Sorot mata gadis ini terlihat lebih sayu. Tidak sama dengan milik Kinan, yang cenderung lebih tajam.
Gadis ini memundurkan kepalanya, hingga terbentur kaca mobil.
"Jangan lihat begitu, Mas. Saya jadi takut."
Dia kemudian menyilangkan tangan di depan dadanya. Membuat Putra langsung menautkan alis.
"Loe kira gue bakal ngapa-ngapain loe gitu? Jangan parno sendiri dulu."
Ia mengibaskan tangan di depan wajah. Lucu sekali. Untung gadis ini bertemu dengan pemuda baik seperti dirinya, yang takkan sanggup berbuat lebih pada seorang gadis.
"Mana tahuan Mas khilaf, trus grepe-grepe saya."
Ucapan itu langsung memancing tatapan sinis Putra. Grepe-grepe katanya!
"Sembarangan aja loe kalo ngomong. Gue masih waras, masih inget Tuhan. Astaghfirullah."
Putra mengusap wajahnya seketika. Ia benar-benar dibuat naik tensi oleh wanita ini.
"Maafkan saya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com