webnovel

Cemburu dan Rahasia

Dhani dan Leo yang datang kembali dari kantin pun melihat bagaimana dekatnya Lilac dengan Fatur yang kini duduk di kursi di hadapan Lilac. Kedua lelaki itu, atau lebih tepatnya Leo memilih untuk tidak masuk ke dalam kelas, dan hanya berdiri di depan pintu.

Dhani yang sebelumnya hendak masuk ke dalam pun, mengurungkan niatnya dan menatap pada Leo yang masih memandangi kedua orang di dalam sana. "Kamu cemburu, Leo?" Tanya Dhani padanya, sehingga lelaki itu menoleh dengan cepat untuk menatap Dhani.

"Hh… Gila lu!" Ujar Leo yang kemudian berjalan kea rah tembok yang ada di sepanjang lorong itu, yang juga bisa di pakai sebagai tempat duduk. Ia meminum minuman yang di belinya dengan tenang, tanpa menghiraukan Dhani yang kini menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Lah… Terus, kenapa? Keliatan banget loh cemburunya!" Ucap Dhani kembali. Leo terdiam dan melirik pada Dhani dengan tatapan tajamnya. Leo tidak menyangkal hal itu dan tidak menerimanya juga, ia hanya terdiam dan kembali minum.

Dhani yang melihat Leo seperti itu, tidak ingin memperpanjang masalah. Ia juga terdiam dan memilih untuk membuka kue yang di belinya, "Mau?" Tawar Dhani, Leo menggelengkan kepalanya untuk menolak tawaran itu.

"Menurut aku nih ya… Ada baiknya kamu tanya!" Dhani yang sedang mengunyah itu berbicara pada Leo sehingga beberapa makanan dari mulutnya jatuh ke atas lantai. Tetapi Dhani tidak terlalu menghiraukan itu dan tetap mengunyah makanannya.

Leo yang melihat hal tersebut pun hanya bisa menghela nafasnya dengan pelan, "Kalau mau ngomong… Habisin dulu tuh makanan di dalem mulut!" Leo berdiri dari tempatnya dan meninggalkan Dhani sendirian di sana. Leo memutuskan untuk pergi ke ruang klub basket dan menemui teman-temannya.

"Huh…" Dhani hanya menggedikkan kedua bahunya dan berdiri untuk masuk ke dalam ruang kelas, menghampiri Lilac dan Fatur yang sekarang sedang membicarakan beberapa tugas, karena keduanya kini membuka buku mereka dan membandingkan beberapa jawaban.

Fatur yang melihat kedatangan Dhani pun menepuk-nepuk kursi di sampingnya, menyuruh Dhani untuk duduk di sana. Dan lelaki tanpa urat malu itu pun duduk begitu saja di sampingnya dan ikut ke dalam pembicaraan yang belum ia ketahui.

Dhani yang masih mengunyah makanannya itu pun kembali mengatakan sesuatu yang membuat Fatur dan Lilac terkejut. "Udah kalian pacarannya?" Tanyanya tanpa rasa ataupun wajah berdosanya.

"Hah?" Lilac yang mendengar pertanyaan itu pun tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan mengerutkan kedua bahunya. Sementara Fatur yang duduk di samping Dhani hanya menoleh dan menatap pada lelaki yang kini sibuk dengan bungkus makanannya yang ia lipat-lipat.

Dhani melirik kepada keduanya dan menaikan alisnya mendapati keduanya kini telah menatapnya dengan tajam sekaligus bingung. "Loh… Bukannya kalian berdua pacaran ya?" Tanya Dhani kembali, jari tangannya menunjuk pada Lilac dan Fatur secara bergantian.

Fatur yang tak tahan pun memberikan sebuah jitakan yang tidak begitu kencang namun tidak begitu pelan juga pada lelaki di sampingnya itu. "Hm! Jangan asal ngomong!" Tegur Fatur pada Dhani yang saat ini mengaduh kesakitan seraya mengusap-usap kepalanya yang baru saja di beri sebuah jitakan.

Dhani melirik pada Lilac yang terlihat mengembungkan pipinya dan menajamkan tatapan padanya. "E-eh… Tunggu Lac! Jangan marah dulu ya! Dengerin dulu alesan aku nanya kaya gini!" Ucap Dhani seraya mengangkat tangannya untuk membuat Lilac mendengarkannya alasannya dulu.

"Apa?" Tanya Lilac. Perempuan itu melipat kedua tangannya di depan dada dan bersandar ke kursinya dengan dagu yang ia angkat, membuatnya saat ini terlihat lebih menyeramkan dari pada para Ibu yang marah pada anaknya yang nakal, menurut Dhani.

Dhani menegakkan tubuhnya, "Huh!" Kemudian ia membuang nafasnya dengan kencang di hadapan kedua orang yang kini meminta penjelasan darinya. Fatur dan Lilac sama-sama terdiam menunggu penjelasan dari Dhani, dan alasan mengapa dirinya bertanya seperti itu kepada mereka berdua.

Dhani melirik kepada keduanya dan mulai menjelaskan apa yang terjadi di dalam pikirannya. "Aku kira kalian pacaran! Soalnya dari kemarin kalian keliatan bareng-bareng terus! Oh, bukan aku aja kok yang berpikir seperti ini… Tapi semuanya!" Ucap Dhani.

Fatur terkejut ketika mendengar alasan tersebut, ia tidak pernah mengira bahwa kedekatannya dengan Lilac akan di salah artikan seperti ini.

"Semuanya?" Tanya Lilac yang bingung dengan penjelasan itu. Perempuan itu melirik pada Fatur yang juga melirik padanya di waktu yang bersamaan, Dhani hanya menatap keduanya secara bergantian dan berdehem membuat keduanya kembali menatap pada Dhani.

"Hem… Udah deh, kalian gak usah sembunyi-sembunyi gini! Tinggal bilang aja ke kita!" Plak! Fatur kembali memberikan pukulan pada Dhani, yang kini mengenai lengannya. "Awh!" Dhani meringis pelan.

"Ck! Gak ada yang pacaran! Aku sama Lilac gak pacaran, Dhan!" Fatur yang sempat mendecak itu pun kembali menekankan pada Dhani bahwa dirinya dan Lilac tidak memiliki hubungan apapun.

Lilac mengangguk membenarkan hal tersebut pada Dhani. Dhani yang awalnya meringispun kini terlihat kebingungan dengan apa yang di akui oleh Fatur dan Lilac. "Terus, kenapa kalian berdua akbrab banget?! Sampai kita semua tuh ngira kalian pacaran! Lihat aja Leo tuh, sampai cemburu tahu!" Ungkap Dhani. Lilac terkejut mendengar bahwa teman kecilnya itu cemburu pada Fatur.

"Leo cemburu?" Tanya Lilac lagi, memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. Dhani mengangguk dan menaruh kedua tangannya di atas meja, menumpukkan kepalanya di atas tangan itu dan melihati kecantikan Lilac yang terdiam melamun.

Fatur melirik pada Lilac yang sekarang terdiam dengan pikirannya sendiri, "Lac?" Tanya Fatur pada perempuan itu. Namun Lilac tidak bergeming dan tetap terdiam, sehingga akhirnya Fatur mengibaskan tangannya ke depan wajah cantik perempuan tersebut.

"Ya?" Tanya Lilac saat sadar dari lamunannya. Dhani dan Fatur mengerenyitkan dahi mereka saat mendapatkan pertanyaan itu.

"Kamu ga apa-apa?" Tanya Fatur. Lilac mengangguk, sementara Dhani semakin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua.

"Tuhkan mulai lagi!" Ucap Dhani pada keduanya. Dhani bangkit dari posisinya dan menunjuk-nunjuk ke arah mereka berdua secara bergantian seraya menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Mulai lagi apanya?" Tanya Lilac yang kebingungan dengan apa yang Dhani ucapkan. Jangan sampai lelaki itu kembali membuat masalah dengan mengatakan hal yang tidak-tidak pada mereka.

"Kalian gak sadar? Kalian itu kaya orang lagi pacaran tahu gak?! Nih! Nih… Tangan kalian aja saling berdekatan gini!" Ucap Dhani sambil menunjuk kedua tangan Fatur dan Lilac yang hampir bersentuhan di atas meja belajar milik Lilac.

"Ya habis mau gimana lagi? Mejanya kecil!" Beber Lilac yang merasa keberatan dengan tingkah berlebihan Dhani pada mereka.

"Nggak… Nggak… Nggakk! Pasti ada yang kalian sembunyiin kan? Apa itu? Cepat kasih tahu aku, nanti aku bakalan bantuin kalian deh supaya orang-orang nggak mikir yang macem-macem! Janji!" Pinta Dhani, seraya menunjukkan jari kelingkingnya pada Lilac dan Fatur.

Lilac dan Fatur saling menatap untuk memutuskan apakah mereka akan memberitahu Dhani mengenai rahasia yang mereka miliki, atau tidak.

Next chapter