Raya menarik paksa earphone miliknya yang tadi direbut oleh Bimo. Lalu meninggalkan Bimo disana dengan rasa senang bercampur kesal saat ini. Senang sebab Raya masih lah Rayanya yang dulu, dan kesal sebab Raya tak juga segera membuka hatinya untuk pria itu.
Bimo masih terpaku ditempatnya, menyandar pada tembok setinggi pinggang, merasa bimbang untuk mengambil langkah apa yang harus diambilnya. Sementara Raya menghentikan langkahnya di sebalik tembok yang tak jauh dari tempatnya tadi bersapa dengan Bimo. Ia berpikir bahwa tak seharusnya dirinya melarikan diri seperti tadi hanya karena Bimo mengetahui hal itu, toh memang cara yang Bimo perkenalkan dulu benar-benar ampuh untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa gelisah saat mendengar bunyi hujan yang menderu di telinganya.
"Haaaiiisshh ... bego banget sih Raaay ..." omelnya pada dirinya sendiri sembari berjongkok menatap lantai. Untung saja tempat itu sepi. Kalau tidak, ia pasti jadi perhatian orang yang lewat sekarang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com