Setelah Luna Aswangga selesai berbicara, Luna Aswangga"menampar" dan menampar pantatnya.
Wajah Galang menjijikkan seolah-olah menelan lalat, "Apa yang kamu bicarakan ?!"
Galang harus menunjukkan kepada gadis ini waktu untuk melihat otaknya. Kekacauan macam apa yang Gibran pikirkan sepanjang hari? !
Galang dan Gibran? ! Berkat idenya!
Tidak, Galang masih mencurigai Luna Aswangga dan kakaknya sebelumnya
Pikiran aneh macam apa ini? !
Luna Aswangga dipukuli dan memelototi Galang dengan marah, "Aku tidak akan mengataknnya lagi! Aku bilang dia menyukaimu!"
Wajah Gibran tidak lebih baik dari Galang, bahkan ketika Galang memikirkan perkataan Luna Aswangga, Galang memikirkan adegan muntah tak terkendali.
Gibran memegang dahinya dengan tangannya dan menunjuk ke arah Luna Aswangga, "Aku condong ke arahmu… sungguh, apa kamu tidak tahu siapa yang paling aku suka?"
Luna Aswangga menggelengkan jarinya, "Tapi tingkah lakumu saat ini seperti kamu menyukai Galang. "
Support your favorite authors and translators in webnovel.com