webnovel

Lab Unit B

Marcus diam-diam menguburkan sesuatu di atas tanah tepat di samping kiri kakinya. Lalu Marcus menyadari bahwa Sergei sudah tahu keberadaan manusia di sana. Sergei mengendus layaknya seekor anjing pelacak. Bahkan kini dia melangkah akan keluar dari lab unit B-nya.

"Maafkan aku Diandra" kata-kata Marcus sempat membuat Diandra bingung mengapa dia meminta maaf. Tak lama kemudian Marcus sengaja membuat seluruh benda yang tersusun rapi di rak besi tempat persembunyian mereka, berjatuhan ke tanah!!

Theodor tak pernah menyangka ternyata penglihatan soal masa lalu Marcus dan Diandra di tempat ini ada hubungannya dengan peristiwa saat ini. Marcus bukannya tidak sengaja menjatuhkan seluruh benda itu, justru dia membuat keributan hanya untuk menyelamatkan Lucas.

Lucas menyadari arah kode mata Marcus agar dia segera lari dari sini. Eve menarik napas penuh penyesalan karena secara tidak langsung, dialah yang membuat Lucas dalam bahaya sekarang.

Pulanglah kerumah Theo batin Eve tetapi sosok Lucas masih bisa dia lihat berlarian dikoridor.

"Apa ini yang ingin dikatakan Hisashi? untuk memperingatkan aku?" gumam Eve terdengar jelas di telinga Theo.

"Apa maksudmu?" desis Theo merasa ada sesuatu berbau bahaya di telinganya.

"Aku berusaha memulangkan Lucas tetapi aku tak bisa melakukannya. A-Aku hanya sanggup membawanya masuk" kata Eve mulai panik.

Theo merasakan dilema antara menyelamatkan Lucas, atau menyelamatkankan benda yang sengaja disembunyikan Marcus untuknya.

Aku ini memikirkan apa?! Lucas dalam bahaya mengapa aku masih memikirkan untuk mengambil benda tersebut pikir Theo akan berlari ke arah Lucas tetapi tangan Eve menahan lengannya.

"Kau ambil peninggalan Marcus diam-diam, sementara aku akan berusaha melindungi Lucas" perintah Eve lalu berlari mencari Lucas.

Pemandangan di depannya berubah!! dari yang terlihat ada tanda kehidupan dan ada keberadaan Marcus, Diandra juga Sergei, berubah menjadi ruangan laboratorium kosong tak terawat. Sorot mata Theo langsung berubah menjadi sangat waspada.

Jadi kau ingin menangkap aku atau Lucas? Mari kita lihat apa Dadku masih sanggup melindungiku atau tidak batin Theo.

Theo berlari sekencang mungkin menuju rak buku besi yang berantakan. Membongkar puluhan buku yang bertumpuk di atas tanah, mencari bekas galian tanah. Theo tersenyum senang mendapati bekas galian di bawah sana. Tanpa menunggu lama dia langsung membongkar galian mungil tersebut.

"Jam tangan?" Theo mengerutkan kening menemukan jam tangan dibungkus plastik transparan. Apa Marcus sedang bercanda? dia bilang akan memberikan Theo benda berharga untuk memusnahkan organisasi Otra tetapi sebuah jam tangan apa gunanya?!

Ah, sudahlah, dia terus menggali tetapi tak menemukan apa pun. Jadi dia hanya menyimpan bungkusan jam tangan ke dalam saku celana, lalu bergegas mencari keberadaan Eve dan Lucas.

Masih di dimensi ciptaan Sergei.

Lucas terengah-engah berlari tanpa tahu arah. Meski berulang kali menoleh ke belakang, seharusnya dia lega karena tidak ada yang mengejarnya. Namun instingnya sebagai target buruan Sergei mengatakan, bahwa seluruh atmosfer gedung tua yang menekan setiap lapisan kulitnya, sampai terasa ke dalam pembuluh darah Lucas itu, menjadi pertanda bahwa Sergei terus mengejarnya sampai sekarang.

Lelah, kaki Lucas terasa sangat lemas sekaligus keram di area paha sampai ke betis. Masalah ini cukup membuat Lucas putus asa. Dia jatuh terjerembap di atas karpet merah kotor penuh debu.

Rasanya tadi semua terlihat bersih dan baru tetapi mengapa sekarang.... batin Lucas yang terpotong karena mendengar suara berdebum dan merasakan sesuatu yang melesat cepat tepat di atas kepalanya.

Buum!!

ledakan besar tersebut membuat sebuah pintu yang terkunci rapat, menjadi terbakar tepat dibagian tengah membentuk lubang lingkaran besar, sehingga siapa pun yang ada di sana mampu melihat ruangan di balik pintu.

Lucas segera menoleh ke belakang dan...di sana sudah berdiri seorang Dokter dengan jubah putih, menatap Lucas dengan mata gelap penuh hasrat, terhadap kelinci percobaan barunya.

Firasatku tidak pernah meleset. Itulah mengapa aku tidak boleh menunjukkan kemampuanku. Lucas...apa yang kau lakukan sekarang?! siapa sangka kelebihanku justru menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Ah... sudahlah, lebih baik mengucapkan selamat tinggal pada dunia batin Lucas pasrah.

Lagi pula, meski dia mencoba melawan, kakinya tidak mau diajak bekerja sama.

Mata kosong Lucas kini memicing tajam karena melihat sosok Eve diam-diam berdiri tegak tepat di belakang Dokter Sergei.

Gadis ini mau bunuh diri? bagaimana jika tertangkap si hantu gila? batin Lucas.

Pelipisnya mulai berkeringat gugup.

Puluhan pedang muncul, entah dari mana tertancap mengelilingi Dokter Sergei menghujam karpet merah. Si Dokter gila terperangkap di dalamnya. Eve menjadikan pedang sucinya untuk memenjarakan Sergei.

"Kamu mau mati semudah ini? datang padaku sekarang Lucas" suara Eve menyadarkan Lucas.

"Kakiku mati rasa sekarang"

"Kakimu baik-baik saja. Cobalah bergerak sekarang!" bentak Eve.

Lucas mencoba menggerakkan pergelangan kaki dia merasa percaya diri sekarang untuk sekadar berdiri tegak. Lucas berlari ke arah Eve sementara Gadis ini tak mau membuang waktu di sekitar roh gila karena itu lah, dia meraih pergelangan tangan Lucas dan mengajak lari ke arah Theo berada.

"Aku melihat ada manusia yang terkurung di dalam ruangan dengan pintu terbakar tadi. Ku rasa itu teman Diandra" Lucas mencoba mengatakan bukan kah seharusnya mereka membebaskan manusia itu terlebih dahulu? lagi pula Sergei telah terkurung. Apa yang harus ditakutkan?!

"Jangan bertindak sekarang. Kalau aku dan Theo berhasil memperkuat perlindungan kita bertiga, baru kita coba melindungi orang lain. Kalau kita bergerak sembarangan jangan harap kita semua bisa hidup sampai besok" jawab Eve terus menggeret Lucas berlari dengannya.

"Tetapi si Dokter gila sudah terkurung seharusnya mudah untuk kita menyelamatkan orang itu" protes Lucas.

"Kau pikir dia akan terkurung lama di sana?"

"Aku bisa melihat aura dari puluhan pedang suci yang memenjarakannya. Seharusnya kita memanfaatkan ketidak berdayaannya itu untuk menyelamatkan teman Diandra"

"Kau hanya bisa melihat sampai disitu? tetapi sayangnya, karena aku yang menciptakan pedang suci itu jelas lebih memahami jangka waktu masa aktifnya" sambut Eve frustrasi.

"ke mana kita sekarang?"

"Ke titik awal di mana Sergei dapat mencium aroma dagingmu" kekeh Eve membuat bulu kuduk Lucas meremang.

Tak disangka Eve dan Lucas justru berpapasan dengan Theo. Mata Theodor bercahaya begitu melihat ada Lucas mengekor dibalik Eve.

"Kau baik-baik saja?" Theo menatap Lucas merasa bersalah.

"Dia menyelamatkan nyawaku. Aneh mengapa si gila itu dengan mudah mengetahui kedatanganku tetapi tidak mengetahui kehadiran Eve tadi?" Lucas menjawab sekaligus bertanya dengan napas terengah-engah.

"Karena Marcus. Dadku melindungi kami sehingga Sergei tak bisa mengendus keberadaan kami. Kekuatan pelindungnya tidak mencakup lebih dari dua orang" Theo berusaha menjelaskan.

"Kita harus segera bersembunyi. Pedang suciku hanya mampu bertahan selama satu jam" Eve memperingatkan.

"Nyawa orang di sana bisa melayang setelah satu jam berakhir!! kita selamatkan dia sekarang" Lucas bersikeras berharap Theo bisa melunakkan ke keras kepalaan Eve saat ini.

"Kami hanya bisa melindungi satu orang bukan dua. Mengertilah Lucas!" bentak Eve frustrasi.

"Apa maksudmu?" Lucas memucat.

"Kalau kau pikir nyawa orang itu jauh lebih penting dari nyawamu ayo kita selamatkan dia sekarang" tantang Eve.

"...." Lucas diam terpaku dengan roh yang terasa panas dingin.

"Aku sudah bilang kami hanya bisa melindungi satu orang bukan dua. Kami saja dalam perlindungan Marcus. Kalau kau menyelamatkan orang itu sekarang, konsentrasi kami akan terpecah untuk melindungi kalian berdua."

"Dan saat kami mencoba melindungi dua orang sekaligus, perlindungan Marcus akan hancur" Eve menjelaskan secara rinci agar Lucas tak lagi merengek.

Next chapter