"Tunggu—"
Kata tunggu yang tidak berguna. Fei Long sudah mendesak Veer ke sofa panjang itu hingga terlentang. Tangan di kepala, bibir di bibir, dan tekanan itu semakin kuat ketika Veer memberontak.
Syaraf-syaraf sensitif di permukaan bibir Veer menggeliat. Terbangkitkan. Dan setiap kali dia menarik diri untuk lepas, Fei Long pun meraup lidahnya yang masih bisa dijangkau dengan satu tubrukan.
"Kh!"
Veer pun mengaduh dalam gigitan yang perih. Dia mengalah dengan kuku-kuku jari yang menggerus punggung Fei Long sebelum desahannya keluar. Dia mendelik beberapa kali seolah-olah sedang tersedak makanan, namun saat Fei Long mengulangi kunyahan di bibirnya beberapa kali, Veer sudah tak bisa melawan meski menyentakkan lutut-lutut kaki.
"Jangan melawan," Fei Long seperti tengah memerintah budak tawanan untuknya sendiri malam itu. "Aku sedang ingin melampiaskan hutang hasrat ingin menciummu setiap kali kita bertemu di kantor, paham?"
DEG
"Jangan main-main, Fei…"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com