webnovel

385D

Aku dibawa kesini oleh angka kutukan itu.

"...Aku tak paham apa maksudmu."

"Aku juga tidak paham apa yang telah terjadi padaku."

Aku sedang berada di kafe kecil yang letaknya agak jauh dari stasiun. Seorang wanita yang

menjadi satu-satunya pengunjung kafe ini selain aku menjadi teman bicaraku.

Ya.

Aku tak paham apa maksudnya, tapi aku tahu semua ini ada artinya. Semuanya selalu saja

sama. Ini hanyalah titik checkpoint lain dari serangkaian kejadian.

"385D. Angka itu telah ada di sekitarku sejak dulu. Pertama kalinya, aku menerima satu

surat sampah dengan angka itu tertulis di atasnya. Ketika aku mencari blok dengan kolom

38 dan baris 5D di peta, aku menemukan suatu piring plastik. Ketika aku menitipkan

barangku di tempat penitipan di hotel, aku mendapat nomor #385. D-nya datang dari kata

"deposit", yang mana itu berarti barangku dianggap lebih berharga daripada barang

bawaan biasanya"

Setelah itu, 385D selalu mengikuti aku kemanapun aku pergi. Ketika aku menemukan bom

waktu dan tak tahu harus melakukan apa, secara acak kumasukkan kode 385D, dan

timernya berhenti. Aku juga pernah menggunakan laser pada sudut datang 38,5 derajat

untuk melakukan transmisi data. D-nya merujuk pada gelombang cahaya yang aku

gunakan, yaitu "deep blue" (biru tua).

"Jadi ketika kau sedang mengejar atau dikejar 385D ini, kau menemukan kafe ini?"

"Kamu tak percaya padaku. Baiklah, coba lihat nomor produksi meja ini," kataku sambil

menunjuk ke stiker kecil di sisi meja.

Aku tak perlu mengatakannya.

"Tulisannya 3-85-D."

"Itu 385D. Angka itu ada dimana-mana."

Sebenarnya aku agak ragu untuk duduk di depannya, tapi si pemilik kafe melihatku

dengan penuh curiga ketika aku tetap berdiri. Segera saja kutarik kursi di depan

perempuan itu, lalu duduk, untuk menghindari tatapan si pemilik kafe. Perempuan ini

sepertinya tidak keberatan jika aku duduk di depannya.

"Beritahu aku. Apa yang kau punya untukku? Dari semua yang telah aku alami, aku bisa

mengasumsikan bahwa kau punya sesuatu yang berhubungan dengan 385D. Mungkin

hanya potongan kecil dari misteri 385D ini. Tapi aku ingin kau mengatakannya padaku.

Apa yang harus aku lakukan berikutnya?

"Kenapa kau pikir aku tahu sesuatu tentang 385D?"

"Karena aku bertemu denganmu saat mengejar 385D."

"Bagaimana jika kukatakan padamu kalau aku tidak tahu apa-apa tentang itu?" katanya

dengan tenang.

Kurasa dia akan tetap berbicara dengan nada yang sama ketika dia melihat hari kiamat.

"Kalau begitu, aku akan menyerah disini. Tapi aku tidak yakin akan berakhir disini saja.

Aku telah sampai sejauh ini. Mau tak mau, 385D selalu memberikan jawaban kepadaku.

Mungkin aku akan bisa lulus ujian masuk universitas atau membuka kunci pintu Istana

Kepresidenan dengan 385D. Seperti inilah hidupku sejak hari itu."

Sinar mata perempuan di depanku hampir tak berubah.

Dia menyeruput kopi yang aku tak tahu namanya dan berkata, "Jadi begitu. Menarik

sekali, tapi bagaimana kau menemukan kafe ini? Alamatnya tidak mengandung angka

385D"

"Cukup sulit, sebenarnya. Aku mulai dengan 385 dan D. Jika kamu ingin menggunakan D

sebagai angka, maka kamu harus menggunakan basis 16. Tapi itu berarti kau juga tidak

bisa menggunakan 385 sebagai angka begitu saja. Untuk mengubah basis 16 ke basis 10..."

Ekspresi perempuan itu tak berubah ketika kujelaskan semuanya. Tadi dia bilang menarik,

tapi dia tidak terlihat tertarik. Yah, terserah sajalah. Kujelaskan proses penambahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian.

"...Dan akhirnya, 385D dapat diubah menjadi 12-9-41 yang ternyata menunjukkan alamat

kafe ini. Dan kau adalah satu-satunya pengunjung kafe ini, duduk di meja yang nomor

produksinya 3-85-D."

"Jadi begitu. Memang kelihatannya kamu berada dalam keadaan yang aneh. Tapi

menurutku surat sampah di awal ceritamu tadi mungkin punya maksud jelek untukmu."

"Jadi, apa kelanjutan 385D yang kamu punya? Apakah kamu tahu sesuatu?"

"Aku memang bilang keadaanmu aneh, tapi aku tidak bilang bahwa 385D itu aneh. Justru,

385D itu sendiri tidak berarti apa-apa."

"…?"

Aku terdiam dan perempuan itu melanjutkan kata-katanya.

"Coba aku konfirmasi terlebih dahulu keadaanmu. Kamu telah diikuti oleh 385D selama

ini, bukan? Bukan angka yang lain. Tapi 385D saja selama ini. Dan kebetulan-kebetulan ini

terus saja terjadi dan membuatmu sadar ada yang aneh, bukan?"

"Ya. Itu yang kujelaskan padamu dari tadi! 385D ada di sekelilingku!"

"Tapi, menurutku, 385D, 3.85D, dan 38-5-D itu angka yang berbeda-beda."

"Apa…?"

"Iya, kan? Ketika bekerja, apakah kau melihat gaji bulanan 55,000 yen dan 5,500 yen

adalah jumlah yang sama? Dan, selain 385, apa maksud D disitu? Angka itu sudah tak

berarti apa-apa ketika kau menambahkan huruf di sampingnya. Mungkin kamu bisa

menganggap D adalah bilangan basis 16 seperti barusan, tapi sebelumnya tidak kau

anggap begitu, bukan?" Perempuan itu mengangkat jari telunjuknya. "Yang paling jelas

adalah alamat kafe ini. Kamu memaksakan angka yang tidak ada hubungannya dengan

385D, hanya untuk mengikuti polanya. Kau menghitungnya berulang-ulang supaya

terlihat cocok dengan polanya. Itulah kenyataannya. Kamu tidak diikuti oleh 385D.

Seseorang telah mempengaruhi pikiranmu untuk menghubungkan semua angka yang kau

lihat dengan 385D."

"Mempengaruhi pikiranku…? Jadi selama ini tidak ada 385D...? kataku dengan lemas.

"Dengan telunjuknya masih diangkat, perempuan itu berkata, "Yang menurutku aneh

adalah 'sesuatu' telah menjebakmu di pola pikir dimana kamu terobsesi dengan 385D. Aku

tidak tahu siapa orang yang melakukannya atau bagaimana mereka melakukannya, tapi

jika mereka bisa membuat 385D cocok dengan bermacam-macam hal yang berbeda,

mungkin angka itu digunakan oleh sekte agama tertentu. Mereka dapat mengklain bahwa

semua di dunia ini berhubungan dengan 'sesuatu' dan semua masalahmu dapat

diselesaikan dengan bergantung pada 'sesuatu' itu. Jangan-jangan, kamu telah terjebak

dalam suatu eksperimen yang dibuat oleh orang-orang yang bermaksud jahat.

"Tunggu, jadi ini bukan hanya sekedar diikuti oleh sebuah angka. Apa maksudnya semua

ini? Aku terlibat dengan apa sekarang!?"

"Dengar." perempuan itu berdiri dengan senyum di mukanya. "Aku sedang menghabiskan

waktu setelah menyelesaikan suatu 'pekerjaan'. Kurasa aku bisa menyelesaikan masalah

385D yang kau alami ini untuk menghabiskan sedikit waktu lagi."

"Apa maksudmu dengan 'pekerjaan'? Oh ya, siapa sebenarnya dirimu?"

"Mungkin ini karena pengaruh 385D, kamu bisa berbicara denganku selama ini tanpa

menanyakannya." Perempuan itu berhenti sesaat. "Anggap saja 'pekerjaan' yang sepertinya

mengikutiku punya makna yang lebih dalam dari sekedar angka."

Next chapter