"Lu cepet banget sih jalannya?" protes Danu sambil menyamakan langkahnya dengan Pradita.
"Lu tuh yang kelamaan di sana," balas Pradita sambil memberengut. "Ngomong-ngomong, lu emangnya ketemu sama dokter jam berapa?"
"Masih lama. Tenang aja. Masih ada waktu kok. Kalau gua nunggu deket-deket di ruang tunggu suka diusir. Soalnya itu kan buat pasien."
Pradita mengangguk. Lalu mereka pun tiba di gerai ATM yang berada di lantai satu dekat dengan kantin rumah sakit di gedung seberang. Pradita memasukkan kartunya ke dalam sana. Ia menoleh pada Danu dengan pandangan sinis. Otomatis Danu membuang wajahnya.
Ia menunggu sampai Pradita selesai memasukkan kode PIN dan sepertinya Pradita sedang mengecek saldo. Terdengar bunyi decakannya sambil menghela napas. Danu mengintip sedikit dan cepat. Bingo! Ia bisa melihat saldo Pradita.
Ternyata uang tabungannya tidak terlalu banyak. Jika ia membayar kamar VIP plus biaya operasi ayahnya, uangnya pasti kurang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com