Suasana sunyi menyelumuti Bistro Jurer. Ada tiga orang disana namun tidak satupun bersuara. Rasanya terlalu aneh untuk menjelaskannya saat mereka sendiri yang menyaksikan, bagaimana Gangler itu melahap para Patranger bahkan sebelum mereka sempat bersuara.
Umika terdiam sesekali ia melirik kearah Kairi dan Toma yang diam dengan pandangan kosong. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Umika pada mereka berdua.
"Aku....tidak tahu." Ujar Kairi menglihkan pandangannya. Rasa bersalah benar-benar mengurungnya, saat teringat bagaimana Keichiro menatapnya ketika ia terhisab kedalam tanah bersama gangler itu.
"Kita bahkan tidak tahu, kemana gangler itu membawa mereka." Sahut Toma, yang sudah mengerti situasi yang sedang terjadi.
Tiba-tiba suara notificasi terdengar, memecahkan suasana dan Kairi yang langsung teralihkan saat ia melihat pesan masuk pada layar hp nya. "Hah! Ini?" Seru Kairi dengan ekspresi terkejut, mendengar itu Toma dan Umika yang penasaran langsung menghampirinya untuk melihat pesan tadi.
"Itu..."
"Koordinat lokasi." Sambung Toma saat melihat pesan itu.
Setelahnya mereka bertiga saling berpandangan, karna tidak tahu harus berkata apa. Sontak mereka kembali terkejut saat memeriksa koordinat itu GPS yang mengarahkan mereka pada sebuah tempat. "Hutan?" Ujar Kairi saat melihat GPS nya.
"Apa seseorang memberikan kita lokasi Gangler itu?" Tebak Umika.
"Mungkin saja, tapi kita tidak tahu apa yang akan menanti kita di sana." Jelas Toma Kairi yang mendengar itu mengangguk tanda setuju dengan pendapatnya.
"Tapi karna hanya ini yang kita punya...." Kairi tidak melanjutkan kalimatnya dan hanya melihat Toma dan Umika, yang juga sedang melihat kearahnya seolah mengerti apa yang sedang ia pikirkan.
-----
DOR! DOR! DOR!
Gema tembakan terdengar diantara lebatnya pepohonan. Di sebuah goa tersembunyi yang ada disana. Di dalam sebuah kurungan raksasa itu tampak para Patranger berusaha keluar dengan segala upaya yang mereka miliki, namun tetap hasilnya Nihil.
"Percuma saja, berapa kalipun menembak kurungan ini tidak tergores sedikitpun." Ucap Sakuya pada teman-temannya yang lain.
Tidak ada yang mengatakan apapun, mungkin terlalu sulit menerima bahwa mereka juga mempunyai pendapat yang sama. Ketiganya mendudukkan dirinya disana bersama Keichiro yang sejak tadi hanya bisa melihat mereka tanpa berkomentar.
"Kau Keichiro, bagaimana kau bisa berada disana?" Tanya Sukasa pada pria itu, yang ia tahu sedang menjalani masa hukumannya.
"Itu...tidak sengaja."
"Sekarang apa yang harus kita lakukan." Tanya Sakuya pada mereka.
"Menunggu ...." Ucap Noel sambil melihat keluar kurungan.
"Jika kita tidak bisa menghancurkan kurungan ini dari dalam, mungkin itu akan berbeda jika di luar." Jelasnya yang langsung diangguki oleh ketiga temannya.
"Tapi bagaimana apa seseorang akan menemukan kita, kita bahkan tidak tahu dimana kita berada." Ujar Sukasa sambil menyandarkan dirinya pada kurungang itu. Mendengarnya Noel hanya diam, dia sendiri tidak yakin bagaimana cara mereka bisa keluar dari kurungan itu.
Keichiro yang mendengarkan itu langsung memberi tatapan tajam pada ketiga rekannya. "Kalian, jangan putus asa! Bagaimanapun caranya kita pasti bisa keluar dari sini!" Sahut Keichiro, sementara yang mendengarkan hanya mengangguk.
"Maaf, entah hanya perasaanku tiba-tiba aku merasa lelah." Ujar Sakuya sambil mengusap lehernya yang terasa kaku.
"Iya, aku juga." Angguk sukasa.
"Sukasa, Sakuya kalian baik-baik saja?" Tanya Keichiro pada kedua rekannya itu yang tampak sangat lesu.
"Gawat, apa jangan-jangan kurungan ini menyerap energi kita!" Ujar Noel yang langsung berdiri saat menyadari hal itu.
Mendengar perkataan Noel, Keichiro yang tadinya duduk ikut berdiri karna terkejut dan tanpa pikir panjang langsung mengambil Vs Changer milik Sakuya dan menembak dinding bagian dalam kurungan itu lagi.
"Keichiro!" Seru Noel padanya.
"Aku tidak tahu, aku tidak tahu apakah kita masih bisa bertahan saat menunggu bantuan tiba. Yang kutahu aku tidak bisa diam saja dan melihat mereka seperti itu." Ujarnya sambil terus memfokuskan pandangan pada tembakannya.
Noel tersenyum setelah mendengar perkataan Keichiro, lalu mengarahkan X Changernya pada dinding kurungan itu dan langsung menembaknya. Akhirnya keduanya bersamaan menembaki dinding tersebut, berharap setidaknya ada celah yang dapat dapat mereka lalui untuk bisa keluar.
Di saat yang sama, Tiranuga terlihat berkeliaran di pusat kota, menakuti orang-orang di sana hingga membuat mereka lari terbirit-birit. "Ha ha ha ha, lihat manusia-manusia lemah itu. Baru melihatku saja sudah kabur, penakut!" Lagaknya pada para Podermen.
"Mereka takut karna melihat wajah jelekmu itu." Ujar Suara yang tiba-tiba menarik perhatian Tiranuga. Mendengar penghinaan seperti itu dengan cepat ia menembakkan rudalnya tanpa berbalik.
"Rasakan itu, inilah hal yang didapat jika berani menghina diriku!" Sahutnya ketika berbalik dan melihat debu bekas ledakan rudal-rudalnya tadi dengan bangga.
"Hah, benarkah?" Ujar suara tadi. Mendengar itu Tiranuga binggung dan mencari asal suara itu lagi, saat sebuah tembakan lebih dulu menghampirinya dan para Podermen.
"Kau, bagaimana kau bisa tidak terluka saat terkena seranganku?" Tanya Tiranuga saat melihat Black yang berjalan kearahnya dengan santai.
"Siapa yang suruh kau tidak membidik dengan benar." Pikir Sakura. Yang tanpa basa-basi langsung meluncurkan serangan pada gangler di depannya. Melihat itu bergegas Tiranuga memerintahkan para Podermen untuk menghalanginya sementara ia berusaha melarikan diri.
Black bertarung melawan 5 Podermen sekaligus, dan dengan cepat langsung menumbangkan mereka. Sayangnya ia terlambat mengejar Tiranuga saat melihat gangler itu sudah pergi begitu jauh.
"Sampai jumpa pecundang, mungkin lain kali kau akan lebing beruntung." Ujarnya saat melompat diantara gedung-gedung meninggalkan Black disana yang hanya berdiri sambil melihatnya.
"Tidak perlu, lagi pula aku tidak mengincarmu." Ucap Sakura sambil tersenyum dibalik topeng Lupinrangernya.
-----
Di tempat lain, tampak para Lupinranger yang sudah berada di dekat lokasi Keichiro dan yang lainnya. "Ya, setelah kesini kita ...." Kairi tidak melanjutkan kalimatnya, saat layar ponselnya itu tiba-tiba menggelap.
"Kairi, kemana lagi?" Tanya Umika saat melihatnya berhenti di belakang mereka.
"Ada apa?" Tanya Toma yang curiga saat melihatnya terdiam sambil menatap kearah hp yang di pegangnya sejak tadi.
"Ah, iya. Kita hampir sampai seharusnya di depan sini .... Aaaaahh!"
"Kairi!!!" Seru Toma dan Umika saat melihat tubuh pemuda itu tiba-tiba terperosok masuk ke dalam tanah yang ia pijak.
"Kairi!!! Toma bagaimana ini?" Tanya Umika dengan wajah panik.
"Kairi! Kau mendengarku!!!" Panggil Toma padanya dari dari mulut lubang yang terbentuk saat ia jatuh.
"Ya....! Aku baik-baik saja!!!" Balas pemuda itu dari dalam lubang. Mendengar itu Toma dan Umika langsung menghela nafas lega.
"Dimana aku?" Pikirnya sambil membersihkan beberapa debu yang menempel pada pakaiannya saat terjatuh.
"Hei! Kairi, hei!" Terdengar suara seseorang sedang memanggil namanya. Mendengar itu Kairi langsung berbalik dan tampak Keichiro yang memanggilnya dari dalam kurungan raksasa itu bersama Noel, Sukasa dan Sakuya yang juga ada di sana.
"Blue! Yellow! Turunlah aku menemukan mereka!" Panggil Kairi pada kedua temannya yang berada diatas. Setelahnya mendengar panggilan Kairi Umika dan Toma langsung turun bergiliran ke bawah.
Tidak jauh dari sana tampak Tiranuga yang berjalan terseok-seok kearah hutan, sepertinya ia kelelahan setelah menghabiskan energinya untuk melompati gedung dan berlari ketempat itu. "Huh....capeknya...." Keluhnya saat mengangkat kedua kakinya untuk berjalan.
"Hah, tidak apa-apa. Setidaknya aku sudah mendapatkan para Patranger itu, jadi usaku tidak sia-sia." Hiburnya sambil tersenyum. Namun itu berubah saat dilihatnya para Lupin dan Patranger yang sudah menunggunya di depan dengan senjata mereka masing-masing.
"A-apa bagaimana, bisa?" Jeritnya panik saat melihat pemandangan yang horor itu.
"Peringatan, kami akan mengambil koleksimu!" Sahut Red yang berlari ke arah Tiranuga mendahului teman-temannya.
"Ayo!" Sahut Sukasa pada Noel dan Sakuya. Dengan cepat keduanya mengangguk dan langsung mengikuti Sukasa yang berlari kearah Tiranuga. Sementara Keichiro hanya bisa melihat mereka dari belakang. Ya, karna mendapat skors ia tidak bisa menggunakan Vs Changernya sebelum hukumannya itu selesai.
"Sangat disayangkan." Ucap suara yang tiba-tiba terdengar dari belakangnya.
"Kau!" Sahut Keichiro yang terkejut saat melihat Lupin Black yang sudah berdiri di sana. "Sedang apa kau disini?" Tanya Keichiro padanya.
"Tenanglah, ini!" Ujarnya sambil menyerahkan sesuatu pada Keichiro.
"Hah! Ini!"
"Adieu!" Sahut Black saat meninggalkan Keichiro.
"Aku tidak pernah mengerti apa yang di pikirkan para Lupinranger." Ucap Keichiro saat melihat Lupinranger itu pergi meninggalkannya.
"Tahan dia!" Sahut Sukasa saat menarik tali pengait milik Yellow bersama Lupinranger itu.
"Lepaskan aku!" Ujar Tiranuga saat menyaksikan tubuhnya yang ditahan oleh kedua pasukan.
"Maaf, tapi aku harus mengambil koleksimu dulu." Balas Kairi yang langsung berlari kearah gangler malang itu dengan Dial Fighternya.
7-7-9
"Hah! Kosong!" Sahut Red setelah membukanya. Mendengar itu teman-temannya Blue, yellow dan X langsung melirik kearah berangkas. Dan benar saja tidak ada apapun disana.
"Oh, la la."
"Kosong!" Ucap Umika.
"Tidak bisa dipercaya." Tambah Toma dengan nada kecewa.
"Hei, kemana koleksimu hah?" Tanya Kairi kesal.
"Itulah yang ingin kukatakan, aku tidak memilikinya!" Balas Tiranuga yang sudah pasrah dengan nasibnya.
"Apa?" Ucap kairi berusaha memahami maksud ucapan gangler di depannya. Tepat saat Keichiro yang tiba-tiba berlari kearah mereka dan langsung menendang Tiranuga dengan bentuk Patren Ichigou.
Tiranuga terpental jauh. Melihat hal itu Sukasa, Sakuya dan Noel langsung terkejut. Darimana Keichiro mendapatkan Vs Changernya? Pikir mereka. "Keichiro bagaimana kau ...."
"Jangan sekarang, kita selesaikan dulu urusan kita dengannya." Potong Keichiro sambil menunjuk Tiranuga dengan dagunya.
"Baik!" Sahut Sukasa dan Sakuya bersamaan.
"Oui!"
Dengan cepat ketiganya mengambil tempat di sebelah Patren Ichigou itu bersiap untuk melamcarkan serangan terakhir.
"Good Striker tiba-tiba muncul, hei Noel kau sudah kembali!" Sapa Godey saat melihat Noel di sebelah Sakuya. Mendengar itu X hanya melambaikan tangan pada teman lamanya yang baru menampakkan diri di depan meraka.
"Jangan sekarang Good Striker, kita punya urusan lain." Sahut Keichiro dan langsung memasang Godey pada Vs Changernya.
"Baiklah, sudah lama sekali. Mari lakukan ini."
"Bagaimana dengan kita?" Tanya Yellow pada Red dan Blue.
"Mungkin kali ini kita melihat saja." Ucap Kairi.
"Itu urusan mereka, biarkan mereka yang menyelesaikannya sendiri." Ucap Toma memberikan pendapat. Mendengar itu Yellow hanya mengangguk paham.
BOM!
Tiranuga hancur setelah seranga dari X dan gabungan dari Patren Unior. "Misi, selesai!" Sahut mereka dengan bangga. Sementara para Lupinranger yang melihat itu hanya tersenyum lalu menghampiri mereka.
"Sepertinya masalah sudah selesai." Ucap Kairi. Kechiro tersenyum lalu berterimakasih pada Kairi, Toma dan Umika sambil membungkukkan badan. Mereka hanya menganguk pelan padanya.
"Sebenarnya kami hanya pebasaran bagaimana Keichiro mendapatkan Vs Changernya?" Tanya Umika sambil tersenyum.
"Iya, kami juga penasaran." Tambah Sakuya. Sontak semua meta tertuju pada Keichiro yang masih memegang Vs Changer di tangannya.
"Ah, ini....Lupin Black yang memberikannya. Aku tidak tahu kenapa, tapi dia langsung pergi ketika aku ingin bertanya." Jelas Keichiro pada semuanya, yang tentu saja terkejut ketika mendengar penjelasan darinya.
"Selain itu, aku juga ingin tahu bagaimana kalian menemukan kami?" Tanya Keichiro pada Kairi, Toma dan Umika. Mendengar itu mereka bertiga hanya saling melihat satu sama lain, sebelum Kairi mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan nomer tak dikenal yang mengiriminya lokasi para Patranger.
"Wah, ada apa ini sebenarnya?" Tanya Sakuya tidak mengerti. Sementara itu Noel yang sejak tadi mendengarkan langsung memposisikan badannya seperti sedang berpikir, saat tiba-tiba suara notifikasi mengalihkan perhatiannya. Langsung saja Noel merogoh sakunya saat menyadari suara itu datang dari ponselnya. Lalu tampak pesan yang di kirim dari nomer tidak dikenal di layar.
"Ini permintaan maaf dariku, terimakasih untuk ceramahnya di rumah sakit."
Begitulah yang tertulis di pesan itu. Noel yang membacanya langsung mengerti dan kembali beralih pada teman-temannya.
"Baiklah karna semuanya sudah beres bagaimana jika makan siang di Bistro?" Tawarnya.
"Wah itu bagus!" Sahut Sakuya.
"Baiklah ayo kita pergi Keichiro." Ujar Sukasa.
"Ta-tapi akukan sedang...."
"Sudah ayo....!" Sahut kairi yang langsung merangkul leher polisi itu dan menariknya untuk ikut.
Di sisi lain....
"Ah setidaknya masalah selesai." Ucap Sakura sambil meregangkan tangan dan lehernya.
"Oh, Sakura kau sudah pulang jadi bagaimana?" Tanya Nana saat menghampiri gadis itu.
"Yah, mereka sudah baik-baik saja."
"Hah...baguslah aku harap urusan temanmu itu cepat selesai. Apa dia sudah memilihkan tempat tinggalnya? Pasti sulit tinggal jauh dari keluarga."
"Heem, ya tentu saja."
"Baiklah ayo aku sudah menyiapkan makan siangmu." Pinta Nana. Gadis itu hanya tersenyum saat melihat wanita itu memasuki dapur.
"Jika saja itu memang benar."
Hai semua!!! Gimana kabarnya di New Normal ini? Author doain semoga oke-oke aja ya... UwU
Akhirnya Lupin Black udah masuk di Part 9. Makasih buat yang terus mengikuti kelanjutan ceritanya. KALIAN THE BEST DEH!^^
Di cerita selanjutnya Black, Lupinranger dan Patranger akan bekerjasama untuk mengalahkan para gangler dan mengumpulkan koleksi yang tersisa, serta menguak rahasia tersembunyi di balik masa lalu Sakura Mitsurugi.
Penasaran?
Kalo gitu sampai ketemu lagi di part selanjutnya ya....
Adieu!!!