"Woy, main game yok? Ngantuk aku," celetuk Agus setelah sibuk mengecek ponselnya.
"Main apa?" tanya kami serempak.
"Ular tangga!"
"Hahah, emang bawa boardnya?" tanyaku.
"Bawa doong!" Agus mengeluarkan board ular tangga berukuran lumayan besar dari dalam tasnya beserta dadu dan pinnya, bukan papan keras begitu, hanya terbuat dari kertas tebal yang sudah dilipat jadi 4 bagian olehnya.
Hukuman bagi yang kalah game adalah coret wajah dengan pena, alhasil setelah main beberapa babak, wajah Sari jadi penuh coretan karena sering kalah.
Tak terasa hari sudah menjelang sore, waktu sudah menunjukkan pukul 16.17 WIB. Bimo juga sudah selesai latihan, dia terlihat lelah sekali. Susah payah ku hapus coretan Agus di pipiku, Bimo cuma ngakak lihat bagaimana wajah kami kini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com