webnovel

Chapter 12: Falling Down

SinB langsung bangun lalu melihat ke sekelilingnya dan mendapati Author yang mengotak-atik ponsel milik orang yang mengejar mereka kemaren. "Udah bangun?" SinB langsung mengangguk lalu ia merebahkan kembali tubuhnya, "sekarang cerita, lo dapet info apa?" Author langsung memasukkan hape nya ke dalam kantong celananya dan berdiri menghampiri SinB.

"Gue tau mereka kelompok berbasis militan, tapi bukan gue ngejelekin sesama suku"Author langsung menggaruk rambutnya "mereka nyuri artefak itu, buat dijual di black market" SinB hanya mengangguk-angguk saja. "Terus dalang nya siapa?" Author langsung memberikan plastik yang berisikan pakaian bersih. "Dari yang gue baca di sms ini, gue ngerasa kalo mereka diperintah sama zaeim yang artinya pemimpin" SinB hanya mengangguk.

"Kita gak bisa diem terus di sini" SinB langsung berdiri memekai sendal hotelnya dan meregangkan otot-ototnya yang kaku "oh ya, sebelum lo mandi Air angetnya lagi rusak, gue harap kita low key sementara. Gue mau jual ini hape sih" SinB langsung mendengus kesal. "Yodah sono mandi, gue tunggu di luar" Author langsung pergi keluar kamarnya.

.

.

.

.

.

.

Eunha, dan Pacar Author langsung melihat Robert yang sedang memasukkan uang ke dalam saku celananya, "gimana lo dapet gak?" Robert langsung menggeleng, "aku sudah bertanya kepada supir taxi tadi. Mereka tidak pernah melihat Author dan SinB" Eunha langsung menghembuskan nafas nya kasar lalu menunduk sedih "ini salah gue, seharusnya gue...." Pacar Author langsung menggeleng, "gak, gak ada yang salah di sini. Inget? Jangan panik, lo boleh khawatir tapi jangan panik" Eunha langsung mengangguk.

"Gue yakin SinB sama Author gapapa, Author mantan anggota Royal Navy. SinB di jagain... sama anggota terbaik nya" Eunha langsung mengangguk pelan, "Apa kau sudah meminta Jennie untuk melacak cucu ku?" Pacar Author langsung mengangguk, "katanya susah buyut mertua, terakhir Author nelpon kan di payphone. Kita gak tau Dubai punya CCTV lalu lintas, hotel nya juga punya atau gak" Robert langsung, menghembuskan nafas nya kasar.

"hanya ada satu cara" Pacar Author langsung mengangguk, "aku akan mencari Author dan SinB, kalian berdua segeralah kalian berangkat" Eunha langsung menggeleng. "Gue ikut" Pacar Author langsung menatap Eunha dan menggeleng, "biar gue sama Robert yang nyari oke? Lo pergi ke KBRI" Eunha langsung menggeleng. "Gue pokoknya ikut, suka gak suka, gue ikut" Eunha langsung membuka pintu kamar hotel nya. "Ayok, tunggu apa lagi?" Pacar Author dan Robert hanya bisa menghembuskan nafas nya kasa lalu mengikuti Eunha.

Author langsung menghitung uangnya "luamayan kalo di Rupiahin ini duit" Author langsung memberikan SinB setengah uangnya. "Buat urgent, kita pake yang ada di gue dulu oke?" SinB langsung mengangguk. "Di Dubai banyak banget anjir ATM emas" Author langsung menaikkan satu alisnya. "Kek sendirinya gak punya emas aja lo" SinB langsung menyengir bagai quda, "lo laper gak?" SinB langsung mengangguk.

"Ini kita makan dimana?"Author langsung melihat ke sekeliling mall tersebut lalu menghembuskan nafas nya "masih bisa nahan laper kan?" SinB langsung mengangguk. "Gak seberapa laper sih" Author langsung melihat lorong security yang sepi "gue punya ide" SinB langsung mengikuti Author berjalan menuju lorong tersebut.

"Lo mau ngapain?" SinB yang melihat seorang satpam yang keluar dan mereka langsung memasuki kantor tersebut sebelum pintu tersebut tertutup rapat, "kita ngapain di sini anjir?" SinB langsung melihat telepon lalu langsung mengangkat gagang telepon tersebut dan memencet nomer Eunha. Author yang sedang mengotak-atik komputernya langsung menghembuskan nafas nya kasar.

"Eunha??" SinB langsung menutup gagangnya dengan kesal lalu menghembuskan nafas nya kasar, "lo mau ngapain?" Author masih fokus apa yang ia lakukan, "tolong telpon KBRI" SinB langsung memencet nomer operator. SinB langsung mendengar suara keypad, "wey ini gimana???" Author langsung menyuruh SinB untuk bersembunyi di bawah meja sedangkan Author langsung bersembunyi di belakang pintu.

"Assalam..." Author langsung memukul tengkuk orang tersebut dan mendudukkan nya di kursi. "Ambil dompet, hapenya" SinB langsung keluar dari tempat persembunyian nya, "siap" SinB langsung mengambil hape dan dompetnya "ngintip bentar ya pak?" Author langsung menahan tawanya, "dia udah punya anak dua mungkin, sayang istri" SinB yang penasaran langsung membuka dompetnya.

"bener udah nikah tapi jumlah anaknya salah" Author langsung tertawa kecil, "maaf ya pak, bener-bener minta maaf" Author dan SinB langsung keluar dari security room tersebut. "Author langsung merasakan lutut kirinya sakit, "lo gapapa?" Author langsung mengangguk. Author langsung melihat anak buah Abdul. "ayok cepet" SinB langsung menapah Author.

Robert langsung menghembuskan nafas nya kasar lalu mengusap wajahnya kasar, "tuan apakah kau bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar dan benar?" Pemilik hotel tersebut hanya menatap Robert bingung. "Lupakan saja" Robert langsung menghampiri Eunha dan Pacar Author, "kau bisa bahasa arab?" Pacar Author langsung menggeleng "gue cuman bisa bacaan yang biasa gue baca" Robert langsung mendengus kesal.

Eunha langsung mengeluarkan hape nya, "kalian berdua ribet amet, ada Google translate kok gak di gunain" Eunha langsung menghampiri pemilik motel tersebut, "a-ae'dharni sa-sa...yidi" sang pemelik motel tersebut langsung menatap Eunha. Eunha langsung menghembuskan nafas nya dan mulai mengetik. "hal ra-ra'ayt h-hdha al..shakhs?" Eunha langsung membuka galeri lalu ia tunjukan ke pemilik motel. Sang pemilik motel tersebut langsung mengangguk "yughadirun bihadhih altariqa" pemilik motel tersebut langsung menunjuk ke kanan.

Eunha langsung mengangguk dan memberikan senyum ramahnya, "shukraan lakum" Eunha langsung menghampiri Pacar Author dan Robert "ayok ikutin gue" Pacar Author dan Robert langsung mengikuti Eunha.

"M-Mbih, kita.... duduk di situ bentar" SinB langsung memapah Author lalu mendudukkan Author di bangku taman, Author langsung menggulung celana jeans nya dan melihat perban nya "robek njir" SinB langsung mendengus dengan kesal "terus gimana? Kita gak tau dimana ini" SinB langsung melihat hape milik security yang ia ambil lalu menghembuskan nafasnya, "batrenya nih" Author langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

Author langsung menghembuskan nafas nya kasar, "kita cari tempat makan yang gak terlalu rame terus, ke apotek bentar" SinB langsung mengangguk. Author langsung menatap ke gedung mall yang berada di belakangnya "kita harus bikin tanda" SinB langsung mengerutkan kening nya. "Maksud lo? Bukannya mereka bertiga dah di KBRI?" Author langsung menggeleng, "lo taulah Robert sama bini gue" SinB langsung mengangguk setuju. "Enak ya lo di cariin" Author langsung mengeluarkan pocket knife nya dan memotong jeans nya menjadi pendek. "Nanti perlu belanja sarung??" Author langsung mengukir menggunakan pisau nya "boleh, sekalian beli sewing kit" SinB langsung mengangguk, Author langsung menaruh robekan jeans nya di tempat yang orang lain liat. "Ayok jalan" SinB langsung memapah Author.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menaruh camilan nya dan menghembuskan nafas nya lega, "ini gue gak tau lo suka yang mana" Author langsung meminum air mineral nya dan menghembuskan nafas nya lega, Author langsung duduk "ini untuk sementara" Author langsung menatap hape nya yang sedang di charge. "Lo udah kasih tau dia kan kalo kita di sini?" Author langsung mengangguk.

"Udah tenang aja" Author langsung melemparkan sebuah GPS kepada SinB, "gue sempet nyolong GPS Portable, tarok di tempat tersembunyi dimana aja asal jangan sampe ketahuan sama rusak" SinB duduk dan melepaskan sepatu nya, lalu ia membalikkan sepatu nya dan membuka solnya menggunakan pocket knife yang dibeli oleh Author. "Jangan bilang kalo lo perlu buat nyontek??" SinB langsung menyengir bagai quda, "bener sekali" Author langsung memutar matanya malas.

*tok...tok...

SinB langsung mengerutkan keningnya, "lo mesen hotel room service?" SinB menggeleng. "bentar.." Author langsung menyembunyikan pocket knife nya, dan langsung membuka pintunya, "hotel room service, Anderson" Author langsung mendapat pukulan di perutnya dan langsung mental. SinB langsung mengambil kursi dan memukulkannya ke orang berbadan besar tersebut.

"Anjir, kuat banget" orang berbadan besar tersebut membaerikan SinB senyuman remehnya lalu ia membanting SinB hingga meja nya hancur, orang berbadan besar tersebut langsung mencekek SinB "WOYYY!!" Orang berbadan besar terebut langsung menengok ke belakang dan mendapat tinjuan dari Author. Orang besar tersebut langsung mendorong Author hingga ke lorong hotel dan Author berusaha untuk menghindar dari pukulan dan tendangan orang tersebut.

SinB langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya lalu menatap Author yang sedang menyerang orang yang berbadan besar tersebut, SinB langsung berjalan menghampiri Author yang berusaha melepaskan cekikannya, SinB langsung menusuk tepat di kepala orang berbadan besar tersebut langsung jatuh terduduk dan gemetar.

Author langsung menyingkirkan orang berbadan besar tersebut kesamping nya langsung melihat SinB yang sedang menatap nanar, jasad orang besar tersebut, "gu-gue bunuh orang.." Author langsung mengambil dompetnya dan membuka "namanya Malik" Author langsung menaruh dompet Malik di sebelah nya.

"Gue.... baru bunuh orang" Author langsung menghampiri SinB yang terlihat sedang mengalami syok, "SinB dengerin gue, lo bunuh dia karena terpaksa, kalo gak kita berdua mati" SinB langsung menatap Author, "tapi gue.." Author langsung menghembuskan nafas nya kasar. "Oke pejemin mata lo" SinB langsung memejamkan matanya "denger instruksi gue" SinB langsung berdehem.

"Tarik nafas dalem-dalem keluarin pelan" Author langsung mencabut pocket knife milik SinB dan mengelapnya menggunakan jas Malik "udah tenang?" SinB langsung mengangguk. "Setelah kita balik ke Kolumbia, lo terapi. Ryujin, dia anak psikolog dan udah punya lisensi" SinB langsung mengangguk "kita gak bisa diem ja oke? Kita jarus gerak" Author langsung memasuki kamar hotel nya dan langsung mengambil beberapa minuman dan makanan serta knife pocket miliknya kedalam tas yang ia beli. Author langsung menuliskan sebuah nomor telpon dan meletakkannya di bawah handuk yang belom digunakan.

Serasa cukup, Author langsung keluar dari kamarnya lalu menghampiri SinB yang melihat jasad Malik "Mbih, ayok, keluarnya lewat tangga" Author dan SinB langsung berlari menuju tangga darurat.

Robert, Pacar Author dan Eunha langsung menghampiri meja receptionist lalu menghembuskan nafas nya lega, "permisi, saya ingin menanyakan sesuatu" sang receptionist langsung memberikan senyuman hangatnya, "kamar atas nama Anderson?" sang receptionist langsung mengetik kan sesuatu di layar komputernya dan mengangguk.

"Mari silahkan saya antar" Robert, Pacar Author, dan Eunha langsung tersenyum senang lalu menghembuskan nafas nya lega, Robert yang tidak sabar ingin memeluk cucunya dan SinB langsung tersenyum. "Oh ya yut" Robert langsung berdehem. "Menurut lo Author bakal gapapa kan??" Robert mengangguk. "Apa kau.. harus membawa pistol kemana saja?" Pacar Author langsung mengangguk. "Gue punya ijin" Robert langsung mengangguk, pembicaraan mereka langsung terhenti karena mereka sekarang sudah sampai. Receptionist yang tadinya tersenyum lalu ia berteriak dan pingsan.

Robert langsung menangkap receptionist tersebut dan melihat ada jasad, "apa..... yang terjadi" Pacar Author langsung menghampiri jasad tersebut dan menghembuskan nafas nya lega, "bukan. Eunha sini deh" Eunha langsung menghampiri Pacar Author, Pacar Author langsung berdiri dan masuk ke dalam pintu yang terbuka tersebut.

"Ada yang aneh..." Pacar Author langsung menghampiri robekan celana jeans Author dan juga bekas benang, "Eunha" Eunha langsung menghampiri Pacar Author lalu ia menatapnya bingung. "Coba kamu cari di dalem lemari" Pacar Author langsung melihat sobekan kertas dan bulpen yang belum di tutup.

"Kalo menurut lo gimana?" Robert langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh sang receptionist tersebut, "Author itu pintar" Robert langsung duduk dan menghembuskan nafas nya. "Kita tidak bisa meninggalkan keadaannya seperti ini" Pacar Author langsung mengangguk.

"Cepat, telpon polisi" Pacar Author langsung menatap Eunha, "gantian, lagian hape lo bagus juga" Pacar Author langsung menyengir bagai quda.

SinB dan Author langsung berlari dan mereka langsung di hadang oleh mobil BMW i8 "cepet lari ke.." Author langsung menghembuskan nafas nya kasar dan menatap tajam kedua mobil tersebut. Author melihat sampingnya terdapat balok kalo lalu memberikannya kepada SinB. Empat orang yang menggunakan suit serba hitam dan berbadan besar. "Lo siapkan?" SinB langsung menatap Author ragu-ragu.

Orang yang menggunakan suit hitam tersebut langsung menyerang SinB dan Author bersamaan. "Here we go" Author mengaup sambil meregangkan otot-otot nya yang kakum SinB langsung menatap ke langit lalu menghembuskan nafas nya, "mendung" SinB langsung menghembuskan nafsas nya dan bersiap-siap untuk menyerang.

Eunha langsung menghembuskan nafas nya dan menatap Pacar Author dan Robert yang sedang mengobrol dengan salah satu pengacara yang dikirim oleh KBRI, "Eunha, kenalkan dia adalah teman Author, Seulgi" Eunha hanya mengangguk saja.

"Gue mau duduk dulu" Eunha langsung berjalan di bangku taman dan duduk sambil menghembuskan nafas nya kasar, "aku kangen kamu sayang, kamu dimana?" Eunha langsung menitih kan air matanya dan menghapus air matanya, "semoga kamu gapapa" Eunha langsung melihat notifikasi WA nya langsung berdiri lalu menghampiri Robert. "Robert, Pacar Author, ikut gue sekarang!" Seulgi langsung mengerutkan kening nya, "atau gue pergi sendiri! Kalian lola" Robert dan Pacar Author langsung mengikuti Eunha.

SinB langsung melihat Author yang sedang di pukuli oleh Abdul, "dimana kalian menyimpan buku mantra itu hmm?" Author langsung menghembuskan tersenyum mengejek "'adhhab 'iilaa aljahim" Abdul langsung memukul perut Author. SinB yang berusaha mengambil kayunya langsung di tahan oleh anak buah Abdul lalu membawanya ke hadapan Author.

Abdul langsung mengokang senjata nya dan menodongkan nya tepat di kepala SinB, "kali ini..." suara sirine membuat Abdul dan anak buahnya panik, Author langsung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membebaskan diri dan melumpuhkan anak buah Abdul.

Author langsung berusaha merebut pistol Abdul, namun Author tertembak tepat di jantungnya. SinB yang melihat hal tersebut langsung menghampiri Author dan menutup lukanya. "Author lo denger gue gak??!" SinB langsung berteriak minta tolong, "SINB!!!" SinB langsung melihat Robert dan Pacar Author serta Eunha yang sedang berlari kearah nya. Pacar Author langsung menggeleng, "gak.... gak mungkin" Pacar Author berusaha menahan tangisan nya dan menatap SinB.

"Lo....." Pacar Author langsung menahan luka tembak Author bersama dengan tim medis dan sementara SinB langsung duduk lalu memejam kan matanya dan menutup telinganya, "gue mohon lo kuat, gue mohon lo kuat" Eunha langsung memeluk SinB erat lalu mengusap punggungnya.

.

.

.

.

.

.

"Sayang, makan dulu, kamu belom makan" SinB langsung menggeleng, "gak seharusnya..." Eunha langsung mengusap punggung SinB, sementara Robert berdiri sambil menyilangkan tangannya di dada sambil melihat SinB yang sedang menangis. Robert langsung duduk di sebelah Pacar Author yang sedang menatap jam tangan yang diberikan oleh Author, "gue.." Robert langsung mengsuap punggung Pacar Author dan menghembuskan nafas nya, "aku mengerti" dokter pun keluar sambil melepaskan sarung tangan dan masker nya. Pacar Author, Robert, dan Eunha langsung berdiri.

"Operasinya..." Pacar Author langsung menghembuskan nafas nya sedih, "tenanglah, kita sudah sudah berusaha" Pacar Author langsung menghampiri SinB dan menatapnya tajam, "gara-gara lo..." Robert langsung menepuk pundak Pacar Author dan menggeleng, "yang terpenting Author selamat. Dan kita harus selalu berada di sampingnya, kau mengerti?" Pacar Author langsung mengangguk.

"Aku sedih, dia adalah cucu ku, walaupun kelakuannya kurang ajar aku tapi sangat menyayangi nya. Percayalah, kepadaku. Sekarang siapa yang berjaga?" SinB lansgung mengangkat tangannya. "Gue..." Robert langsung menggeleng, "kau istirahat saja, jika kau tidak istirahat. Aku yang akan mengistirahatkan mu" Robert langsung menghembuskan nafas nya.

"Eunha, kau yang jaga" Eunha langsung menatap Robert bingung, "kau yang berjaga, aku akan menjaga tunangan mu" Eunha langsung mengangguk.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

Next chapter