Tepat pukul sepuluh malam, dua jam setelah Kinan pergi dari rumah sakit, mata Putra perlahan terbuka, setelah hampir dua puluh empat jam ia tak sadarkan diri.
Maya, Adit dan Haz masih setia menemani.
Sebelumnya, ia tadi sempat menggerakkan jari perlahan, namun, setelah diperiksa oleh dokter yang berjaga, tidak lagi terlihat tanda-tanda ia akan sadar. Dokter juga mengatakan, bahwa reaksi Putra itu, adalah bentuk dari telah mulainya otak bekerja menerima rangsangan terhadap sentuhan.
Benar saja, jemari itu justru bergerak setelah Aisyah memegangnya.
Dan, sebentar ini, Putra sadar total.
"Abang sudah sadar, Nak?"
Maya tampak sangat bahagia, melihat Putra membuka mata lalu menatap ke arahnya.
"Bunda."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com