webnovel

Kemunculan Pandora

Arion membuka matanya dan menyadari jika dia tidak berada dikamarnya. Arion ingat jika dia adalah seorang ksatria yang berada di dimensi lain. Pria tinggi berpakaian bulu berwarna putih kecoklatan memasuki kamar yang dia huni. Menaruh sarapan pagi dekat kasur.

" Silahkan dimakan, Tuan " Kata pria itu.

" Baiklah, kamu bisa pergi sekarang " Kata Arion.

Pria itu justru hanya diam menatapnya, berdiri kaku bagaikan batu es. Tipe orang yang sulit untuk bergaul. Pakaian seorang pelayan pun memiliki kualitas tinggi, berbeda dengan di buku yang sering dia baca. pelayan kebanyakkan mengenakan pakaian kualitas yang jauh lebih rendah.

" serius? dia tetap akan berdiri di sini sambil menatap ku? " Arion diam-diam berkata dalam hati.

" Maaf, tuan. Tapi saya di perintahkan oleh yang mulia untuk menemani anda hari ini " kata pria itu yang nampaknya menyadari tatapan Arion kepadanya.

Arion menganggukan kepalanya, kalau sudah perintah langsung dari yang berkuasa mana bisa dia bantah. Meskipun baru saja menghuni istana, Dia bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan cepat.

Arion menyelesaikan sarapannya, tiga pelayan wanita masuk ke dalam ruangannya. mengambil piring-piring kotor dan membersihkan ruangan nya.

Arion dan Pria itu berjalan beriringan menuju keluar ruangan. Niat Arion ingin menjelajah lebih jauh istana utama Gold Stone. Pria di sampingnya menjelaskan sangat detail tempat-tempat yang mereka kunjungi. Bahkan sebuah pedang pun memiliki sejarah yang luar biasa.

Di lorong luar pintu, Seekor kucing salju berwarna putih tengah menatap nya. kucing itu nampak jinak bahkan kucing itu mendengkur dengan keenakan saat Arion mengelus kepalanya.

Di halaman Istana Utama yang luas ada Rubah berkepala tiga yang sedang berdiri memandang langit, berwarna putih kecoklatan dengan ekor berbentuk ular. lidah panjangnya terjulur keluar hingga air liur sedikit menetes mengotori halaman.

Kucing yang dia gendong tampak tenang saat menatap rubah aneh itu. begitu juga dengan orang-orang yang ada di istana. Seakan-akan itu hal wajar.

" Apa yang perlu dipikirkan? bahkan aku sudah bertemu dengan manusia setengah ikan " Arion meyakinkan dirinya. Tapi, ada yang aneh. Apakah itu benar-benar Rubah?.

Rubah itu mendekatkan moncongnya kearah Arion, seakan ingin menyapa dia. " dia adalah penjaga kerajaan Gold Stone, dia teman yang mulia dan dia yang selalu mendampingi yang mulia saat berperang ".

Rubah itu kemungkinan setinggi empat hingga lima meter. menatap Arion dengan penuh kasih. Arion bisa merasakan jika Rubah itu tidak akan menyakitinya. berwujud menyeramkan belum tentu mengancam nyawa.

Rubah itu tiba-tiba saja berubah menjadi pria berwajah pucat berambut putih kecoklatan. Pria itu tersenyum ke arah Arion. " Arion, senang bisa mengenalmu. jangan takut, mulai sekarang kita akan menjadi rekan seperjuangan "

Arion menganggukan kepalanya untuk membalas perkataan pria dihadapannya. Terlalu shock untuk menerima kenyataan jika Pria itu adalah siluman. Ini baru pertama kalinya bagi Arion melihat secara langsung wujud siluman.

Meskipun ini hal biasa di dunia ini, tapi untuk Arion seorang pemuda dari dimensi lain, ini terlalu menakutkan. Seketika sebuah pertanyaan melintas begitu saja, ' Apa kucing ini juga siluman? '. Namun, melihat betapa imutnya kucing itu membuat Arion membuang jauh-jauh pertanyaan yang melintas dipikirannya barusan.

....

Arum Zoraya keluar dengan cepat dari mobilnya menuju apartemen. Menekan sidik jarinya di gagang pintu yang mengeluarkan sedikit cahaya kebiru-biruan. Mata semerah darah dibalik Kacamata hitam itu menatap sebuah mobil yang berhenti di dekat mobilnya yang terparkir.

Wus! mobil itu melayang dan hampir mengenai dia yang berada di lantai 8. Arum merunduk saat beberapa pecahan kaca berhamburan, Lima orang tewas ditempat akibat terkena hantaman badan mobil tersebut. Penghuni apartemen berteriak histeris saat darah mulai menghiasi lantai.

Kaca mata dia lepas, menatap sekelilingnya mencari si pelaku.

Di sana, dekat mobil yang terparkir. Wanita itu tersenyum menantang kearah Arum. Pandora, Memiliki Rambut coklat tua dan mata tipis merah kecoklatan, poninya dibelah ke kiri dan melewati dagunya, Sebagian poninya berada di antara matanya.

Tubuhnya dibalut dengan Royal dress berwarna merah tua tanpa lengan.

" yang mulia, dia ada disini " lapor Arum lewat alat komunikasi yang baru saja dia pasang dekat telinganya.

Melompat kebawah dan mendarat dengan sempurna tanpa terluka sedikit pun. Cahaya terang muncul di sampingnya, mengeluarkan sebuah pedang hitam berukiran ular emas.

Pandora menghentak-hentakkan Trisulanya berulang kali membuat tanah yang dia hentakkan terbelah menjadi dua. Mobil yang terparkir terjun bebas memasuki lobang yang memisahkan mereka berdua. Orang-orang di sana berhambur menyelamatkan diri.

" Sepertinya kau berhasil memasuki dimensi ini, Pandora " kata Arum, menatap tajam kearah Pandora yang tersenyum.

Arum Zoraya memiliki penampilan mata up-Turned Eyes berwarna hitam dan kuning, dengan bola merah darah, rambut hitam panjang yang dikuncir. kemeja putih, Jas hitam membungkus tubuh rampingnya.

Arum lengah, lehernya dijerat dari belakang. terpelanting di tanah. Reflek, dia menghunuskan pedangnya, dan menggunakannya untuk menebas sulur-sulur yang keluar dari bawah tanah. Arum berlindung diantara mobil-mobil yang sudah tak terparkir dengan rapi, dia menggenggam erat pedangnya sambil mengawasi Pandora yang perlahan berjalan menuju kearahnya.

Melayang di atas permukaan retakkan itu seakan dia tak bisa jatuh ke dalamnya.

Srakk! puluhan senapan tertuju kearah Pandora, mengelilingnya sambil bersiap menunggu instruksi atasan.

Rarvis keluar dari mobil, berjalan dengan santai menuju Pandora yang menatapnya datar. dua puluh melawan satu. pasukkan hitam segera menyergap Pandora dengan keahlian luar biasa. Menggunakan kekuatan sihir untuk melindungi diri mereka dari sulur-sulur yang menyerang mereka.

" yang mulia " kata Arum saat melihat Rarvis di balik mobil.

Rarvis dan pasukkannya menyerang Pandora, mengelak dan menendang. Dia berusaha tenang, jika dia panik maka seluruh pasukkan nya dan dirinya akan musnah di tangan Pandora.

Pandora terdesak, meski kemampuan mereka itu di bawahnya. Namun, jumlah mereka lebih banyak. Memutar otak, dia berusaha menyelamatkan diri.

Dor! ( Suara tembakkan)

Peluru tak henti-hentinya terbang bebas kearahnya, membuat Pandora harus membagikan dua pikirannya. Antara menghindar dan melawan.

Ular Cobra raksasa keluar dari lubang di belakangnya, Ular setinggi 300 meter membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan Pandora. Membawa tubuhnya serta Pandora masuk kembali ke dalam lubang.

Drettt! Tanah bergetar dengan hebatnya mengakibatkan gempa ringan. Lubang itu menutup dengan sendirinya, mengubur Ular Cobra raksasa itu bersama dengan Pandora.

Arum berjalan mendekati Rarvis, menggunakan mantra sihirnya untuk menghilangkan pedangnya. Pedang yang dia genggam menghilang menjadi serpihan debu emas. Arum berkata:" Sepertinya sebentar lagi perang sesungguhnya akan di mulai ".

Rarvis menganggukan kepalanya, " Ku harap anak ku bisa memenangkan perang ini " Kata Rarvis.

" Saya rasa, anak anda bisa memenagkan perang ini "

Walau kenyataannya sangatlah sulit.

Rarvis menyuruh beberapa pasukkannya untuk membawa pasukkan yang terluka untuk dirawat. Telapak tangannya mengarah kearah apartemen lantai 8 yang rusak parah, Cahaya keemasan mengelilingi apartemen mewah itu dan kembali seperti semula. Bahkan mobil yang menghantam apartemen itu kini kembali ketempat asalnya.

Hujan butiran emas terjadi hari ini, pelakunya tentu Rarvis. Orang-orang yang terkena butiran itu akan melupakan kejadian hari ini.

...

Bulan Sempurna telah terbentuk, menutupi cahaya matahari sehingga terjadi gerhana. Namun, anehnya bulan yang menutupi cahaya matahari itu berwarna merah darah.

Sosok bayangan melayang di angkasa, menatap kebawah. Semua Warga mendongak keatas, melihat bayangan tersebut penasaran.

" Pandora " Geram Achazia saat melihat sosok Pandora yang tengah melayang di angkasa. Dewi Kartika yang berada di samping Achazia hanya menatap khawatir.

Boom! Boom! Boom! Naga hitam berterbangan di atas sana, suara gemuruh membuat suasana semakin menegangkan. Teriakkan para naga memecahkan telinga.

" Ha ha..... Aku dengar Ksatria yang sudah di ramalkan sudah datang ke dunia ini ".

Arion yang berada di ruangannya menatap datar keatas melalui jendela. Diam mendengarkan semua perkataan Pandora. Kucing yang ada dalam dekapannya berkata:" Apa yang akan anda lakukan, tuan ku ".

Dia mengelus kepala kucing itu dengan pelan, " Mengikuti arusnya " kata Arion.

" Selamat datang di dunia ini, Ksatria Naga. Aku akan menunggu kehadiranmu dalam perang bulan merah. Saat Bulan Merah menjadi sempurna maka aku dan pasukkan ku akan memusnahkan kalian semua ".

Bisikkan riuh mulai terdengar, mereka mulai takut jika perkataan Pandora menjadi kenyataan.

Dia memejamkan matanya, lalu membuka matanya. Kucing dalam dekapannya menyadari, mata Arion kini berubah warna menjadi kuning keemasan. " Tuan, aku akan selalu mendukung mu " kata Kucing itu.

" Aku akan menerima tantangan mu,Pandora " kata Arion pelan.

Next chapter