""Ke pasar, mau mas ita juga mau ke pasar, ita mau beli kerupuk klisit sama jenang""
""Ok beres, siapin aja duitnya""
""Yaudah sekarang kamu masuk, udah di tunggu sama Pak de, Bude mu di dalam"" berkata Ibu adi memotong percakapan antara adi dan ita
""Oh iya Bu, yaudah adi masuk dulu"" berkata sambil mencium tangan Ibunya dan memasuki rumah Pak denya
Bertremu dengan Pak de dan Budenya, adi tidak lupa mencium kedua tangan mereka, dan tak lama adi dan keluarganya berbincang- bincang bersama dengan keluarga pak denya
hingga petang, kedua keluarga akhirnya memutuskan untuk makan malam bersama di rumah Pak denya, hingga pukul 8 malam, baru keluarga adi memutuskan untuk pulang ke rumah
Tetapi atas bujukan keluarga pak denya, akhirnya di putuskan untuk menginap di rumah pak de adi, tetapi sebelum itu adi dan keluarganya pulang ke rumah Embah terlebih dahulu untuk mandi dan mengganti baju sebelum menginap di rumah pak denya
Setelah sekitar pukul jam 9 malam adi dan keluarganya tiba di rumah pak denya yang kedua yang bernama Sugi, setelah setelah sedikit berdiskusi membahas dimana adi dan keluarganya tidur, akhirnya di tentukan bahwa Pak de Sugi, Mas Arip, adi dan bapaknya tidur di runag tamu dengan menggelar karpet dan tak lupa menyertakan selimut beserta bantal dan guling
Adi yang tahu kalo di jawa ketika malam tiba, cuaca akan menjadi dingin, melengkapi dirinya dengan sarung yang dibawa adi dari rumah Embah untuk meningkatkan kehangatan utnuk dirinya melapisi dengan sarung dan selimut
Melihat bapaknya dan pak de sugi sibuk mengobrol dan melihat kesamping posisi tidurnya adi melihat mas arip yang sudah terlelap dalam mimpinya
Adi yang mulai mengantuk juga mengakhiri obrolannnya dengan pitaloka yang berlangsung dengan menggunakan suara batin, mengucapkan selamat malam kepada Pitaloka adi mulai memejamkan matanya tertidur
Adapun posisi tidur mereka berempat adalah pak de sugi di paling pinggir luar dejkat dengan pintu masuk rumah kemudian ada mas arip dan kemudian adi sampai akhirnya bapak adi yang ada di paling dalam dari posisi tidur
Dan posisi adi beserta sepupunya, adalah tepat di bawah jendela samping rumah yang hanya tertutup hordeng. Dan menembus keluar adalah halaman yang gelap dari rumah adi yang belum selesai di bangun
Gelap dan petang layaknya rumah hantu jika dilihat secara kasat mata, jika disiang hari sudah membuat orang merasa merinding, maka di malam hari tambah menjadi semakin seram dan mencekam seolah-olah seperti sesosok makhluk besar yang siap menelan orang yang datang untuk berkunjung
Saat malam semakin larut dan angin berhembus semakin pelan, saat itu suasana di sekitar rumah pak de Sugi menjadi semakin sunyi dan senyap seperti suasana ketenangan sebelum badai datang
Di luar dari rumah pak de sugi perlahan dengan pasti, asap putih terbang mengelilingi rumah, asap putih itu seperti sebuah mata yang sedang mengamati rumah
Dengan seksama mencermati setiap sisi dan sampai beberapa saat kemudian seperti menemukan apa yang dicari asap putih itu perlahan turun di sisi jendela tempat adi dan mas arip sepupunya tidur
Seakan menjadi kelas kimia gas yang semula tak berbentuk perlahan menjadi sesosok yang padat, dengan tinggi yang berkisar orang dewasa sosok itu berdiri menetap ke arah dalam dari rumah
Seperti mengamati kondisi yang ada di dalamnya, saat tatapan dari sosok itu menjadi semakin tegas perlahan sosok itu kembali berubah menjadi asap putih dan masuk ke dalam rumah melalui celah ventilasi udara yang ada di atas jendela rumah
Sesaat saat sosok itu memasuki ruang tamu di dalam rumah, seketika itu juga suhu diruangan menjadi dingin, seperti deingin yang menusuk tulang
Dan tak lama sosok itu menjelma kembali menjadi sosok orang dewasa, tetapi kini dengan lebih detail, sosok itu di balut dengan kain putih kas orang mati, kain yang selalu disiapkan untuk membungkus jenazah seseorang yang telah meninggal
Dengan edua ujung atas dan bawah yang di ikat dan pada bagian muka yang hanya menampakkan wajah, kini sosok itu menjadi jelas, ya sosok yang telah masuk ke dalam ruang tamu rumah pak de sugi adalah sosok pocong.