webnovel

The Myth: School for Mythological Creatures

Author: Lyvia_May
Fantasy
Ongoing · 17.4K Views
  • 12 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

"Noraine Leone. Dia baru saja berpindah rumah dan dia merasa ada yang aneh dengan lingkungan rumah barunya. Nora dimasukkan ibunya ke sekolah yang berada di dekat dengan rumahnya. Menurut Nora sekolah tersebut sangatlah aneh, sebab murid di dalamnya merupakan, Para Makhluk Mitologi. Apa yang terjadi jika seluruh hidup tenang, aman, nan damai yang dicintai Nora tiba-tiba saja berubah drastis ketika bertemu dengan mereka. Keanehan terjadi sebagai hasil dari pertemuannya dengan seseorang yang tak pernah ia duga. "

Chapter 1Part 1

Suara alarm menerpa telingaku di pagi buta ini, mau tak mau aku tetap harus terbangun setelah mendengar suara dari alarm digital tersebut yang terletak tepat di sebelah tempat tidurku. Jam tengah menunjukan pukul empat dini hari. Sudah menjadi kebiasaan ku untuk bangun di pagi-pagi buta seperti ini agar bisa menikmati hawa pagi hari yang menyejukkan

Dan lagi pula, hari ini aku dan keluargaku akan segera pindah rumah. Pikiranku yang terus terbayang akan hal tersebut lama-lama membuatku semakin penasaran akan bagaimana bentuk rumah baruku itu nanti, dan tanpa pikir panjang aku pun bangun untuk merapikan kamar dan sekedar berkeliling komplek sambil menikmati udara segar.

=====

"Nora ini makananmu," panggil ibu kepadaku.

"Iya Ibu, tunggu sebentar," sahutku. Setelah kembali dari kegiatan pagi ku dan mendapati ibu dan adik perempuanku tengah melakukan kegiatan mereka juga. Aku melirik sekejap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi.

"Ibu hari ini kita pindah rumah ya?" tanya adikku bernama Lona. Aku sedikit menegurnya karena ia berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Iya dek, kenapa kamu udah gak sabaran ya pengen lihat rumahnya?" goda ibuku yang tertawa menanggapi hal tersebut..

"Hehehe, Ibu tau aja deh," jawab Lona.

Setelah selesai makan aku mandi dan merapikan semua kardus barang-barangku, kemudian turun untuk membantu ibu mengepak barang.

Ibuku adalah seorang single parent, dan sejak aku lahir aku tak pernah melihat ayahku. Dulu ketika aku masih dibangku sekolah dasar, aku sering diejek karena tidak memiliki ayah, tapi aku sudah terbiasa akan hal itu.

Setelah selesai mengurus barang-barang aku dan keluargaku pun pergi ke rumah baruku. Mobil pengangkut barang mengikuti mobil yang ditumpangi aku dan ibuku dari belakang. Dan di sepanjang perjalanan, tanah berbatu terus saja menyambut mobil kami dengan sangat tidak ramah, bahkan seram sekali melihat mobil pengangkut barang yang nyari seperti hampir tergelincir dikarenakan jalan berbatuan seperti ini.

Dan tambah parahnya lagi semakin lama perjalanan, mobil ini malah terus masuk ke hutan dan semakin dalam. Setelah kuperhatikan lagi di hutan ini tidak ada pemukiman warga sama sekali, aneh sekali 'kan. Terlebih lagi suasana hutan ini begitu suram dan dingin entah apa yang sebenarnya ibu ku pikirkan hingga setuju membeli rumah di lokasi yang seperti ini.

Dan akhirnya setelah sekian lama aku pun melihat rumah besar bergaya victorian 'keren' itulah yang kupikirkan untuk mendeskripsikan rumah ini, rasanya seperti sedang berada di dalam novel atau film fantasi.

Setelah menata barang di rumah baruku, tiba-tiba saja Ibu memanggilku. "Nora kemari ibu mau berbicara sesuatu," panggil Ibuku, aku pun berjalan mendekat kearah ibu.

"Kamu bakal pindah sekolah dekat sini ya nak," pinta ibuku.

"Loh emang disini ada sekolah bu? Ini kan tengah hutan," ujarku kebingungan.

"Ada kok pokoknya kamu udah ibu daftarin di situ jadi besok ibu antar yaa..," ujar ibuku bersemangat, aku pun mengangguk pasrah.

=====

Aku mendengar suara klakson mobil Ibuku yang tengah menunggu di mobil untuk mengantarku ke sekolah.

"Hmm.." Setelah melihat kearah mejaku untuk memastikan kalau tidak ada yang ketinggalan, setelah itu aku turun menemui ibuku di mobil

"Gimana kamu suka gak seragamnya?" tanya ibuku.

Aku memperhatikan seragamku. Rok hitam dengan garis merah di bagian bawahnya, memiliki pendek lima Cm diatas lutut. Seragam putih berjas hitam, berdasi merah.

"Bagus bu," ujarku senang, karena aku menyukai warna merah yang dipadukan hitam.

"Untunglah," ucap Ibuku lega.

Setelah sampai aku pun berpamitan dengan ibuku.

"Sampai jumpa bu," ucapku berpamitan.

"Iya, tapi Ibu Kasih tau, nanti jangan kaget ya," ujar ibuku.

Aku kebingungan dan ingin bertanya apa maksud dari perkataan ibuku, tapi setelah kulirik jamku ternyata sudah 06:47.

Mataku melebar.

Oh tidak tiga menit lagi, aku segera berlari tanpa memikirkan perkataan Ibuku.

=====

Oh Tidak! Hari pertama sudah telat, aku gak nyangka banget kalau aku masih harus berjalan menaiki beribu-ribu tangga untuk sampai disini, terima Kasih atas nasib sial ku hari ini.

Aku berjalan mengikuti guru di depan ku 'Tampan tapi pucat kayak mayat' itu yang muncul di benakku ketika menatap guru didepanku.

"Oh kamu murid baru itu ya, baru hari pertama kok udah telat!" marah guru tersebut dengan nada super.

'Buset dah galak amat ini bapak' pikirku mendengar teriakannya,

"Ma-maaf pak, saya gak tau kalo ada ribuan tangga buat nyampe sekolah ini pak" mohonku dengan tegas walaupun gagap.

Guru menenangkan dirinya lalu mengantarkanku ke kelas yang akan kutempati

"Ini dia kelas mu," ucap guru tersebut.

Aku memandang sebuah pintu dan papan bertuliskan '1-1'

"Terima Kasih pak," ucapku, guru tersebut pun mengangguk lalu pergi.

Oke, aku sangat gugup sekarang. Aku menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan dan pasti, membulatkan tekad untuk membuka pintu kayu di depanku ini.

Aku mengetuk pintu kelas 1-1 tersebut. Menanti suara yang akan menjawab dari dalam ruangan ini.

"Silahkan masuk!" panggil guru dari kelas 1-1, aku memberanikan diri membuka pintu kelas tersebut dan masuk.

"Permisi," sopanku sambil sedikit menunduk guna memberi hormat kepada guru yang sedang mengajar.

"Ah kamu anak baru itu ya?" tanya guru kelas tersebut, aku mengangguk pelan. Aku akhirnya mengangkat kepala untuk melihat wajah guru tersebut, dan kudapati tonjolan aneh di kepalanya, iya sangat aneh seperti kambing.

"Anak-anak perkenalkan ini murid baru yang akan bergabung dengan kalian, silahkan perkenalkan dirimu," ucap guru tersebut, dan aku masih susah sekali untuk menarik perhatianku yang masih terpaku pada 'telinga' aneh milik guru itu. Namun, aku tetap harus memperkenalkan diri dan tidak boleh membuat teman sekelasku menunggu lama.

"Perkenalkan nama saya Noraine Leone, panggil saja Nora salam kenal," ucapku sambil membungkuk sopan di hadapan teman sekelas, aku pun mengangkat kepalaku dan mencoba melihat bagaimanakah wujud teman-teman yang akan menempuh satu tahun kedepan bersama ku ini. Dan inilah hasil yang kudapat,

Wajahku pucat pasi seketika jika ini di dalam anime maka kalian dapat melihat mulutku yang menganga hingga menyentuh lantai, sayangnya ini bukan anime jadi aku tidak akan bisa menganga sejauh itu. Yap, Aku terkejut bukan main rasanya. Seperti aku tak percaya dengan mataku sendiri, 'makhluk apa ini' itulah hal yang kupikirkan pada saat ini.

Dikelas tersebut terdapat sekitar tiga puluh murid dan anehnya dikelas itu terdapat banyak makhluk mitologi, contohnya adalah murid perempuan yang berada di depanku, dia memiliki telinga yang runcing, kemudian murid pria yang duduk di bangku paling kiri.

TUNGGU?!! itu kuda apa manusia, pria itu memiliki badan kuda dan dari pinggang ke atas berwujud tubuh manusia. Tapi aku pernah melihatnya di mana ya, ah iya centaur mereka berbadan kuda berwajah manusia.

Setelah kuperhatikan TIDAK ADA MANUSIA sekolah apa ini? Aku teringat perkataan ibu 'Jadi itu maksud dari perkataannya'.

Guru yang bernama Lois itu menyuruhku untuk duduk pada kursi paling belakang.

Di sebelah kanan kursi ku terdapat murid pria yang berkulit pucat dan bermata merah tajam 'Misterius' itu kesan pertamaku pada anak itu.

Dan di sebelah kiri kursiku terdapat pria dengan kuping serigala 'yang ini pasti werewolf' aku pun dapat mengetahui hanya dari kupingnya

"Halo, salam kenal namaku Inanna," bisik anak perempuan di depan mejaku.

"Salam kenal," balasku ramah.

"Kamu manusia ya?" tanya Inanna, aku mengangguk

"Kamu manusia pertama di sekolah ini lho, sekolah ini isinya makhluk mitologi semua" jelas panjang Inanna,

"Kenapa tidak ada manusia disini?" tanyaku.

"Itu kare-aduhh".

Inanna berhenti berbicara ketika kepalanya dihantam oleh sebuah tutup spidol.

Memegangi kepalanya kemudian mendelik kesal ke arah Bu Lois, "Salah ku apa, Bu?"

"Inanna kamu minta ibu hukum ya" ucap Bu Lois dengan senyum menakutkan bagiku sih.

"Eh iya maaf bu."

"Nanti ya pas istirahat aja," ujarnya dan kembali mendengarkan pelajaran Bu Lois.

You May Also Like

Lucy's F(r)iend

“Bagaimana jadinya kalau, hampir setengah dari populasi di dunia adalah manusia Iblis?” Sebuah fenomena alam tiba-tiba terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Beberapa gunung api aktif memuntahkan asap hitam yang sangat pekat, lalu asap itu membumbung tinggi dan menyelimuti hampir seluruh permukaan bumi. Menimbulkan kepanikan masal dan sebagian besar orang-orang mulai berperilaku aneh. Seolah dirasuki oleh roh jahat. Bola mata mereka jadi berwarna merah menyala, taring mereka juga tampak keluar dan tajam. Selain itu, wujud mereka juga berubah jadi sesosok monster yang mengerikan. Mereka memangsa setiap orang yang ada di hadapannya tanpa terkecuali. Sehingga menimbulkan kekacauan dan kehancuran di mana-mana. Dan mereka pun dijuluki sebagai manusia Iblis. Kekacauan tersebut, memaksa setiap negara untuk mengerahkan kekuatan militer untuk menghentikan mereka. Hanya saja, mereka sangat keji dan haus darah. Mereka terus melakukan penyerangan tanpa henti meski dalam keadaan terluka. Karena, selain memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa. Mereka juga mampu memulihkan luka yang mereka terima dengan sangat cepat. Yang membuat mereka jadi tidak terhentikan. Karena hal tersebut, kekacauan pun berlangsung selama puluhan tahun, dan mengakibatkan hampir setengah populasi manusia di seluruh dunia didominasi oleh mereka. Sampai akhirnya para petinggi negara di dunia menerbitkan sebuah kebijakan. Yaitu, mengakui mereka sebagai ras manusia yang baru, yaitu Hybrid Human, dan memberi mereka hak seperti manusia pada umumnya. Kebijakan tersebut pun diterima dengan baik oleh sebagian besar dari mereka. Termasuk Lucy, yang sudah lelah dengan kehidupan gelapnya. Hanya saja, timbul diskriminasi di masyarakat terhadap mereka semua, yang membuat mereka kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan mau pun memiliki pasangan yang bukan sesama Hybrid Human. Bagaimana Lucy dalam menghadapi semua itu? Rintangan apa saja yang menanti Lucy di depan sana? Dan apakah ia menemukan sesuatu yang membuat hidupnya berubah jadi lebih baik?

EjeS · Fantasy
Not enough ratings
214 Chs

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasy
5.0
276 Chs