"Akhirnya kalian datang juga, silahkan duduk" ucap Kolonel Ryota.
"Letnan Satu Shizu, mengapa anda ikut dalam rapat ini?" tanya Ryouichi.
"Ah, aku adalah perwakilan dari Jendral. Jadi tidak perlu sungkan selama rapat ini" ucap Letnan Satu Shizu sembari tersenyum.
"Baiklah kalau begitu" ucap Ryouichi.
Ryouichi dan yang lainnya pun duduk dan memulai rapat dengan Kolonel Ryota.
"Baiklah, semua sudah hadir. Mari kita mulai rapat ini, pertama aku ucapkan selamat kepada Ryouichi yang sudah berhasil mengumpulkan anggota untuk pasukan miliknya. Dan untuk tes yang tadi, aku anggap semua anggota mu sudah berhasil lulus" ucap Kolonel Ryota kepada Ryouichi.
"Kalau begitu, apakah kami sudah resmi menjadi anggota pasukan Letnan Dua Ryouichi?" tanya Akari.
"Bisa dibilang seperti itu, namun apakah kalian sudah mempunyai nama untuk pasukan mu?" tanya Kolonel Ryota kepada Ryouichi.
Terlihat Ryouichi berpandangan dengan Enzo, Akari dan juga Natsumi. Mereka berempat pun mengangguk seperti menyetujui sesuatu.
"Kami sudah mempunyai nama, Kolonel. Nama pasukan ku adalah [Saint Wolf]" ucap Ryouichi .
"Hmm… Nama yang bagus, tidak buruk untuk nama pasukanmu" ucap Kolonel Ryota sembari mengangguk setuju dan tersenyum.
"Jadi apa yang akan kami lakukan selanjutnya, Kolonel? Apa kami bisa langsung menghabisi para teroris itu?" tanya Ryouichi bersemangat.
"Tidak secepat itu, kalian masih kekurangan anggota. Meskipun kerjasama kalian sudah bagus, namun kalian masih butuh anggota lain untuk melengkapi pasukan" ucap Kolonel Ryota.
"Jadi maksudmu kami harus mencari anggota baru lagi?" tanya Natsumi.
"Benar sekali dan kebetulan aku ingin memasukkan seseorang untuk dimasukkan kedalam pasukanmu, Ryouichi" ucap Kolonel Ryota.
"Siapa yang akan kau masukkan kedalam pasukanku, Kolonel?" tanya Ryouichi penasaran.
"Kau akan tahu sebentar lagi. Masuklah" ucap Kolonel Ryota.
Pintu ruang rapat pun terbuka, seorang gadis dengan wajah cantik oriental asia serta postur tubuh tidak terlalu tinggi dan rambut hitam pendek sebahu pun masuk kedalam ruangan rapat itu.
"Maaf mengganggu rapat kalian, Kolonel" ucap Gadis itu.
Ryouichi pun merasa asing dengan gadis itu dan penasaran dengan identitas darinya.
"Siapa gadis ini, Kolonel? Prajurit baru? Mengapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?" tanya Ryouichi.
"Nama gadis ini adalah Tiara, bukankah kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?" ucap Kolonel Ryota.
"Bertemu sebelumnya? Mengapa aku tidak ingat" ucap Ryouichi.
"Jangan-jangan itu adalah perempuan yang sudah anda perlakukan dengan mesum seperti Natsumi, Letnan Dua Ryouichi" ucap Akari.
"Sudah kubilang itu hanya kecelakaan! Aku tidak akan melakukan hal mesum seperti itu dengan perempuan yang baru saja aku kenal" ucap Ryouichi.
"Ma-maaf, terima kasih sebelumnya telah menyelamatkan saya dari para demon yang telah menyandera ku, Letnan Dua Ryouichi. Apakah anda masih ingat dengan saya?" ucap Tiara.
"Menyelamatkanmu dari sandera demon? Jangan-jangan kau adalah gadis yang waktu itu?!" ucap Ryouichi terkejut.
"Terima kasih sudah mengingat saya kembali, Letnan Dua Ryouichi. Jika anda tidak menyelamatkan saya waktu itu, mungkin saya tidak akan bertahan hidup sampai sekarang" ucap Tiara sembari tersenyum.
Ryouichi hanya bisa terdiam melihat senyuman manis dari Tiara. Dirinya tidak menyangka bahwa gadis yang pernah dia selamatkan menjadi gadis secantik ini.
"Senyuman nya mirip dengan senyuman Asuka" gumam Ryouichi.
"Ketua, apa anda baik-baik saja ? Mengapa anda terlihat melamun seperti itu" ucap Enzo.
"Ah,aku tidak apa-apa. Hanya teringat masa lalu saja" ucap Ryouichi.
"Ryouichi, apa kau keberatan jika dia bergabung dengan pasukan [Saint Wolf] milikmu?" tanya Kolonel Ryota.
"Tentu saja tidak, Kolonel" ucap Ryouichi.
"Baiklah, kalau begitu kita akan membicarakan tentang misi pertama kalian. Sekarang giliran anda menjelaskan pada mereka, Letnan Satu Shizu" ucap Kolonel Ryota.
"Baiklah, saya akan menjelaskan misi yang diberikan oleh Jendral. Untuk pasukan Ryouichi akan memulai misi pertamanya dengan mengumpulkan informasi tentang organisasi teroris itu , dimulai dari menanyakannya secara langsung ke setiap cabang markas provinsi" ucap Letnan Satu Shizu.
"Jadi maksudmu kami harus berkeliling kesetiap cabang markas provinsi [The Saviour] lain? Mengapa tidak bertukar informasi secara jarak jauh saja dengan mereka? Bukankah itu lebih menghemat waktu. " ucap Enzo.
"Setiap cabang memiliki hak untuk merahasiakan informasi yang berkaitan dengan provinsi mereka masing-masing. Oleh karena itu, Jendral memerintahkan kalian untuk berkeliling dan menanyakan informasi itu secara langsung kepada mereka" ucap Letnan Satu Shizu.
"Itu benar, namun kalian tenang saja. Aku sudah menghubungi setiap [Guardian] dan mereka telah menyetujui kunjungan kalian ke markas mereka. Lagipula ini kesempatan kalian untuk merekrut anggota dari provinsi lain" ucap Kolonel Ryota.
"Merekrut anggota dari provinsi lain? Apakah itu bisa dilakukan?" tanya Akari.
"Tentu saja bisa, pasukan milik Ryouichi adalah pasukan pertama yang memiliki hak untuk merekrut anggota dari provinsi lain"ucap Kolonel Ryota.
"Jadi pasukan ketua adalah pasukan spesial? Ketua sungguh hebat" ucap Enzo dengan ekspresi bangga.
"Kalian bisa bebas memilih provinsi mana yang akan kalian kunjungi, namun jika memungkinkan kunjungilah provinsi selatan dulu" ucap Kolonel Ryota sembari membakar rokoknya.
"Provinsi selatan? Bukankah itu provinsi yang dipimpin oleh Kolonel Ray?" tanya Ryouichi.
"Ray memaksaku untuk menyuruh kalian mengunjungi provinsi dia terlebih dahulu. Nampaknya dia memiliki info penting terkait dengan pergerakan organisasi teroris itu" ucap Kolonel Ryota.
"Baiklah kalau begitu, maka tujuan pertama kami adalah provinsi selatan" ucap Ryouichi.
"Selatan yah? Tempat itu sedikit dingin, aku tidak suka dingin" ucap Akari.
"Tenang saja, kau bisa memakai jaketku jika kedinginan" ucap Enzo.
"Enzo, aku sayang padamu!" ucap Akari sembari memeluk Enzo.
Terlihat Ryouichi melihat kemesraan dari mereka dengan tatapan iri.
"Ehem… Baiklah, apakah diantara kalian memiliki pertanyaan ? " tanya Kolonel Ryota.
"Nampaknya tidak ada Kolonel" ucap Ryouichi.
"Baiklah, untuk seragam kalian akan segera dibuat oleh Kapten Saito. Kalian bisa memberitahunya tentang bentuk dan motif dari seragam yang kalian buat. Dan juga kalian juga bisa langsung berangkat jika sudah siap" ucap Kolonel Ryota.
"Kami mengerti Kolonel" ucap Ryouichi, Enzo,Akari, dan Natsumi bersamaan.
" Rapat hari ini selesai dan Ryouichi kau bisa tinggal sebentar disini" ucap Kolonel Ryota.
Enzo, Akari, Natsumi, Shizu dan juga Tiara pun meninggalkan ruangan rapat meninggalkan Kolonel Ryota dan juga Ryouichi.
"Ada perlu apa Kolonel? Mengapa anda menyuruhku tetap disini ? " ucap Ryouichi.
"Ada satu hal yang ingin kuberitahu padamu, tolong jaga dan awasi Tiara. Gadis itu juga memiliki [insignia] sepertimu, namun dia belum sepenuhnya bisa mengendalikannya. Dan [insignia] yang dimiliki gadis itu adalah [insignia] dengan kekuatan yang hampir setara denganmu" ucap Kolonel Ryota.
"Hampir setara denganku? Apakah anda serius, Kolonel ?" ucap Ryouichi.
"Tidak salah lagi, kekuatannya memang setara denganmu. Aku sendirilah yang melatih gadis itu, namun dalam suatu kejadian dia pernah kehilangan kendali dan hampir melukai prajurit lain yang sedang berlatih. Aku pun sampai harus mengerahkan setengah dari kekuatanku untuk mengatasi hal itu. Berjanjilah kau akan mengawasinya dan jika tidak ada hal yang mendesak jangan biarkan dia mengaktifkan [insignia] miliknya" ucap Kolonel Ryota panjang lebar.
"Aku mengerti Kolonel, aku akan mengawasinya. Kalau begitu aku pergi dulu" ucap Ryouichi.
"Tunggu sebentar, ambil ini" ucap Kolonel Ryota sembari melempar korek yang pernah dijatuhkan oleh Ryouichi.
Ryouichi pun menangkap korek itu dan terlihat terkejut karena korek itu ditemukan oleh Kolonel Ryota.
"Jadi anda yang menemukan korek ini, terima kasih sudah menyimpannya" ucap Ryouichi.
"Kau jaga baik-baik korek itu, karena suatu saat kau akan memerlukannya" ucap Kolonel Ryota.
"Apa maksudmu Kolonel?" ucap Ryouichi bingung.
"Kau akan tahu sendiri nantinya" ucap Kolonel sembari berdiri dan melangkah keluar.
"Hmm…?" Ryouichi terlihat masih bingung dengan perkataan Kolonel Ryota.
Kolonel Ryota dan Ryouichi pun keluar dari ruangan rapat itu. Kolonel Ryota kembali keruangannya,sementara Ryouichi sedang mencari Enzo dan yang lain.
"Dimana mereka, apakah mereka mencari Kapten Saito? Tapi masalahnya aku tidak mengetahui dimana letak ruangan Kapten Saito." gumam Ryouichi.
"Letnan Dua Ryouichi ? " ucap Tiara yang berpapasan dengan Ryouichi.
"Ah, Tiara. Apa kau tahu dimana Enzo dan yang lainnya?" tanya Ryouichi.
"Mereka sekarang berada di ruangan Kapten Saito dan sedang membicarakan seragam. Apa anda mau kesana juga, Letnan Dua Ryouichi?" ucap Tiara.
"Ah, tidak perlu. Aku akan menunggu mereka saja di taman, apa kau mau ikut denganku?" ucap Ryouichi.
"Ka-kalau anda tidak keberatan, saya ingin ikut dengan anda" ucap Tiara dengan wajah memerah.
Ryouichi dan Tiara pun berjalan dengan pelan menuju taman, sesampainya disana keduanya pun duduk dibangku taman. Terlihat suasana canggung diantara mereka berdua.
"Tiara, apa kau menyukai kehidupanmu yang sekarang?" ucap Ryouichi.
"Ah, tentu saya menyukai kehidupan yang sekarang. Lagipula saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi, jadi saya tidak punya tujuan khusus untuk dilakukan"ucap Tiara.
"Kau tidak perlu merasa bahwa kau tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Aku akan selalu menemanimu mulai dari sekarang agar kau tidak kesepian" ucap Ryouichi.
Terlihat ekspresi dari Tiara mulai memerah dan tidak dapat berkata apa-apa.
"Tiara, mengapa mukamu merah? Apa kau sakit?" ucap Ryouichi sembari menyentuh dahi Tiara untuk mengecek suhu tubuhnya.
"Ah tidak, saya baik-baik saja. Hanya saja detak jantung saya menjadi lebih cepat dari sebelumnya"ucap Tiara.
"Be-benarkah? Baiklah kalau kau berkata seperti itu" ucap Ryouichi.
"Letnan Dua Ryouichi, apakah saya boleh membuat permintaan yang egois kepada anda?" ucap Tiara.
"Panggil saja aku dengan Ryouichi. Jadi permintaan apa yang mau kau katakan?" ucap Ryouichi.
"Tuan Ryouichi, bisakah saya selalu berada disamping anda dan melayani anda?" ucap Tiara dengan nada memohon.
"Tu-tuan? Mengapa kau malah memanggilku dengan sebutan tuan? Dan mengapa kau memohon seperti itu? Aku bukanlah siapa-siapa dalam hidupmu, kau tidak perlu memohon untuk melayaniku seperti itu" ucap Ryouichi .
"Itu tidak benar, Tuan Ryouichi lah yang telah menyelamatkan hidup saya. Dan saya juga bersedia memberikan seluruh jiwa dan raga saya untuk tuan, jadi tolong jangan buang saya nanti ketika saya sudah tidak berguna" ucap Tiara sembari menitikkan air mata.
Ryouichi pun melihat kearah Tiara yang sedang sedih dan menghapus air matanya.
"Jangan menangis seperti itu, aku tidak akan membuang siapapun. Jiwa dan ragamu adalah milikmu sendiri, aku tidak berhak menerima itu. Hiduplah demi dirimu sendiri dan berusahalah yang terbaik juga demi dirimu sendiri. Hidupmu itu terlalu berharga untuk dibuang begitu saja" ucap Ryouichi tersenyum sembari mengelus kepala Tiara.
Tiara secara tidak sadar menangis setelah mendengar perkataan dari Ryouichi.
"Huh? Maaf jika aku mengatakan sesuatu yang membuatmu menangis seperti itu" ucap Ryouichi bingung sembari menenangkan Tiara.
"Bu-bukan seperti itu, saya hanya bahagia. Belum pernah ada seseorang yang berkata seperti itu pada saya sebelumnya, bahkan orangtua saya tidak pernah peduli pada saya. Orangtua saya selalu memukul saya dengan keras hingga tangan serta kaki saya berdarah dan selalu membentak saya jika saya melakukan kesalahan sekecil apapun. Jika saya menangis mereka akan mengunci saya dalam lemari semalaman dan tidak memberi saya makan, bahkan saya sampai harus memakan rumput jika saya kelaparan. Dan kakak saya juga selalu menampar saya hingga hidung saya berdarah jika saya tidak bekerja dengan baik, bahkan dia tega membuat saya menjadi umpan kepada demon agar dirinya dapat melarikan diri" ucap Tiara.
"Tiara…" ucap Ryouichi lirih.
"Saya bahagia mendengar tuan berkata bahwa hidup saya masih berguna. Saya senang sekali" ucap Tiara sembari tersenyum dengan sedikit air mata yang turun ke pipinya.
"Aku berjanji padamu, aku akan selalu peduli padamu dan tidak akan pernah membuangmu apapun yang terjadi" ucap Ryouichi sembari berdiri dan menatap Tiara.
"Tuan Ryouichi…" ucap Tiara.
Tiara pun berdiri dan memeluk Ryouichi dan menangis dengan keras di pelukan Ryouichi selama 10 menit.
"Apa kau sudah tenang?" tanya Ryouichi sembari mengajak Tiara duduk kembali.
"Maaf jika saya sudah menunjukkan sisi menyedihkan saya kepada anda" ucap Tiara.
Tiba-tiba Akari, Enzo dan juga Natsumi muncul dari balik pohon. Akari pun berlari kearah Tiara dan memeluknya dengan erat.
"Kasihan sekali dirimu, apa kau lapar? Aku masih punya cokelat di kantongku. Apa kau mau?" ucap Akari.
"Huh? Saya tidak apa-apa. Maaf sudah membuat kalian khawatir" ucap Tiara.
"Kau tidak perlu khawatir lagi, kami akan melindungimu" ucap Natsumi tersenyum dan mengelus kepala Tiara.
"Jika aku bertemu dengan kakakmu, aku pasti akan membelahnya menjadi dua. Bagaimana bisa dia memperlakukanmu sekasar itu" ucap Enzo yang nampak menahan rasa kesalnya.
Ryouichi pun berdiri dari duduknya.
"Lihat? Kau tidak lagi kesepian. Kami akan selalu melindungimu dan tidak akan membiarkanmu menangis lagi dalam kesepian" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
"Saya mengerti, terima kasih banyak semuanya" ucap Tiara sembari berdiri dan tersenyum.
Angin kecil pun berhembus dan menerpa rambut dari Tiara yang tersenyum manis.
"Baiklah, mari ikut dengan kami. Kami ingin kenal lebih dekat denganmu" ucap Akari sembari menarik tangan Tiara dan mengajaknya pergi.
Natsumi pun melihat Ryouichi dan memberi tanda berupa anggukan kepala kepada Ryouichi untuk bertindak.
"Ketua…" ucap Enzo sembari melihat kearah Ryouichi.
"Enzo, aku punya misi kepadamu" ucap Ryouichi.
"Tentu, anda bisa memberi perintah kepadaku kapan saja" ucap Enzo.
"Aku ingin kau melacak keberadaan dari kakak dan juga orangtua Tiara" ucap Ryouichi serius.
"Apa anda ingin saya membunuh mereka?" ucap Enzo.
"Tidak, jangan dulu. Aku ingin membuat mereka menderita dulu, aku tidak tahan mendengar hal yang telah mereka lakukan kepada Tiara. Aku ingin mematahkan tangan serta kaki mereka dengan tanganku sendiri dan membuat mereka merasakan sesuatu yang lebih buruk dari neraka" ucap Ryouichi dengan tatapan tajam membunuh.
"Baiklah, saya akan mencari mereka." ucap Enzo.
"Aku ingin kau menemukan dan menyeret mereka kehadapanku besok" ucap Ryouichi sembari mengepalkan tangannya.
"Anda dapat menyerahkan segalanya padaku" ucap Enzo sembari melangkah pergi.
Terlihat ekspresi marah dan kesal dari Ryouichi. Aura membunuh yang besar pun menyelimuti Ryouichi.
"Aku tidak akan memaafkan siapapun yang melukai dan membuat anggotaku menangis, bahkan jika itu Tuhan sekalipun" ucap Ryouichi sembari memukul pohon sampai berlubang dan melangkah pergi menuju ruangannya untuk beristirahat.
Enzo pun memulai misinya pertamanya dari Ryouichi untuk melacak keberadaan dari kakak serta orangtua Tiara dan bergerak dengan cepat untuk menemukannya.
"Aku tidak akan memaafkan siapapun yang melukai dan membuat anggotaku menangis, bahkan jika itu Tuhan sekalipun"
-Ryouichi