung di tempat itu. mereka teleh lebih dulu . saya merasa sangat takut, sebab kelihatannya orang - orang yang ada dalam tahanan itu juga menyeramkan, berdiri di pojok tanpa berbicara, suatu keadaan yang sulit dijelaskan dengan kata - kata. hanya diam dan menunduk, saya juga dalam keadaan lapar, tidak ada makanan atau pun air yang di berikan, semua perbelakan sudah di ambil oleh mereka. perbekalan itu adalah pemberian dari keluarga Christin dan warga desa pak christofer, ada sejumlah uang serta perhiasan yang di berikan oleh warga desa sebagai bentuk terimakasih karena telah berjuang bersama mereka.

Saya pun tertidur dalam keadaan lapar, haus serta ketakutan, kami beberapa orang dalam kurungan namun kami tidak dapat berbicara satu sama lain, karena saling curiga, kuatir akan keadaan kami nanti besok, pagi pun tiba, suara kicau burung, hembusan angin yang menyegarkan menmbus tenda kami, tersadar dari tidur, saya segera bagun.

Suasana dalam kurungan itu tetap menegangkan, tanpa suara, tanpa bicara. beberapa jam kemudian, terdengar derap kuda dalam jumlah sangat banyak, dalam hati bertanya - tanya ada apa di luar sana. Bersamaan masuk salah seorang ke dalam kemah dan membuka kurungan kami, dia pun menyuruh kami keluar, dengan nada yang keras dia memerintahkan kami keluar dengan berbaris dan teratur, sampai di luar kami bariskan di depan tenda pemimpin gerombolan, pakaian kami di lucuti, satu demi satu.

Beberapa saatkemudian kelaurlah ketua gerombolan ini bersama beberapa tamu yang khusus ke tempat itu dari dalam kemah, dia pun mengarahkan para tamunya kepada kami, untuk di lihat, dalam hati saya bertanya, apa yang akan terjadi pada kami, ya Tuhan tolong kami.

Kelihatannya mereka adalah orang - orang kaya, serta para saudagar, satu persatu mereka memeriksa kami melihat tubuh kami, serta menganguk - angguk kepala, selesai mereka memeriksa kami, kembali mereka bertemu dengan ketua gerombolan, sambil menawar harga, saya semakin bingung, mereka sedang menawar siapa, apa yang hendak di beli ??

Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam diri saya. setelah tawar - menawar dia antara mereka, akhirnya, masing - masing mereka mengeluarkan uang dan menyerahan uang t kepada ketua gerombolan. Maka tersadarlah saya bahwa kami sedang di jual. ini penjualan manusia, saya tertunduk lesu dan gontai.

Terbayang wajah ayah, ibu, saudara - saudaraku, kampungku dan Christin yang belum sempat saya jumpai lagi untuk menyatakan cintaku, wahh betapa malang nasib ku , akan kemanahkah hidup ini ??? kumudian seorang laki - laki tinggi besar menghampiriku, dia berkata, mulai hari ini kamu jadi milikku, harga kamu sudah lunas di bayar. laki - laki ini memiliki beberapa anak buah yang di bawa serta sebagai pengawalnya.

Si poni sudah di rampas oleh para gerombolan itu, saya naik kuda tuan saya, di kawal oleh beberapa anak buahnya, bersenjata lengkap, saya tidak berdaya keadaan sangat sulit , jalan satu - satunya adalah bersikap baik agar di perlakukan baik oleh anak buah tuan saya.

Dalam perjalanan kami singgah di kedai makan, tuan saya pun memberi saya makan dan memberikan beberapa potong pakian, ia menyuruh saya untuk membersihkan diri agar terlihat bersih. setelah membersihkan diri dan makan, kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah tuan kami. saya beruntung sebab sepertinya dia bukanlah tuan yang jahat, dia memperlakukan anak buahnya dengan baik dan manusiawi.

Dalam perjalanan saya diam, tidak dapat berbicara, tuan saya hanya berbicara dengan anak buahnya . hari pun hampir sore, kami mulai memasuki suatu kampung yang sangat besar, seumur hidup, saya belum pernah sampai ke tempat ini, saya kaget dan terheran, sebab kampung ini sangat banyak orangnya, ramai, banyak rumah, banyak pedagang, serta bagunannya bagus - bagus.

Pemandangan yang berbeda sekali dengan desa - desa yang pernah saya lewati. kami pun mulia masuk gerbang kota , ada sebuah gapura yang sangat besar dan tinggi, bertuliskan selamat datang di kota Annavaro, saya belum pernah mendengar nama Kota ini sebelumnya, maklum saya anak kampung yang tidak pernah kemana - mana sampai umur 17 tahun, barulah ayah memberi tugas untuk mengantarkan surat ke temannya di desa Namodale.

Waoooo, luarbiasa, kota yang hebat, saya suka dengan suasananya, ini suatu pengalaman yang baru, menarik. setelah berjalam memasuki kota sekitar sepelempar batu jauhnya, tiba - tiba tuan saya berhenti, semua anak buahnya bergegas untuk turun, melihat hal itu saya juga segera turun dan mendekat kearah tuan s, ternyata kami telah sampai di rumah tuan. Rumahnya sangat besar, lebar dan panjang, terheran saya melihat pemandangan ini, rasanya saya tidak percaya kalau ada rumah sebesar ini.

kata tuan, bawa dia kedalam, saya pun di bawa ke dalam, terus sampai ke belakang, di serahkan kepada seorang bapak yang sudah tua, dia di beri perintah untuk mengatur pekerjaan yang harus saya lakukan , serta semua tugas saya.

Setelah pengawal tuan pergi, kemudian orang tua ini mulai berbicara kepada saya, katanya. Perkenalkan nama saya Korinus, saya kepala dari semua hamba tuan ARON, semua tugas yang saya berikan haruslah di kerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Mari kita mulai, tugas kamu adalah

yang pertama kamu harus mengurus ternak tuan Aron, menyiapkan makan, membersikan kandang, membantu di ladang, menanam serta menuai gamdum.

yang kedua, bertangung jawab kerbersihan rumah semua pengawal tuan ARON, seperti itu, Apakah ada pertanyaan,

saya pun menjawabnya, tidak tuan ,

saya sudah mengerti,

yang saya minta hanyalah, tolong bantu saya untuk melihat semua kandang, ladang serta bagian rumah tuan Aron di mana terdapat tugas saya. Akhirnya saya pun mulai bertugas sebagai hamba tuan ARON

Sauatu kehidupan baru, yang tidak pernah terlintas dalam benak saya sebelumnya, ini seperti sebuah mimpi panjang yang baru di mulai .

Next chapter