webnovel

Pitaloka III

"Ehhhhh kamu ga minta saran aku dulu, tiba-tiba mutusin pernikahan kita" adi mencoba bertanya ragu kepada Pitaloka

"Kan tadi kamu bilang mau dan gapapa, lagian tujuan aku datang kesini kan buat ketemu sama kamu dan menikah, jadi ga usah ditunda lagi, ok" dengan nada centil Pitaloka menjawab adi

"Heyyyy kamu ini, yaudah lah semuanya udah takdir dan aku rasa juga kamu wanita yang baik walau beda alam"" berbicara dengan sedikit tertekan dan mencibir

"Ok... ok... sekarang akhirnya aku punya suami dan bisa menikah dengan kamu sayang" menjawab adi dengan penuh bahagia dan tidak memperdulikan keberatan dari jawaban adi

"Belum nikah udah panggil sayang"" adi menggelengkan kepala dengan tidak berdaya

Kedua paman paruh baya hanya tersenyum tak berdaya melIhat sepasang anak muda yang berdebat saat akan menikah, dalam pikiran mereka hanya menghela nafas, begitu bahagianya menjadi muda

"Terus mahar nikah buat kamu apa? Aku kan belum nyiapin?""

Adi bertanya bingung

"Ga usah kawatir ini ada disini"" menjawab sambil mengulurkan tanganya tampak sepasang cincin terbuat dari emas dengan Batu permata putih transparan

Adi yang melihat sepasang cincin yang tiba-tiba muncul di tangan Pitaloka kaget dan hanya bisa tersenyum bahwa sepertinya dia akan memiliki istri sebentar lagi

Mengangguk kepada Pitaloka dan melihat kedua paman paruh baya sambil dengan tegas berkata " Paman-Paman mari kita mulai acara pernikahan ini"

Setelah keteganagan di awal dan setelah mendengar kata "" Sah "" yang diteriaki oleh salah satu paman adi menghela nafas dan ada perasaan lega yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata

Melihat kesamping, melihat wanita cantik yang tersenyum padanya dan tak bisa memungkiri untuk bersyukur bahwa dia sekarang memiliki istri yang cantik

Mengulurkan tangan Pitaloka dan memasang cincin pernikahan di jari manisnya adi melihat senyum menawannya dan Pitaloka yang meihat senyum adi memasang cincin yang lain dijari manis adi sambil tersenyum berkata " kita sekarang suami istri, kamu harus baik kepada ku, dan aku akan setia selalu bersama mu"' terasa seperti musim semi menghampiri adi, hatinya berbunga dan ada rasa sangat bahagia dalam dirinya

Hingga Pitaloka mencium tangan adi dia menyadari dia punya tanggung jawab besar sekarang, karena diusianya yang berusia 15 tahun dia menjadi seorang suami

"Ok sekarang kalian berdua telah sah menjadi suami dan istri, Raden sekarang kami titipkan Putri kami kepada Raden mohon perlakukan dengan baik", kedua paman paruh baya itu berkata dengan hormat kepada adi

" Tenang paman saya akan memperlakukan Pitaloka dengan baik dan saya akan merawatnya dengan sepenuh hati saya, karena sekarang dia adalah istri saya"

"Dengan perkataan dari Raden kami lega, kami ijin pamit Raden dan Putri" berbicara sambil menundukan kepala kepada adi dan Pitaloka mundur perlahan dan seketika menghilang

"Sekarang karena kedua paman telah pergi mari sayang ikut aku, untuk pergi melihat rumah kita" berkata Pitaloka kepada adi sambil menggenggam tangan adi

" Boleh..... aku juga pengen tahu rumah kita" berkata adi menjawab Pitaloka dengan tersenyum

"Ok pejamkan mata kamu sayang, dan saat aku bilang buka mata kamu buka yah" Pitaloka berkata sambil tertawa tampak sangat bahagia

"Ok, ok, buat istriku apa yang tidak" dengan tersenyum adi memejamkan matanya

Next chapter