Oleh: Polar Muttaqin
Di tengah pertumpahan darah yang terjadi, Devan memfokuskan dirinya pada target yang diberikan kepadanya oleh ketua timnya.
Saat ini tembok itu sudah begitu lemah terserang oleh 3 elemen, dan pelemahan yang saling menumpuk antara satu dengan yang lainnya.
"Aku, berdiri di atas pilar kehancuran"
"Panas bagai Mentari dingin bagai Rembulan"
"Mereka yang menghadang akan Sirna"
"Mereka yang berlari akan musnah"
Kedua mata Devan yang berwarnakan sian dan jingga mulai menyala kian terangnya, bersinar begitu pekat di malam yang hendak menggelap ini.
Ia mengangkat senapannya ke atas, puluhan meriam api mulai mewujudkan diri mereka di Angkasa yang moncong mengahadap kian panas pada tembok-tembok yang dirayapi oleh para Suanggi dan segala persenjataan mereka.
*Klak!*
Devan mengokang senapannya, dan di hadapan tiap meriam kabut-kabut es tampak mengebulkan diri mereka menarik dingin dari udara yang hadir di sekeliling mereka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com