"Udah atuh, percaya aja nya!"
Shanala tiba-tiba melompat ke arah pintu besar itu, dan lekas membuka gagangnya dengan menggunakan kakinya yang menekuk lentur layaknya sebuah tangan.
*Ceklek!*
Pintu itu sama sekali tak terkunci, dan kini ia hanya perlu ditarik untuk memberikan akses masuk pada mereka ke dalam tembok.
"Jujur aku lumayan kagum…"
Ucap Gumara yang hampir kehabisan kata.
"Hehe~"
Melihat ekspresi yang ditampilkan kedua teman lautnya, Shanala merasa cukup bangga dengan hal yang baru saja ia lakukan.
"Menurut Yang Mulia apa para Dubalang menyadarinya?"
Tanya Costancia.
"Sepertinya tidak, jika iya pasti sudah ada yang mendatangi kita saat ini."
"Oh iya… itu benar."
Shanala lalu menarik pintu tembok dengan kakinya agar terbuka lebih lebar lagi sekiranya cukup untuk dilewati mereka bertiga.
"Woah tempat ini cukup… gelap."
Ketiganya bisa melihat dengan jelas di dalam, namun tentu saja mereka turut sadar para Penempa tak akan mampu melihat di pencahayaan semacam ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com