Chaeng dan Ju-ne pun menghabiskan hari dengan berjalan-jalan.
Karena sudah malam, Ju-ne pun mengantar gadis berpipi gembul itu kerumahnya.
Sesampainya mereka didepan rumah Chaeng, tiba-tiba Ju-ne menarik pergelangan tangannya dan menatap gadis itu dengan serius.
"Chae" ucap Ju-ne menatap lurus mata Chaeng.
"ya, a-apa Ju-ne?" merasakan hawa sekeliling nya berubah menjadi canggung dan serius membuat jantung Chaeng kembali berdebar, entah sudah berapa kali jantung nya itu berdetak tidak karuan dalam satu hari ini.
Chaeng pun menatap mata Ju-ne namun karena gugup ia menunduk melihat jemari nya yang sekarang sudah di genggam oleh Ju-ne.
"Chae, mungkin kita baru kenal, ini hari pertama aku pindah ke sekolah ini, namun saat melihat dirimu yang begitu manis dan cantik, hati ku berdebar, aku rasa aku suka dengan mu... Mau kah kau menjadi pacar ku Chae?" Ju-ne mengutarakan perasaan nya dengan memberikan Chaeng senyuman dan dengan tatapan yang sangat meyakinkankan.
Mendengar pernyataan Ju-ne mata Chaeng pun melebar karena tidak percaya.
"a-apa? Kamu gak bercanda kan? a-aku gak salah dengar?" Chaeng masih tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar.
"tidak Chae, aku serius, aku sayang sama kamu, sekali lagi aku tanya ke kamu, Maukah kau menjadi pacar ku Chaeyoung?"
"i-iya Ju-ne, aku mau, se-jujurnya aku juga sudah suka sama kamu dari awal kita saling bertatapan dan melihat senyumu itu" Chaeng pun menunduk malu.
Mendengar jawaban dan pernyataan nya Ju-ne dengan cepat langsung memeluk tubuh Chaeng, Ju-ne dengan tidak segan-segan mencium pipi Chaeng, seketika Chaeng pun terkejut dan hanya bisa diam.
Ju-ne menatap Chaeng dengan intens dan dengan perlahan ia mendekati wajah nya ke wajah gadis yang baru saja menjadi pacar nya itu sembari terus melihat bibir merah nya, Chaeng yang menyadari bahwa Ju-ne akan menciumnya dengan cepat ia memalingkan wajah nya dan sedikit menjauh dari dekapan Ju-ne.
"maaf Ju-ne, a-aku harus masuk, bye" ia pun tersenyum lembut agar Ju-ne tidak sakit hati karena ia menjauh dari dekapan nya dan menghindar dari aksi ingin ciumnya itu.
"ah, oke, bye babe, love you" sekali lagi Ju-ne mencium pipi Chaeng.
"love you too" Chaeng dengan segera memasuki rumah nya.
Saat Chaeng ingin memasuki kamar, tiba-tiba hp nya bergetar menandakan ada nya pesan masuk. Dilihatnya sudah ada 35 panggilan tak terjawab dan 20 pesan yang masuk, semua berasal dari Lisa. Seketika itu juga ia merasa sangat bersalah kepada sahabat nya itu..
Chaeng pun segera membuka pesan terakhir dari Lisa dan membaca nya.
> Lisa: "Chaeng! Kemana kamu?! Kenapa tidak mengangkat telpon ku?!"
> Lisa: "yaaakk!!! Balas chat ku!!!"
> Lisa: "Park Chaeyoung!!"
> Lisa: "jangan buat aku khawatir seperti ini!!!"
Saat Chaeng ingin membalas chat Lisa, tiba-tiba hp nya bergetar dan terlihat nama Lisa, dengan cepat Chaeng mengangkat telpon dari gadis Thailand itu, dia tidak ingin sahabat nya semakin khawatir dan marah.
"ha-halo Lis" jawab Chaeng berusaha untuk tidak gugup
"dari mana saja kamu?" terdengar nada bicara Lisa yang sangat dingin
"ma-maaf Lisa, tadi hp ku lowbat, dan a-aku menyelesaikan tugas nya sampai sore" dengan terpaksa Chaeng pun kembali berbohong.
"gak usah bohong Chaeng, kamu pulang sama Ju-ne kan?!" lisa sedikit menaikkan nada bicaranya, dia benar-benar kesal dengan sahabat nya itu, lagi dan lagi dia berbohong pada nya.
"k-kok kamu tahu? Kamu tahu dari mana Lisa?" Chaeng pun mulai takut mendengar nada bicara Lisa yang dingin dan sekarang mulai sedikit membentak dirinya.
"aku lihat tadi kamu pulang dengan dia, tidak lama dari aku pulang kamu juga sudah keluar sekolah kan" jawab Lisa dengan nada datar.
"i-iya... tadi dia ngajak aku pulang bareng dia, dan aku sempat di ajak jalan-jalan dulu, tapi ini aku udah di rumah kok"
"terus?"
"kamu harus tahu Lis, tadi Ju-ne menyatakan perasaan nya pada-ku, dia bilang dia sayang dan suka sama aku, dan Lis.. you know what? Dia minta aku jadi pacar nya dia, Oh My God! Seketika hati ku sangat berdebar-debar, dan karena aku suka sama dia, aku terima saja" cerita Chaeng dengan sangat senang dan bersemangat sambil tersenyum melupakan fakta bahwa Lisa masih marah dan kesal dengannya.
Mendengar kabar bahwa gadis yang ia cintai jadian dengan pria yang tidak ia suka membuat hati nya hancur berkeping-keping, dia langsung meletakkan tangan kanan nya ke dada nya, Lisa merasakan matanya mulai panas menahan air mata nya.
"oh gitu, bagus dong, congrats Chaeng" Lisa berusaha berbicara dengan nada yang semangat juga berusaha menutupi kesakitan yang ia rasakan.
"thankyou Lis, aku bahagia banget"
"welcome Chaeng, oh iya aku tidur duluan yah.. sekali lagi selamat ya, dan semoga langgeng" Tanpa menunggu jawaban Chaeng, Lisa langsung mematikan telpon nya.
"loh, ini kan baru jam 10 malam, tumben sekali Lisa sudah merasa ngantuk, ya sudah lah mungin dia lelah" ucap Chaeng dengan sangat bingung namun karena ia merasa lelah ia pun memutuskan untuk tidur.
~
Setelah mematikan telepon Lisa pun tidak bisa menahan tangisannya, air matanya mengalir jatuh ke pipinya terus menerus.
"why Chaeng?! WHY?!!" teriak Lisa ditengah isakan tangis nya
"a-apa kah kamu tidak menyadari perasaan ku? A-Aku sayang kamu Chaeng, aku c-cinta kamu Park Chaeyoung, lebih dari siapa pun! Dia tidak pantas untukmu!" Lisa menekan dada nya, ia merasakan sakit yang sangat menyiksa.
Sudah setengah jam Lisa menangis, akhir nya dia memutuskan untuk menenang kan diri nya,
"Li-Lisa, cukup, kau sahabat nya, kau harus nya bahagia dengan kabar baik ini, k-kau harus menyemangati nya, remember kau hanya SA.HA.BAT, ya kau hanya SAHABAT nya.." mengucapkan kata 'hanya sahabat', air mata yang sudah mulai berhenti itu pun kembali mengalir keluar dan rasa sesak di dada nya pun semakin parah.
Lisa terus menangis, hingga ia tak sadar sudah tertidur.
~
~
Keesokan hari nya Lisa berangkat sekolah sendiri karena Chaeng memberi tahu nya bahwa Ju-ne menjemput nya pagi ini.
Lisa memasuki kelas nya dan melihat Ju-ne sudah duduk disamping Chaeng, ya, dia menduduki bangku Lisa. ia berusaha semangat dan langsung menghampiri Chaeng dengan senyum nya, menyapa sahabat yang ia cintai dan juga pria brengsek itu.
"morning Chaeng, Ju-ne" sapa Lisa menutupi kesedihannya.
"pagi juga Lisa" jawab Chaeng dan Ju-ne bersamaan
"oh iya Lis, kamu mau bertukar tempat duduk dengan ku tidak? Apakah kamu merasa keberatan?" pinta Ju-ne dengan muka berharap Lisa mau bertukar tempat duduk dengan nya.
Lisa hanya bisa tersenyum miris sambil terus melihat tangan Chaeng yang di genggam pria itu.
"oke, boleh kok, toh gak ada beda nya juga hanya maju satu baris" Lisa langsung duduk dibangku Ju-ne tanpa melihat Chaeng.
"thankyou Lisa" bisik Ju-ne.
Chaeng yang menyadari kalau mata Lisa sedikit bengkak pun merasa khawatir, dan dia sadar, sedari tadi Lisa tidak menatap dirinya.
"kenapa mata nya bengkak seperti itu? Terus kenapa juga dia gak menatap ku? Biasa nya dia selalu menatap mataku" gumam Chaeng didalam hatinya sambil terus menatap punggung sahabat nya yg sekarang berada didepannya.
"Chae? Babe? Hei, kok melamun?" Ju-ne membuyarkan lamunan pacarnya dan mereka pun kembali bermesraan.
~
15 menit sebelum bell istirahat, Lisa sedikit membalikkan badan nya dan ingin mengajak Chaeng untuk makan bersama.
"Chaeng, kamu istirahat bareng aku kan?" bisik Lisa
Chaeng langsung menatap Lisa kemudian ia menatap Ju-ne kembali kepada Lisa dan ia menunjukkan rasa tidak enak nya.
"ehhmm Lis, kayak nya aku istirahat sama Ju-ne deh, mianhae Lis, tidak apa kan? Oh kalau tidak begini saja, kamu gabung saja sama kita"
"oke" jawab lisa singkat dan kembali membalikkan badannya.
Saat istirahat tiba, Chaeng dan Ju-ne bergandengan tangan sehingga Lisa berjalan dibelakang mereka, sesekali Lisa memandangi gadis didepannya dengan tatapan sedih, lalu ia pun melihat Chaeng yang merangkul lengan pria itu dengan manja, merasa hati nya memanas ia memalingkan pandangan nya ke arah lain.
Selama makan Chaeng hanya berbicara dan bermesraan dengan Ju-ne hingga ia lupa kalau ada Lisa di depan nya.
"Chaeng, aku pergi duluan ya, ada urusan" tanpa menunggu jawaban dari sahabat nya itu Lisa dengan cepat segera berdiri.
"a-ah Lisa, iya Lis, oke" Chaeng yang tiba-tiba ingat kalau ada Lisa di depannya merasa bersalah karena sempat lupa dengan kehadirannya.
~
~
Mulai dari hari itu, Chaeng sudah jarang sekali berbicara dengan Lisa karena ia selalu saja bersama pacarnya, dan Lisa sendiri pun memutuskan untuk sedikit menjauh karena ia tidak kuat melihat orang yang ia cintai bersama orang lain.
Per-sahabatan mereka pun semakin merenggang.
3 bulan sudah Chaeng dan Ju-ne berpacaran dan sudah 3 bulan pula Chaeng dan Lisa berjauhan, tidak bisa dipungkiri gadis Thailand itu sangat merindukan sahabat nya, merindukan canda tawa yang ia habiskan bersama gadis itu.
Dan sebenar nya dugaan Lisa akan pria brengsek itu benar, sudah 2 bulan belakangan ini Lisa sering tidak sengaja memergoki pria itu jalan dengan perempuan lain, mau itu perempuan dari sekolah nya atau bukan.
Setiap Lisa memergoki Ju-ne dengan perempuan lain, Lisa selalu langsung memberi tahu Chaeng akan kejadian itu, namun sahabat nya yang sudah sangat menyukai dan mungkin sudah cinta dengan pria brengsek itu tak pernah mendengarkan apa yang Lisa ucapkan dan bahkan ia memarahi Lisa kalau dia tidak suka dengan cara Lisa menjelek-jeleki pacarnya.
~
~
suatu hari, saat Lisa sedang bersama teman-teman nya duduk di cafe.
Lisa melihat seorang pria yang sangat ia benci memasuki cafe itu dengan perempuan yang digandeng nya dengan sangat mesra dan saat mereka sudah duduk, Lisa melihat Ju-ne merayu dan ber-mesraan dengan perempuan itu.
Amarah dan kesabaran Lisa pun sampai pada di titik akhir, ia memutuskan untuk menelpon Chaeng untuk datang ke cafe itu dan melihat apa yang dilakukan oleh pria yang selalu ia bangga-bangga kan sebagai pacar.
"halo Chaeng?" jawab Lisa saat Chaeng mengangkat telepon dari nya
"kenapa Lis? Kamu mau bilang pacarku dengan perempuan lain lagi? Baru seminggu yang lalu kamu bilang ke aku, dan sekarang kamu mau bilang dia selingkuh? Sebenar nya kamu kenapa sih Lis? ada masalah apa kamu sama hubungan ku dengan pria itu?" bukannya menjawab salam, Lisa malah langsung mendapatkan ocehan Chaeng yang merasa sudah mulai lelah dengan aduan Lisa terhadap pacar nya itu.
"terserah kamu mau percaya aku apa gak Chaeng, tapi sekarang aku ada bukti kuat atas tuduhan ku akan dia, cepat datang ke cafe BLINK, kamu akan tahu kebenaran nya" Lisa pun mematikan telepon nya tanpa menunggu jawaban Chaeng.
Chaeng pun akhir nya memutuskan untuk datang ke cafe itu untuk melihat apa yang Lisa maksud. Ia sedikit kesal dan penasaran dengan ucapan sahabat nya itu.
Sesampai nya Chaeng di cafe BLINK, dia pun mencari posisi Lisa berada, tetapi sebelum ia menemukan sosok gadis Thailand yang ia cari, mata nya melihat seseorang yang sangat familiar sedang bersama perempuan, dan melihat mereka sedang tertawa dan sang pria terlihat memegang pipi perempuan itu, Chaeng yang yakin akan sosok pria tersebut pun dengan cepat melangkah menuju meja kedua orang itu.
Lisa yang melihat chaeng memasuki cafe pun langsung berdiri dan langsung menyusul Chaeng ke meja sepasang kekasih itu.
*PLAAK!*
dengan emosi Chaeng tanpa ragu langsung menampar pria tersebut.
"Oh ternyata begini kelakuan kamu?! selama ini apa yang Lisa bilang bener?!! Kamu selingkuh dari aku Ju-ne?!! Kenapa kamu tega lakukan itu?!" teriak Chaeng sambil menahan tangisan nya.
Ju-ne yang kaget dan merasa kesal pun langsung berdiri dan menghadap Chaeng.
"iya... kamu tanya kenapa? Karena aku gak pernah serius sama kamu, dan kamu gak pernah turutin apa yang aku mau!" Ju-ne menaiki nada bicara nya sambil memberikan smirk menyepelekan nya untuk gadis yg menangis di depan nya"
"kamu gila Ju-ne!! aku kasih semua yang kamu inginkan, tapi apa yang kamu pinta itu selalu tubuh ku!! aku gak akan pernah memberikan tubuh ku untuk playboy seperti mu!!" teriak Chaeng yang terus meneteskan air mata nya.
Tak terima dengan perkataan Chaeng, Ju-ne merasa sangat emosi, dia menaikkan tangan nya siap menampar pipi mulus Chaeng.
Chaeng yang melihat itu segera menutup mata nya bersiap menerima tamparan Ju-ne, namun ia sedikit bingung karena tidak merasakan apa pun, dia malah mendengar suara tinjuan yang sangat keras. Chaeng membuka matanya perlahan dan melihat Lisa meninju pipi Ju-ne sampai pria itu tersungkur di lantai.
Lisa yang tidak bisa menahan emosi nya menarik kerah baju pria itu.
"lu pikir bisa sakitin sahabat gua hah?!!!" Lisa melayangkan tinjuan nya kembali
"dasar brengsek!!!" Lisa terus-terusan meninju wajah ju-ne hingga bibir dan pelipis pria brengsek itu mulai mengeluarkan darah. para tamu dan pegawai di cafe itu pun semakin histeris namun tak ada satu pun dari mereka yang berani melerai gadis yang sedang menghajar pria itu dengan membabi-buta.
Chaeng yang khawatir dan takut akan amarah sahabat nya seperti itu segera mencoba menghentikannya.
"Li.Lisa.. berhenti, ku mohon berhenti" Chaeng berusaha menghentikan Lisa, namun karena amarah dan kebencian Lisa terhadap Ju-ne yang sudah ia pendam sedari lama ia tidak bisa mendengar suara sahabat nya, dan ia tetap meninju dan menendang perut Ju-ne dengan keras.
Karena Lisa tidak mendengar nya, Chaeng pun memberanikan diri dan langsung memeluk Lisa dari belakang, Merasa ada tangan yang memeluk nya dan mendengar tangisan Chaeng akhir nya Lisa tersadar dan berhenti memukuli pria yang sudah tidak berdaya dihadapannya.
"sudah Lisa, cu-cukup... a-aku takut melihat mu seperti ini" ucap chaeng ditengah isak tangis nya sambil terus memeluk erat pinggang Lisa.
Lisa sendiri kaget akan kekuatan nya yang entah berasal darimana, lalu dilihat nya wajah ju-ne yang sudah berdarah. Dia segera mengelus lembut tangan Chaeng yang melingkar di pinggang nya.
"ma-maaf Chaeng, aku diluar kendali, kumohon jangan menangis lagi" Lisa membalikkan badan nya dan memeluk tubuh chaeng yang bergetar, dia pun segera menarik sahabat nya itu keluar dari cafe dan segera menaiki motor nya menuju rumah Chaeng.
Diperjalanan, Chaeng hanya diam dan terus memeluk Lisa dengan erat.
Sesampai nya di rumah Chaeng.
saat turun dari motor, Chaeng melihat tangan Lisa yang berdarah dan terluka, dengan pelan dia menarik Lisa untuk masuk ke rumah nya. dan segera mengambil perlengkapan obat-obatan dan menuju kamar nya.
"duduk lah Lis" yang disuruh pun segera duduk di pinggiran ranjang dan ia baru sadar kalau tangan nya ternyata terluka dan berdarah.
Dengan perlahan Chaeng duduk disebelah Lisa, dan mulai mengobati luka sahabat nya. Lisa terlihat menahan sakit karena alkohol dan obat yang Chaeng oleskan. Melihat Lisa seperti itu Chaeng pun tertawa kecil.
"hahaha, tadi ajah kamu dengan sangar nya memukuli Ju-ne tanpa ampun, dan sekarang lihat lah, kamu malah meringis kesakitan hanya karena di obati?" goda Chaeng yang masih mengobati tangan Lisa.
"sh-shut up Chaeng" gumam Lisa berusaha menahan air matanya karena luka nya yang sangat perih.
Mereka kembali terdiam dan Chaeng sekarang mem-perban luka Lisa. Setelah selesai Chaeng membuka pembicaraan.
"terima kasih ya Lis, dan maaf, harus nya aku mendengarkan ucapan mu ataupun tuduhan mu pada pria brengsek itu" Chaeng kembali menangis sambil menggenggam tangan Lisa.
"ssshh, Chaeng, my chipmunk, sudah jangan menangis lagi, lelaki itu tidak pantas kamu tangisi" Lisa menarik gadis yang ia sayangi ke dalam pelukannya dan mengelus rambut Chaeng dengan lembut.
"makasih Lis" Chaeng semakin mengerat kan pelukan nya dan membenamkan muka nya di ceruk leher Lisa.
"sama-sama Chaeng, itu guna nya sahabat, aku akan selalu ada untuk mu, suka atau pun duka, dan kita harus saling mengingat kan satu sama lain, ne?" Lisa mencium kening Chaeng dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Dengan itu persahabatan kedua nya pun kembali terjalin..
~
~
~ TBC ~
thanks for reading~
Mohon berikan masukan, vote, ataupun comment kalian ya, karna vote ataupun comment dari readers itu bkin aku semangat nulis nya.
Like it ? Add to library!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!