Mendengar penuturan Aisyah, Putra hanya membalas dengan helaan nafas.
"Gue minta maaf, soal sikap gue tadi, Tra."
Setelah hening beberapa saat, akhirnya Aisyah sampai ke tujuannya menelepon Putra, minta maaf. Ya, hanya itu alasan yang ia punya setelah puas menyiksa Putra dengan sikap dinginnya seharian tadi.
"Gue yang seharusnya minta maaf ke loe, Ai."
Putra juga menggunakan kesempatan ini untuk memulai meminta maaf, sebab, ia lah yang seharusnya patut untuk dipersalahkan dalam hal ini. Memutuskan tanpa sebab yang jelas. Tanpa alasan yang kuat.
"Ya, gue udah maafin loe."
"Gue cuma khilaf aja sama ucapan gue waktu itu."
"Soal ucapan loe waktu itu, gue nggak permasalahin, Tra."
Aisyah berkata lirih.
"Maksud loe?"
Putra menangkap sesuatu yang ganjal dari ucapan Aisyah barusan.
"Gue setuju kita pisah. Gue nelpon loe, supaya hubungan kita berakhir dengan baik. Gue nggak bisa setelah putus, kita malah jadi musuh. Kayak tadi, itu nggak enak banget, Tra."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com