Pradita membayangkan jika ibunya sampai tahu apa saja yang terjadi padanya di hari Minggu kemarin, ia bisa kejang-kejang dan berbusa. Bukan hanya tentang pertandingan badminton yang berujung pada tembakan kok tepat ke matanya, tapi juga karena sebelum dan sesudah pertandingan badminton itu.
Bara adalah lelaki ter-hot yang pernah ia kenal seumur hidupnya. Ya, tentu saja Bara adalah pacar pertama dan juga ciuman pertamanya. Setelah ciuman itu, Pradita jadi menyadari bahwa ia memang menyayangi Bara, seperti pacarnya.
Pradita menggeplak kepalanya sendiri. Ia dan Bara kan memang berpacaran. Ia tak menyangka jika akhirnya, ia bisa jatuh cinta juga pada seseorang seperti Bara.
Ia sudah tidak ragu lagi untuk memeluk pinggang Bara yang terasa hangat. Semalam, ia bermimpi tentang ciuman itu dengan Bara. Entah, apa itu mimpi atau pikirannya sendiri. Tidurnya antara nyenyak dan tidak nyenyak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com