Enzo pun memasang kuda-kuda untuk menyerang Ryouichi.
"Nampaknya Enzo telah sepenuhnya terpancing olehku" gumam Ryouichi.
"Persiapkan dirimu!" teriak Enzo.
Enzo pun menyerang Ryouichi dengan berlari cepat dan berusaha untuk menebas Ryouichi. Namun Ryouichi yang sudah dapat memprediksi serangan dari Enzo pun dapat menghindar dengan mudah.
"Kau terlalu sombong jika kau pikir bisa menghindari serangan ku!" teriak Enzo.
"A-apa?!" gumam Ryouichi.
"[Skill aliran pedang ganda : serangan bayangan]"
Seketika Enzo sudah berada di depan Ryouichi yang sedang menghindar dan dapat menebas Ryouichi namun serangan itu masih bisa ditangkis oleh Ryouichi.
"Jika aku lengah sedikit saja, serangan itu dapat membuat luka yang cukup parah padaku" gumam Ryouichi.
"Kau lumayan hebat bisa menghindari seranganku tadi, namun jangan harap ada kesempatan lain bagimu untuk menghindar" ucap Enzo.
"Apa kau yakin kau bisa melukaiku dengan serangan lemah seperti itu? Bahkan kau tidak dapat menyelamatkan temanmu dengan kemampuan seperti itu" ucap Ryouichi sembari terlihat mengejek Enzo.
Enzo pun terlihat semakin tidak sabar untuk segera mengakhiri pertandingan diantara mereka berdua. Terlihat Enzo melepas sarung tangan miliknya dengan giginya dan terlihat [insignia] yang berada di tempurung tangannya menyala berwarna biru. Seketika warna mata dari Enzo berubah menjadi warna biru dan mengeluarkan aura yang besar.
"Apa kau sudah gila? Apa kau ingin menghancurkan gedung ini?" ucap Ryouichi
"Aku tidak perduli jika gedung ini hancur, asalkan aku bisa membuatmu bersujud dan meminta maaf atas perkataanmu tadi!" teriak Enzo.
"Gawat, ini sudah berada di luar perkiraanku. Tidak kusangka Enzo sampai mengaktifkan [insignia] miliknya" gumam Ryouichi.
"Takemikazuchi, muncullah dan bantu aku mengalahkan orang yang menghalangi jalanku!" teriak Enzo.
Seketika muncul senjata roh di kedua tangan Enzo. Senjata roh milik Enzo adalah dua pedang katana yang memiliki elemen petir dan api. Enzo pun langsung berlari dengan cepat dan langsung mencoba untuk menyerang Ryouichi.
Enzo dan Ryouichi pun saling beradu pedang, suara besi yang saling menghantam satu sama lain pun terdengar dengan keras.
"Cih, dia memiliki elemen atribut yang sangat cocok untuk menyerang dan menghabisi musuh dengan mudah" gumam Ryouichi.
"Ada apa? Bukankah kau tadi membual bahwa aku tidak dapat mengalahkanmu? Akan ku perlihatkan kekuatan ku yang sesungguhnya padamu!" ucap Enzo.
"[Ultimate skill : flying raijin]."
Enzo terlihat merapal sihir dan seketika muncul lingkaran sihir dibawah kaki nya.
Skill ini menyelimuti pengguna dengan aura petir dan dapat membuat kekuatan pemakai nya menjadi bertambah berkali-kali lipat serta bisa menyerang target secara terus menerus tanpa kelelahan sedikitpun.
Enzo pun menyerang Ryouichi secara terus menerus dari berbagai sisi, terlihat Ryouichi tidak dapat melawan balik dan hanya bisa bertahan dari serangan Enzo.
"Ada apa! Kemana perkataan sombong mu kepadaku tadi!" teriak Enzo sembari terus menerus menyerang Ryouichi tanpa memberi Ryouichi waktu untuk membalas serangan itu.
Akhirnya Ryouichi pun terdesak dan jatuh berlutut ketanah setelah menerima banyak serangan dari Enzo.Enzo pun perlahan mendekati Ryouichi yang terlihat terluka dan kelelahan.
"Kau sudah kalah, orang-orang seperti dirimu lah yang paling aku benci. Hanya karena kalian mempunyai pangkat lebih tingi, bukan berarti kalian itu hebat" ucap Enzo sembari menghunuskan pedang ke leher Ryouichi.
"Jadi karena alasan itu, kau bertingkah seperti anak kecil dan bersikap tidak menghormati prajurit lain yang pangkatnya lebih tinggi darimu? Kau pikir dengan bertingkah seperti itu, kau terlihat keren?" ucap Ryouichi.
"Apa kau bilang tadi?" ucap Enzo.
"Akari sudah memberitahuku seluruh alasan mengapa kau bertingkah seperti ini, tapi aku tidak menyangka kau sampai bertindak bodoh sampai sejauh ini" ucap Ryouichi sembari tersenyum menyeringai.
"Apa kau sudah pernah merasakan bagaimana rasanya melihat orang yang sangat kau sayangi terbunuh didepan matamu? Apa kau tahu bagaimana rasanya setiap malam tidak bisa tidur karena di hantui rasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan mereka? Tentu saja kau tidak tahu!" teriak Enzo dengan ekspresi wajah marah.
"Aku tahu" ucap Ryouichi.
"Apa?" ucap Enzo dengan ekspresi wajah terkejut.
"Aku tahu bagaimana rasanya hidup seperti itu. Aku sudah pernah kehilangan orang yang sangat aku sayangi dan melihatnya terbunuh didepan mataku, sementara aku hanya bisa terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa"ucap Ryouichi sembari memasang ekspresi wajah sedih.
Ryouichi pun berdiri dan menatap Enzo.
"Dan aku juga tahu penyebab kematian dari temanmu adalah karena perintah dari petinggi yang mengirim kalian untuk menyelesaikan misi memburu Demon, namun karena kesalahan perintah dari petinggi itulah yang menyebabkan seluruh pasukan dan temanmu mati di sergap oleh para Demon. Dan fakta bahwa kau adalah salah satu dari prajurit yang masih hidup berarti kau masih beruntung" ucap Ryouichi.
"Beruntung kau bilang? Jangan bercanda denganku. Jika aku bisa menukar nyawaku dengan nyawa teman-temanku,maka aku tidak keberatan sama sekali" ucap Enzo.
"Bagaimana jika kau menebus semua penyesalan dan kebencian masa lalumu dengan bergabung ke dalam pasukan milikku untuk memberantas teroris serta para petinggi yang berkhianat?" ucap Ryouichi.
"Apa kau bercanda? Disini akulah pemenangnya. Kau tidak berhak meminta ku untuk bergabung dengan pasukan milikmu" ucap Enzo.
"Kau pemenangnya? Atas dasar apa kau berkata seperti itu?" ucap Ryouichi tersenyum.
Seketika muncul lingkaran sihir di bawah kaki Enzo dan membuatnya tidak bisa bergerak.
"Se-sejak kapan kau merapalkan sihir padaku?!" ucap Enzo terkejut.
Ryouichi pun mendekati Enzo dan memukul nya tepat di bagian perut. Seketika Enzo pun jatuh terduduk setelah menerima pukulan itu.
" Kelemahanmu adalah kau terlalu cepat percaya diri dan merasa bahwa kau lah yang akan menang, dalam perang segala hal bisa terjadi" ucap Ryouichi.
Tiba-tiba Akari berlari ke arah mereka berdua dan memeriksa kondisi dari Enzo.
"Letnan Dua Ryouichi, Enzo sudah sadar akan kesalahannya. Kumohon jangan memukulnya lagi" ucap Akari memohon kepada Ryouichi.
"Menyingkirlah Akari, aku harus menyelesaikan pertarungan ini" ucap Ryouichi
"Ta-tapi…" ucap Akari ragu-ragu.
"Ini perintah, menyingkirlah" ucap Ryouichi tegas.
Akari nampak dengan berat hati menyingkir dari tempat itu dan hanya menonton dari kejauhan.
Ryouichi terlihat hendak memukul Enzo lagi, nampak Enzo memejamkan matanya. Namun karena merasa tidak ada hal yang terjadi pada dirinya, Enzo pun membuka matanya dan melihat Ryouichi mengulurkan tangan kepada dirinya.
"Ayo, bangkitlah. Mau sampai kapan kau terlihat menyedihkan seperti itu?" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
Enzo pun menerima uluran tangan dari Ryouichi dan berdiri .
"Enzo, aku berharap kau bisa bergabung dengan pasukan milikku. Aku tidak bisa berjanji banyak kepadamu, namun ada satu hal yang bisa aku janjikan padamu. Satu hal itu adalah aku akan selalu berada di pihakmu, aku tidak akan mengkhianati teman-temanku. Aku tidak berharap kau menghormatiku sebagai atasan mu, tapi aku berharap kau bisa membuka hatimu dan menganggapku sebagai temanmu" ucap Ryouichi.
Enzo pun terlihat terkejut dengan perkataan Ryouichi dan terlihat Enzo menitikkan air mata.
"Tapi, aku sudah pernah gagal melindungi teman-temanku. Aku takut tidak mampu untuk melindungi orang lain, aku takut jika ada temanku yang mati di hadapanku lagi" ucap Enzo dengan ekspresi sedih.
"Siapa yang berkata bahwa kau gagal melindungi teman-temanmu? Bukankah kau berhasil melindungi satu orang?" ucap Ryouichi sembari memandang ke arah Akari.
"Tapi…" ucap Enzo ragu-ragu.
"Bukankah sudah kubilang aku tidak akan mengkhianati teman-temanku dalam kondisi sesulit apapun. Jadi kau tidak perlu takut jika tidak mampu melindungi teman-temanmu yang lain, karena aku pasti akan datang untuk menyelamatkan kalian" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
Enzo pun menatap Ryouichi dan berlutut di hadapannya.
"Aku Enzo, akan bergabung dengan pasukan milikmu. Dan aku bersumpah untuk selalu mengikuti dan setia padamu, tidak perduli apapun yang terjadi" ucap Enzo sembari mengepalkan tangan kanannya di dada kirinya.
Ryouichi pun mendekati Enzo dan menepuk pundaknya.
"Berdiri lah, bukankah aku sudah bilang untuk tidak menganggapku sebagai atasanmu. Anggaplah aku sebagai teman mu" ucap Ryouichi.
"Baiklah" ucap Enzo sembari berdiri.
Akari pun berlari menuju Ryouichi dan juga Enzo, namun terjatuh karena tersandung sesuatu.
"Bukankah masih ada hal yang lain ingin kau lakukan?" ucap Ryouichi sembari melihat Akari yang terjatuh.
" Benar juga, terima kasih sudah membuatku menyadari dan melepaskan kenangan masa laluku" ucap Enzo.
"Baiklah, aku akan menunggumu di bawah" ucap Ryouichi sembari pergi meninggalkan Enzo.
"Aduh, sakit sekali" ucap Akari kesakitan.
"Apa kau baik-baik saja?" ucap Enzo sembari mengulurkan tangan kepada Akari.
"Te-terima kasih" ucap Akari sembari menerima uluran tangan Enzo dan berdiri.
"Ja-jadi, aku minta maaf jika perbuatanku selama ini selalu menyusahkanmu" ucap Enzo sembari menggaruk kepalanya.
"Pffftt… hahaha" Akari tertawa setelah mendengar ucapan dari Enzo.
"Kenapa kau malah tertawa? Aku serius" ucap Enzo.
"Maaf maaf, hanya saja aku tidak terbiasa melihatmu bersikap seperti ini. Letnan Dua Ryouichi sungguh berhasil menjinakkanmu"ucap Akari.
"Dan juga aku minta maaf karena selama ini aku selalu menjauhkan diri darimu setelah kejadian itu. Aku tidak bermaksud buruk kepadamu, hanya saja aku takut jika aku terlalu akrab denganmu maka aku akan semakin terluka jika kehilangan orang lain lagi" ucap Enzo.
"Tidak apa-apa Enzo, aku paham dengan kondisi mu. Harusnya aku yang berterima kasih padamu karena menyelamatkanku saat pasukan kita di sergap oleh Demon" ucap Akari sembari meraih tangan Enzo dan tersenyum dengan indah.
Enzo hanya dapat terdiam ketika melihat senyuman dari Akari.
"Senyumanmu sungguh indah, apa kau mau menikah denganku?" ucap Enzo.
"A-apa?! Bukankah itu terlalu terburu-buru?" ucap Akari dengan wajah memerah dan salah tingkah.
"Aku hanya ingin melindungi senyumanmu itu, aku tidak ingin senyuman itu pudar" ucap Enzo dengan ekspresi kecewa.
Akari pun tersenyum setelah mendengar ucapan dari Enzo.
"Bodoh, meski kau sangat ingin melindungi senyuman manis ku namun kita tidak perlu terburu-buru menikah. Bukankah kita juga belum terlalu mengenal satu sama lain?" ucap Akari.
"Be-begitukah?" ucap Enzo dengan ekspresi kecewa.
"Ada apa dengan wajah sedihmu itu. Aku memang berkata kita tidak perlu terburu-buru menikah, namun aku tidak berkata bahwa aku tidak menyukaimu bukan?" ucap Akari.
"Ja-jadi maksudmu?" tanya Enzo dengan penuh harap.
Akari pun berjalan dengan perlahan meninggalkan Enzo,lalu tiba-tiba berbalik badan.
"Mari kita habiskan waktu kita bersama-sama, Enzo ku tersayang" ucap Akari.
" Baiklah, Akari" ucap Enzo sembari tersenyum.
Setelah itu, para anggota awal dari pasukan milik Ryouichi berkumpul di ruang rapat untuk membicarakan suatu hal.
"Baiklah, aku memang berkata padamu untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi diantara kau dan juga Akari. Namun aku tidak menyangka kalian bisa sampai berpacaran" ucap Ryouichi sembari memegang kepalanya.
"Maaf ketua, tapi tadi senyuman Akari nampak begitu manis. Aku tidak dapat menahan perasaanku lagi" ucap Enzo.
"Aku tidak masalah kalian berpacaran, tapi bisakah kalian berhenti bermesraan di depanku? Dan juga kenapa kau tiba-tiba menjadi sopan kepadaku?!" teriak Ryouichi.
Nampak Akari yang terus memeluk lengan dari Enzo.
"Apa yang salah dengan hal ini Letnan Dua Ryouichi? Jangan-jangan anda iri karena anda tidak mempunyai pacar?" ucap Akari.
"Sialan, lihat saja kalau aku bertemu dengan Rose. Aku akan memeluknya seharian" gumam Ryouichi.
Nampak Ryouichi yang melempar pandangannya kepada Natsumi yang berada disebelahnya.
"Berhentilah menatapku Letnan Dua Ryouichi, aku tidak akan memelukmu seperti itu" ucap Natsumi.
"Aku juga tidak berharap kau memelukku seperti itu. Baiklah, pertama aku akan membahas tentang pasukan yang telah resmi dibentuk pada hari ini. Aku berterima kasih pada kalian semua yang sudah mau bergabung dengan pasukan milikku" ucap Ryouichi.
"Ketua, anda tidak perlu berterima kasih seperti itu. Sebuah kehormatan untuk bergabung dengan pasukan milik anda" ucap Enzo.
"Mengapa tingkah mu berubah menjadi seperti itu, tolong panggillah aku seperti biasanya " ucap Ryouichi risih.
"Anda sungguh hebat Letnan Dua Ryouichi, anda bahkan mampu membuat Enzo patuh seperti itu" ucap Natsumi.
"Benar, Letnan Dua Ryouichi memang hebat dalam urusan menjinakkan seseorang" ucap Akari.
"Ehem… Baiklah, kembali ke topik pembahasan. Untuk pertama-tama aku ingin mengetahui masing-masing elemen yang kalian miliki" ucap Ryouichi
"Baiklah, dimulai dariku. Aku mempunyai elemen non-atribut yang mampu merubah struktur dari suatu benda" ucap Akari.
"Kalau aku, mempunyai elemen api dan juga petir" ucap Enzo.
"Kalau saya, mempunyai elemen non-atribut yang dapat menyembuhkan luka" ucap Natsumi.
"Hmm… Kalau begitu kita mempunyai dua orang yang dapat bertempur jarak dekat dan dua orang yang dapat berperan sebagai support" ucap Ryouichi.
"Maaf menyela , tapi apa pasukan kita memiliki nama?" tanya Akari.
"Hmm… pertanyaan bagus, ada yang punya saran?" tanya Ryouichi.
"Kalau begitu bagaimana dengan [Black Death]?" ucap Enzo.
"Ditolak, apa kau mau membuat pasukan kita terdengar seperti kelompok pembunuh bayaran?" ucap Ryouichi.
"Bagaimana dengan [ Pink Sweet ]?" ucap Akari.
"Ditolak. Entah kenapa aku merasa kau sama sekali tidak memikirkan arti dari kata yang kau sebutkan tadi. Apa kau punya saran nama yang bagus, Natsumi?" ucap Ryouichi.
"Bagaimana kalau kita memakai suatu kata yang bermakna suci, seperti [Saint People]?" ucap Natsumi.
" Terdengar bagus,namun masih kurang cocok. Bagaimana denganmu Reina ? "
"~kyuu !"
Terlihat Reina yang sedang berada di pangkuan Ryouichi melompat ke atas meja lalu menggigit pena dan nampak sedang menulis sesuatu diatas kertas.
"Apa yang kau tulis?" tanya Ryouichi.
"~kyuu !"
Ryouichi, Akari, Natsumi dan juga Enzo nampak terkejut setelah melihat tulisan dari Reina.
"Jadi bagaimana dengan saran dari Reina? Apa kalian setuju?" tanya Ryouichi.
Nampak Akari, Natsumi dan juga Enzo saling berpandangan dan mengangguk.
"Setuju!" ucap mereka bertiga.
"~kyuu!"
" Baiklah, kalau begitu nama dari pasukan kita adalah… " ucap Ryouichi sembari mengangkat kertas yang tadinya ditulis oleh Reina.
Akhirnya pertemuan pertama dari pasukan awal milik Ryouichi telah selesai, dan esok harinya mereka akan pergi ke markas provinsi timur untuk melapor kepada Kolonel Ryota