Ha Wook's pov
Setelah istirahat, permainan dilanjutkan. Ma Tae dan Seung Jo memasuki lapangan dengan teriakan teman-teman. Suara jimbe memenuhi stadion, bahkan yang bisa ku dengar hanya suara jimbe dan teriakan-teriakan teman-temanku. Ha Seonsaeng tidak kembali ke tempatnya, masih berdiri di sampingku dan ikut berteriak memberikan semangat.
Babak pertama berjalan lancar, hanya dengan sedikit tenaga dan tanpa perlawanan mereka berhasil dengan 21-11 begitu juga babak kedua, mereka kehilangan kesabaran dan hanya memberi 21-8.
"Berikutnya di lapangan 1 ganda campuran dari Golden Stars: Lee Ha wook dan Baek Ho Jae melawan Leopard: Park Seo Joon dan Bae Na Ra dimohon untuk memasuki lapangan." jantungku berdebar-debar saat namaku dan Ho Jae dipanggil MC.
"Good luck!" Ha Seonsaeng tersenyum padaku.
"Mari kita lakukan tos. Aku membutuhkan semangat dari kalian." kataku menyodorkan tanganku yang diikuti lainnya.
"Hana, dul, set, Golden Stars fighting!"
"Ha Wook-a, Ho Jae-yah, kalian pasti bisa!" aku dan Ho Jae memeluk Jun Goo yang menyemangati kami, jangan lupakan kamera yang mengarah pada kami.
Aku berjalan beriringan dengan Ho Jae menuju lapangan. Ho Jae melakukan suit dan memilih shuttlecock. Shutlecock di tanganku, aku serve dan di kembalikan ke Ho Jae lalu jatuh karena dropshot yang tidak diantisipasi.
Ho Jae melihatku, "Kau ingin beri mereka nilai berapa?"
"Hmm, 11 tidak terlalu jahat, kan?" Ho Jae tertawa.
Babak 1 berakhir dengan 21-11 dan babak kedua 21-12. Aku bahkan tidak mengeluarkan smash.
Pertandingan berakhir, kami dan tim Leopard bersalaman, "Kalian sudah bekerja keras, bersemangatlah!" mereka hanya tersenyum.
Aku berbalik dan berlari bersama Ho Jae ke arah Golden Stars yang berteriak penuh semangat. Soo Ji, Bok Hae, dan Ha Na bergantian memelukku. Kami melompat bersama mengekspresikan kegembiraan kami.
Grep.
Tubuhku membeku saat ku rasakan seseorang memelukku. Aku memandang beberapa teman yang melihatku terdiam dengan mulut menganga karena terkejut. "Chukhahae (Selamat), Dongsaeng-i."
#
23:00 KST
Aku duduk di kamar membuat origami bintang. Bok Hae sudah tertidur pulas karena sangat lelah, entah apa yang dilakukannya bersama Oppa tadi. Hari ini hanya Bok Hae yang menginap, lainnya pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Hampir semalaman aku membuat origami bintang. Sebenarnya aku heran pada diriku sendiri, aku sudah lelah secara lahir namun tak juga bisa tidur.
Tok.
Tok.
"Ha Wook-a, kau sudah tidur?" Ha Seonsaeng melongokkan kepalanya, aku tersenyum dan berjalan keluar agar tidak mengganggu tidur Bok Hae. Ha Seonsaeng memandangku dengan senyuman manis.
"Ada apa, Oppa?"
"Aku punya sesuatu untukmu. Tara!" Ha Seonsaeng memperlihatkan boneka beruang berwarna putih.
"Omo! Ini sangat lucu!" aku langung memeluk boneka itu.
"Kau menyukainya?" tanyanya dengan mata berbinar.
"Tentu saja, Oppa. Kamsahamnida." aku memeluk Ha Seonsaeng sangat erat. Senyumku semakin lebar saat Ha Seonsaeng terkekeh dan memelukku juga.
"Poppo (Cium aku)," Ha Seonsaeng menepuk pipi sebelah kanan dengan jarinya dan menutup matanya. Aku tersenyum dan mendekatkan wajahku padanya.
Cup.
Bibirku menyentuh sesuatu yang kenyal dan basah miliknya. Ya, aku mencium Ha Seonsaeng tepat di bibirnya.
#
-Gedung Olahraga Star International High School-
08:00 KST
Suara riuh penonton dengan 2 kubu terdengar jelas di telingaku. Hari ini pelatih Yoon datang untuk melihat sejauh mana kemampuan kedua anak buahnya. Walau sebenarnya aku tahu, alasan utamanya adalah Bok Hae.
"Annyeonghaseyo." Golden Stars memberi salam pada Oppa dan Ha Seonsaeng.
"Ini Oppamu, Ha Wook-a?" Aloona berbisik ke arahku, lalu tersenyum pada Oppa yang sejak tadi tak henti-hentinya tebar pesona.
"Hmm."
"Hya! Kenapa kau tidak bilang memiliki Oppa yang tampan?" aku memutar bola mata malas mendengar celotehan Mi Ra. Lihatlah, Yoon sekarang menatapku dan menaik-turunkan alisnya.
"Buka kedua mata kalian baik-baik." aku berjalan meninggalkan mereka berdua yang masih memandang Oppa.
"Semua, ayo berkumpul!" Ha Seonsaeng mengumpulkan tim badminton dan kami membentuk lingkaran.
"Dengar, keluarkan semuanya yang kita bisa!" Mereka mengangguk, dendam tampak jrlas di mata mereka. "Jangan ampuni mereka. Kita balaskan dendam yang sudah 1 tahun kita tahan." lanjutku.
"Ingat! Tanpa ampun sedikitpun!" sambung Ho Jae. Ha Seonsaeng mengulurkan tangannya ke depan, di atasnya tanganku, lalu tangan Ho Jae, tangan Ha Na, Seung Jo, Ma Tae, Kang Dae, Ha Ni dan Euna.
"Hana, dul, set, Golden stars fighting!"
Pertandingan dimulai dengan tunggal putri, Ha Na benar-benar menghabisi musuh bebuyutan kami, Eagle Jaws. Meskipun hasilnya sangat mengkhawatirkan, namun kami mendapatkan 1 poin dengan skor 22-20 dan 21-19. Selanjutnya Kang Dae yang benar-benar kehilangan kendali dengan skor 24-22 dan 21-19.
Itu memberikan kelegaan bagi tim Golden stars mengingat pertandingan Kang Dae sangat menegangkan.
Selanjutnya ganda putri Ha Ni dan Euna yang kalah dan membuat tim Eagle Jaws mendapatkan 1 poin. "Gwaenchana Euna-ya, Ha Ni-ya." kataku saat mereka berdua dengan lesu kembali ke tribun kami.
"Geurae, kalian berdua sudah melakukan yang terbaik." sahut Seok Jin.
"Ya, kalian sudah menampilkan sesuatu yang tidak terduga. Bersemangatlah!" Soo Ji merangkul bahu keduanya dengan senyuman manis yang tak pernah luntur dari wajah cantiknya.
Tribun yang terbagi dua benar-benar ramai, kedua tim bersorak dan menyanyikan yel-yel masing-masing. Bendera Eagle Jaws dan Golden Stars berkibar yang mengapit bendera Korea Selatan di sebelah ruang duduk seonsaeng.
Panitia mengumumkan istirahat 1 jam mengingat ini adalah jam makan siang. Aku mengedarkan pandanganku pada seluruh penonton yang memadati tribun. "Mungkin bagi mereka semua yang menonton, ini hanya pertandingan biasa. Tapi, bagi kami ini adalah pertandingan tentang harga diri. Kami akan membalas semua hal memalukan yang mereka buat tahun lalu." aku menatap Oppa yang tersenyum dan memegang tanganku.
"Geurae. Kau pasti bias membalaskan dendammu! Dengar, tim lawanmu sangat tangguh, kau benar-benar harus memikirkan caranya. Usahakan kau hanya bermain 2 set, jika kau main 3 set maka kau akan kehilangan harapan." Aku menggangguk.
Istirahat telah usai, pertandingan berlanjut dengan ganda putra, semua bersorak untuk Seung Jo dan Ma Tae. Namun sayangnya, mereka berdua juga harus memberikan poin ke Eagle Jaws. Tak ada kata yan terucap saat keduanya kembali ke tribun. Aku tahu semuanya kecewa, tapi tak seharusnya membuat kedua orang yang sudah melakukan yang terbaik itu semakin merasa bersalah, bukan?
"Apa yang kalian lakukan? Ayo beri semangat pada mereka berdua." bisikku pada Jun Goo yang mengerucutkan bibirnya.
"Seung Jo-ya, Ma Tae-ya, gwaenchana." Ha Songsaeng mengembangkan senyumnya.
"Mianhae, Ha Wook-a."
"Gwaenchana, Seung Jo-ya. Kau dan Ma Tae sudah melakukan yang terbaik." aku merangkul mereka berdua.
Setidaknya, senyuman keduanya membuatku merasa lebih baik. Aku melihat teman-temanku yang masih kecewa, bahkan bertambah buruk saat terdengar yel-yel Eagle Jaws semakin keras. Aku menatap Ho Jae yang memejamkan matanya dan menghela napas panjang.