webnovel

Masih peduli

Esoknya adalah hari minggu karena gak ada kegiatan di rumah, Charisa ke kos-kosan Deven-Gogo dan ketika melihat Deven gak ada di kos-kos'an

Charisa langsung cerita sama Gogo semuanya sampai alasan Anneth minta putus sama Deven, Gogo begitu tahu tampak terpukul karena dia merasa salah menilai Anneth karena dulu ia menyalahkan Anneth sampai membuat Deven seperti ini

"Gue sama kayak elo Go, waktu denger Anneth jelasin gue langsung ngerasa gak enak sendiri" kata Charisa "tapi kita bisa nebus kesalahan kita ama Anneth dengan bikin Deven sama Anneth temenan lagi"

Gogo mengangguk "lo bener Cha, itu jalan satu-satunya sih tapi... kalau Deven sampe akhirnya tahu alasan Anneth apa gak tambah marah?"

"Ya itu juga yang gue bilang ke Anneth" kata Charisa

"Lo sadar gak sih Cha kita ini megang rahasia orang-orang dan kalau rahasia itu kebongkar kita bisa mati" kata Gogo "ini kayak bom waktu, gue yakin suatu saat nanti, baik Deven ataupun Anneth tahu tentang masalah masing-masing karena gak ada rahasia yang bisa disimpen selamanya"

"Gue mikirnya juga gitu Go tapi gimana lagi dong?!, kita mesti jaga rahasia mereka sebisa mungkin" kata Charisa "terus ini yang Anneth gimana ama Deven sekarang?"

Gogo menghela nafas "kemarin pas di mobil sampe rumah, Deven marah... dia gak nyangka Anneth bisa punya pacar kayak model cowok kemarin dan kalau yang lo bilang tadi ide"

Pintu kos terbuka dan Gogo langsung berhenti bicara karena yang datang adalah Deven

"Lo disini Cha" kata Deven kaget "gak ada acara keluarga?"

"Acara keluarga khan selalu malem" kata Charisa

"Gimana cerita kemarin malem?" tanya Deven

"Hah???" Charisa tampak bingung

"Gak usah pura-pura kemarin elo pasti masih kumpul ama yang lain khan?, gimana Anneth?" tanya Deven

"Ohhh itu" kata Charisa melirik Gogo "iya, gue kumpul ama yang lain ama Anneth juga"

"Terus?" tanya Deven duduk di depan Charisa

"Kalau lo mau tanya apa cowok kemarin yang bikin Anneth putus sama elo, jawabannya engga" kata Charisa

"Percaya lo sama omongan nya Anneth?" tanya Deven sambil menyepitkan matanya

"Percayalah Dev, Joa sama Nashwa juga bilang gitu" kata Charisa "cowok itu jadi sama Anneth habis putus sama lo, yaaa Anneth bilang sebetulnya dia gak cinta ama cowok itu, cowok itu cuma pelarian aja habis putus sama elo dan"

"Dan???" alis Deven terangkat butuh penjelasan

"Gue gak tau sih mesti cerita tentang ini ke elo apa enggak?!" kata Charisa

"Cerita apa?" tanya Deven

Charisa menghela nafas, kelihatannya memang gak ada jalan lain selain ide Joa

"Jadi Andre itu mantannya Anneth, diputusin Anneth karena tuh cowok sampe nampar dan mukul Anneth" Charisa gak bohong dan kaget sendiri waktu diceritain Joa dan Nashwa waktu dianter pulang

"APA????!!!" teriak Deven sampai berdiri dari tempat duduknya dengan mata melotot

"Dev... Dev, it's in the past so control yourself, okay" kata Charisa memegang lengan Deven

"Gila aja tuh cowok berani mukul Anneth, terus Anneth diem aja?, gak lapor polisi?"

"Urusannya panjang Dev kalau lapor polisi apalagi lo tahu sendiri Anneth khan terkenal" kata Charisa "Anneth gak mau bikin heboh sih ntar dibilang cari sensasi demi popularitas lagi"

Deven meninju meja "bener-bener ya tuh cowok, ketemu lagi gue hajar"

Charisa dan Gogo saling berpandangan

"Terus apa lagi?" tanya Deven

"Yaaa... gue denger dari Joa sih tuh cowok sampe sekarang masih ngegangguin Anneth" kata Charisa "kadang malah nyamperin sampe ke sekolah pas waktu SMA"

"Gitu Anneth diem aja?" tanya Deven bingung

"Ya, Anneth gak mau sampe rame Dev" kata Charisa

Deven tampak geram, hatinya bertalu-talu sakit mendengar cewek yang ia sayang ditampar dan dipukul, sama sekali tidak bisa memberikan perlawanan...

Deven tidak menyangka kisah cinta Anneth bakalan seperti ini padahal dulu Deven pikir kisah cinta Anneth akan bahagia, kalau saja Deven tidak ldr dan bisa melindungi dan menjaga Anneth

"Dan... si Andre itu kadang masih ganggu sampe sekarang" kata Charisa menambahkan

"Ya gue bisa lihat pas kemaren itu" kata Deven "gue perlu ngomong sama Anneth"

Deven berdiri dari tempat duduknya

"Lo mau nyamperin Anneth sekarang?" tanya Charisa

"Iyalah, masa besok sih?" tanya Deven

"Tapi Dev" kata Charisa

"Tapi apa?" tanya Deven

"Lo emang tau Anneth ada dimana sekarang?!" tanya Gogo berusaha menahan tawa

Deven menatap Charisa "lo deh tanyain ke orangnya Cha, gue mau ketemu dia sekarang"

Charisa menatap Gogo lagi seakan berkata minta bantuan

"Cepetan Cha" kata Deven

Charisa pun menelepon Anneth di dalam hati berdoa semoga Anneth tidak mengangkat teleponnya dan ternyata teleponnya diangkat oleh Anneth

"Hallo Neth"

"Hallo Cha"

"Lo dimana Neth sekarang?" tanya Charisa melirik Deven

"Gue lagi di Senayan, Cha" kata Anneth "kapan hari gue pernah bilang khan kalau gue ada manggung hari minggu"

"Jadi lo sekarang di Senayan?" tanya Charisa "lo tampil jam berapa?"

"Masih 3 jam lagi, ini gue masih gladi bersih" kata Anneth "kenapa Cha?"

"Engg...Enggak" kata Charisa "cuma gue pikir lo di rumah, gue mau ke rumah lo"

Anneth tertawa "ya gue gak selalu ada di rumah kali Cha, lo mau ngapain ke rumah gue?, ngomong masalah Deven lagi?"

"Iya, ya udah deh kalau gitu Neth, ntar kalau lo pulang telepon gue ya" kata Charisa

"Besok aja Cha ketemunya di kampus, gue pasti sampe malem ini acaranya" kata Anneth

"Ya udah deh, sampe besok Neth... dah" kata Charisa

"Dah" kata Anneth juga

"Anneth di Senayan?" tanya Deven

"Iya, dia ada job manggung di Senayan" kata Charisa tersenyum

"Ya udah gue ke Senayan sekarang" kata Deven sambil beranjak keluar pintu

"Dev... Dev" teriak Gogo berusaha memanggil Deven tapi tidak dihiraukan sama Deven

Gogo dan Charisa saling berpandangan

"Gue gak nyangka Deven bakalan kayak gini" kata Charisa sambil menggelengkan kepalanya "gue kira denger Anneth manggung dia gak bakalan pergi nyariin Anneth"

"Sama" kata Gogo "tapi itu gak penting sekarang dibahas Cha, lo mesti ngasih tau Anneth kalau Deven bakalan kesana kalau enggak gimana dia bisa ke backstage?"

"Iya, Anneth pasti bingung itu kalau lihat Deven dateng" kata Charisa

Tapi telepon Charisa tidak diangkat oleh Anneth dan terpaksa Charisa chat Anneth dan bilang kalau Deven akan kesana.

Sementara itu di Senayan, Deven sudah memarkirkan sepeda motornya berjalan ke arah backstage, disana banyak sekali orang juga security yang berjaga-jaga, Deven berusaha mencari cela supaya bisa masuk

"Saya teman dari Anneth Delliecia Nasution pak" kata Deven "saya ada kepentingan untuk bicara sama dia"

Security disana tertawa "saya saudaranya Judika juga tapi saya gak boleh masuk malah disuruh jaga disini dek"

"Bapak gak percaya sama saya pak?" seru Deven

"Saya cuma percaya sama Tuhan dek" kata bapak security itu malah ngajak bercanda Deven

Deven mendecakan lidah dan merasa sudah tidak ada harapan bisa ke backstage untuk ketemu Anneth dan berpikir ia akan menunggu disini saja sampai acara selesai tapi kemudian

"Eh Deven"

Deg

Deven menoleh dan melihat Rifan, managernya Anneth yang mambawa banyak sekali botol minum

"Kak Rifan" sapa Deven tersenyum senang

"Lo ngapain disini Dev?, mau ketemu Anneth?" tanya Rifan

"Iya ini kak, penting banget mau ngomong ama Anneth" kata Deven dengan wajah serius

"Lo gak boleh masuk Dev kalau gak ada keplek" kata Rifan

"Iya kak tapi gimana dong?, Deven harus ketemu Anneth ini, penting banget" kata Deven

"Gini deh Dev, lo tunggu disini" kata Rifan "gue ke dalem dulu ambilin keplek, ntar lo ke dalam ama gue"

"Iya deh kak, Deven tunggu ya" kata Deven nyengir

Dan Rifan pun masuk ke dalam backstage.

Dengan sabar Deven menunggu dan menunggu sampai akhirnya kak Rifan datang sambil membawa keplek

"Sorry ya Dev lo nungguin lama" kata Rifan "tadi bingung sama Anneth, dia lagi gladi bersih... ini dia sekarang lagi make up"

"Iya gak apa kok kak" kata Deven

"Ini kepleknya" Rifan memberi Deven keplek dan mereka berdua masuk bersama.

Deven langsung digiring ke arah tempat make up dan ia melihat Anneth sedang di make up tak jauh dari tempat ia berdiri, dengan gaun warna pink dan hiasan kerlap-kerlip di rambutnya, Anneth benar-benar terlihat cantik sama cantiknya seperti saat pertama Deven ketemu dengan Anneth.

Next chapter