Elang setelah bercinta sebanyak tiga kali dengan Via langsung memutuskan membersihkan diri terlebih dahulu sendirian. Elang mencium bibir dan kening Via sebelum masuk kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian Elang kembali ke meja kerjanya. Elang yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya dengan cepat karena tadi tertunda untuk bercinta dengan Via akhirnya dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Elang yang melihat jam sudah sore, kembali masuk ke kamar pribadinya untuk membangunkan Via.
"Via, sayang bangun" ucap Elang lembut menatap tubuh Via yang hampir polos bagian atasnya yang tak tertutup selimut.
"Mmmm" jawab Via yang mulai bergerak dan secara otomatis kedua payudara Via terpampang dihadapan Elang.
Elang yang tak dapat respon Via untuk bangun akhirnya kembali menindih tubuh Via kembali dan menghisap dengan kuat puting payudaranya serta meremas payudara yang satunya. Via tiba-tiba sadar efek dari apa yang Elang lakukan.
"Kau ingin mandi sekarang atau kembali bercinta denganku lagi disini" tanya Elang menggoda Via.
"Via, mau mandi kak. Kalau itu nanti saja di lanjutnya, sekarang Via masih lelah. Tadi pagi bukankah kakak habis bercinta juga dengan Via ditambah tadi siang juga. Kalau dipikir-pikir kakak bercinta sama Via hampir kaya minum obat sehari tiga kali tapi setiap sekali minum obat dengan jumlah obat yang berbeda. Nanti malam saja yah kak lanjut bercintanya. Via janji akan melayani kakak lagi, tapi jangan sekarang" jawab Via yang berucap kepada Elang yang tak menyadari ucapannya tadi.
"Iya, nanti malam lagi. Jangan coba menghindar nanti malam dan kakak minta kamu pakai baju lingerie yang sangat seksi kalau gituh" ucap Elang.
Via yang mendengar ucapan Elang reflek menganggukan kepalanya tanpa menyadari ucapan Elang. Via langsung turun ke bawah dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.
"Kenapa bawa-bawa selimut ke kamar mandi, lepaskan selimutnya disitu. Lagi pula bagian tubuhmu yang mana yang belum aku lihat" tanya Elang.
Via yang mendengar ucapan Elang langsung melepaskan selimutnya dan berlari cepat ke arah kamar mandi yang kebetulan pintunya tak tertutup.
Elang melepaskan sprei dari kasur dan menggantikan dengan yang baru. Sprei yang tadi bekas digunakan untuk bercinta dengan Elang dan Via dimasukkan ke kantong pakaian kotor untuk di laundry nantinya.
Elang tersenyum melihat Via yang polos dan mengiyakan dengan mudah ucapannya serta tak menyadari ucapan yang keluar dari mulut Via.
Via sudah selesai mandi dan menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya yang polos. Via berjalan ke arah Elang dengan canggung dan malu-malu.
"Kau, ingin menggodaku sekarang Via. Nanti malam saja menggoda aku nya" ucap Elang menggoda Via.
"Ehm, itu kak…. Via kan tidak bawa baju ganti pas tadi kesini. Liat baju Via yang tadi digunakan ga, kak" tanya Via tertunduk.
"Bajunya sudah kakak masukkan ke kantong pakaian kotor semuanya" jawab Elang dengan santainya.
Via yang mendengar jawaban Elang bingung dan kaget. Dia berpikir bagaimana bisa pulang kalau bajunya sudah disatukan dengan pakaian kotor, tak mungkin diambil lagi dan yang pasti kak Elang tak akan mengizinkan hal itu terjadi. Elang yang memperhatikan wajah Via yang frustasi dan warna bibir miliknya yang sudah mulai pucat menyadari kalau Via sudah kedinginan.
Elang melangkah mendekati Via dang melingkarkan tangannya ke pinggang Via. Elang mengarahkan Via untuk berbalik badan sekarang dan melangkah ke samping kanan tiga langkah untuk membuka lemari.
Via melakukan apa yang diminta Elang dan membuka lemarinya. Disana terlihat lengkap semua pakaian khusus wanita dengan ukuran pas ke tubuh Via mulai dari dress, bra serta celana dalam.
Elang melingkarkan tangannya dengan kuat di pinggang Via dan tangan yang satunya sudah mulai menarik lilitan simpul di bagian atas. Elang menaruh dagunya di pundak Via, sedangkan Via bingung dengan apa yang dia lihat dan mulai berpikiran yang macam-macam tentang Elang.
"Jangan berpikiran macam-macam tentang pakaian wanita dalam lemari itu. Itu memang khusus aku persiapkan untukmu, jika sedang kesini dan aku meminta kamu untuk bercinta seperti tadi. Wanita-wanita yang melemparkan dirinya kepadaku atau naik ke atas ranjangku dengan suka rela tanpa diminta atau dibayar sekalipun tak pernah aku bawa masuk ke kamar ini. Mereka jika ingin melayani aku paling di kursi kerjaku, dengan tubuh mereka yang sudah polos tanpa sehelai benang saat akan duduk ke pangkuanku atau berpose dengan erotis di sofa tanpa menggunakan pakaian sama sekali ataupun memakai pakain itu hanya menutupi putingnya dan celana dalam tipis jika sekali tarikkan akan langsung terlepas. Ada juga yang datang langsung melepaskan pakaian begitu saja saat pintu tertutup dan dia menguncinya. Langsung melucuti pakaiannya satu persatu dan mengeluarkan alat sex yang berbentuk penis. Dia mengarahkan langsung ke dalam vaginanya dan membuat penis itu otomatis bergerak dengan sendirinya. Setelah itu dia akan menari erotis untuk menarik perhatianku. Masih banyak type wanita yang datang kepadaku dengan berbagai macam cara untuk bisa menemani aku tidur semalam atau memuaskan nafsu birahiku. Jika suatu hari ada yang datang padamu dan meminta untuk pergi dari sisiku jangan pernah kau lakukan itu serta jangan kau pergi dari sisiku membawa anak-anak kita nantinya. Kamu bisa bercerita padaku atau bertanya pada Roy dan pak San karena mereka berdua yang paling lama ikut bersama aku" ucap Elang panjang lebar yang menjelaskan wanita-wanita yang mengelilinginya dan suka rela melayani nafsunya dimanapun dia berada.
Elang yang tak pernah melepaskan matanya dari ekspresi wajah Via pun melihat dengan jelas kalau Via terlihat sedih dan kecewa dengan Elang. Elang yang sudah selesai menceritakan wanita-wanita yang mengelilinginya dulu pun mengakhirinya dengan menciumi pundak Via yang masih terbuka belum tertutup oleh baju.
Via yang merasakan tangan Elang yang meremas kedua bukit kembarnya langsung kembali dari lamunannya.
"Kak, lepasin kedua payudara Via dari tangan kakak. Bagaimana Via bisa pakai baju kalau begini?" ucap Via ragu-ragu.
Setelah Via berpakaian dengan dress polos yang panjangnya selutut dengan kerah leher yang tinggi serta tanpa lengan memberi kesan fresh dan muda di wajah Via dan tak lupa dengan model kancing di bagian depan yang memang sesuai dengan model dress atau pakaian yang memang Elang sukai jika Via memakainya.
"Ayo kita turun ke bawah untuk pergi ke satu tempat atau mungkin dua tempat bisa juga lebih" ucap Elang menarik tangan Via.
Via yang ditarik tangannya mengikuti langkah Elang keluar dari kamar pribadi menuju pintu utama yang ada di ruangan tersebut. Roy yang sudah siap di depan lift langsung melihat tuannya yang berbeda tak seperti biasanya.
Elang melangkah bersama Via kedalam lift yang disusul Roy. Elang melingkarkan tangannya di pinggang Via secara posesif. Lift berhenti di lantai dasar, Roy yang keluar terlebih dahulu disusul oleh Elang dan Via di belakangnya. Tangan Elang tak berubah posisi dari yang tadi di dalam lift hingga keluar dari lift dan melangkah menuju lobby gedung perusahaan Pratama Corporation.
Saat mereka keluar dari lift khusus CEO, bersamaan dengan jam karyawan yang bubaran dari jam pulang kantor. Semua karyawan melihat sang CEO mereka melingkarkan tangannya di pinggang seorang wanita yang terlihat masih sangat muda sekali dan sepertinya jauh dari umur CEO mereka.
Setiap karyawan yang berpapasan atau bertemu dengan Elang dan Via memberikan hormat. Elang dengan sikapnya yang biasa tak menjawab dan terus melangkah, sedangkan Via membalasnya dengan sebuah senyuman saja.
Setiap karyawan yang dicueki oleh Elang seperti biasanya tak sakit hati atau ambil pusing karena mereka tahu CEO mereka seperti itu dari dulu. Tapi yang membuat mereka aneh dan bertanya-tanya wanita yang disamping CEO mereka yang terlihat ramah dan membalas sapaan mereka dengan hanya sekedar senyuman yang tak seperti biasanya, biasanya wanita-wanita yang disamping CEO mereka itu akan bersikap sombong dan angkuh.
Elang dan Via sudah meninggalkan lobby dan masuk ke dalam mobil tapi banyak karyawan yang melihat dan menyaksikan adegan tadi bertanya-tanya dan ingin tahu siapa wanita tersebut.