Qia terdiam cukup lama, hati dan logikanya tidak berjalan beriringan. Hatinya berteriak untuk menerima Kenan, tetapi logikanya menolak kembali bersama Kenan. Wajah Kenan terlihat begitu melas, baru kali ini ia melihat wajah Kenan yang memelas. Selama ia menjalin kasih dan mengenal Kenan, baru kali ini ia melihat wajah memelas Kenan.
"Aku enggak bisa menerima ajakan kakak menikah, tetapi aku bisa menjadi teman kakak. Apa yang kakak perlukan aku akan selalu ada untuk kakak!" putus Qia pada akhirnya.
Jalan tengan antara hati dan logikannya adalah menjadi teman atau sahabat untuk Kenan, setidaknya ia bisa dekat dengan Kenan untuk mengikuti kata hatinya. Dan hubungan pertemanan bisa masuk ke logikanya, setidaknya ia tidak akan menjadi orang bodoh karena kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasih.
"Aku enggak mau, aku maunya kita ... "
"Berteman atau enggak sama sekali dan aku akan resign dari kantor ini!" tegas Qia seraya menatap tegas Kenan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com