Luna Aswangga berbicara dengan penuh semangat, tetapi dia tidak tahu bahwa setiap kali dia mengatakan sesuatu, wajah Galang Mahardika menjadi gelap.
Pada akhirnya, dia menggertakkan gigi dan berkata, "Apakah kamu memiliki pendapat yang tinggi tentang Gibran!" Luna Aswangga terbuka dan terus terang, "Aku mengatakan yang sebenarnya." Dengan 'hembusan', air di bak mandi melonjak, ulah Galang Mahardika. Duduk di belakangnya, "Apa kau tidak sengaja membuatku cemburu ?!"
Luna Aswangga berkedip dan berkedip lagi, "Apa kau punya masalah otak?"
Galang Mahardika tidak bisa berkata-kata.
"Aku menekankan. Bukankah itu kalimat terakhir? "
Support your favorite authors and translators in webnovel.com