Setelah detak jantungnya kembali normal, Aksa segera mengambil kunci mobil pribadi dan segera menancap gas menuju kampus tempat Irona berkuliah.
Tak hentinya Aksa melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Macet total terjadi di jalan menuju kampus. Dengan rasa cemasnya, Aksa membunyikan klakson namun mobil yang berada di depannya tak kunjung bergerak.
"Udah jam segini, gue pasti telat jemput Irona" gumam Aksa. Jarum jam sudah menunjukan pukul tiga sore. Ia hanya membutuhkan waktu satu jam agar sampai ke tempat tujuan.
Lima belas menit sudah Aksa mengantre dalam kemacetan. Setelah jalanan kembali lengang, dengan tanpa ampun Aksa membawa mobilnya diatas kecepatan rata-rata.
Bukan hal lain yang Aksa takutkan, tapi keselamatan Irona. Aksa khawatir jika istrinya menunggu terlalu lama, atau ada orang lain yang bermaksud tidak baik.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com