webnovel

Anterin Aku Les Merajut Dong!

Sejak Gabby menyelamatkan Michael di sekolah, hubungan mereka menjadi lebih dekat. Hampir setiap hari Michael menunggu di depan gerbang sekolah supaya bisa jalan ke kelas bersama Gabby.

Dengan alasan, "Aku gak mau di ganggu sama kakaknya Elizabeth lagi" Nggak hanya itu saja, kadang Michael membawa bekal dari rumah, tidak memakan bekalnya dan memberinya ke Gabby.

Gabby tidak mempunyai pikiran apa-apa, dia hanya menganggap kalau Michael masih merasa berterima kasih makanya dia berbuat baik ke Gabby.

--

Waktu berjalan sangat cepat, tiba-tiba sudah hari Sabtu dan sudah waktunya Gabby untuk les merajut lagi. Sejak dua tahun yang lalu ibunya mendaftarkan Gabby di tempat les merajut. Alasan ibunya mendaftarkan Gabby les merajut adalah dia merasa kalau anaknya tidak bertindak seperti remaja perempuan seperti biasanya.

Awalnya Gabby menolak tapi lama kelamaan dia mulai jatuh cinta dengan dunia merajut. Dalam waktu dua tahun dia sudah bisa membuat sarung tangan, syal, dan taplak meja kecil dari benang rajutan.

Kaki Gabby melangkah ke rumah tepat di sebelah rumahnya dan membunyikan bel. Tidak lama kemudian dia melihat Adam berlari kecil membukakan gerbang rumah

"Siang Adam! Apa Michael lagi ada di dalam?"

Adam mempersilahkan Gabby masuk dan menjawab, "Tuan muda lagi ada di kamarnya, sedang tidur siang."

Tidak memperdulikan Adam, Gabby langsung melangkahkan kakinya ke dalam dan menaiki tangga.

"Ah, kamar tuan muda ada di sebelah kiri, ruangan paling pojok." Seru Adam dengan sopan.

Mendengarkan jawaban Adam, Gabby membuka pintu berwarna putih dan melangkahkan kakinya ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Gabby melihat tirai berwarna biru muda yang menutupi cahaya matahari agar tidak masuk, udaranya dipenuhi oleh bau mint. Untuk seorang laki-laki, kamar Michael terlihat sangat rapi. Bahkan lebih rapi daripada kamar Gabby.

Gabby melihat ke arah tempat tidur dan benar saja Michael sedang tidur. Poninya semakin panjang yang membuat mata Michael sedikit tertutup oleh rambutnya, mulutnya terbuka sedikit mengeluarkan dengkuran halus. Dia terlihat seperti malaikat saat sedang tidur pikir Gabby.

Gabby menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati tempat tidur Michael, menggoyangkan badannya dan berkata, "Hoi! Bangun! Anterin aku ke tempat les dong!"

Mata Michael terbuka sebentar, menutupnya, dan terbelalak kaget. Dia langsung duduk dengan cepat dan menutupi badannya dengan selimut. Saat dia menyadari kalau dia memakai baju tidur, selimutnya langsung diturunkan pelan-pelan.

Michael memijat pelan kepalanya, dia merasa sedikit pusing karena bergerak terlalu cepat. "Ngapain kamu disini?"

"Anterin aku ke tempat les."

"Nggak." Jawab Michael dingin, dia kembali menidurkan badannya dan membelakangi Gabby.

Gabby menyipitkan matanya, "Apa kamu mau lain kali aku membiarkanmu di bully oleh kakaknya Elizabeth?"

Mendengar ancaman dari Gabby membuat Michael menghela nafasnya, lalu berdiri dan meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman dan hangat itu. Dia berjalan ke arah kamar mandi dan menyuruh Gabby untuk menunggunya di ruang tamu.

Saat Gabby turun, dia melihat Adam sudah menyediakan teh hangat dan kue-kue kecil untuknya. Saat Adam melihat Gabby turun dari tangga, dia langsung tersenyum, "Selamat siang."

Gabby membalas senyuman Adam dan duduk menunggu Michael. Tidak lama kemudian dia mendengar suara langkah kaki menuruni tangga. Michael menghampiri Adam lalu berkata, "Tolong siapkan mobil, aku mau pergi sebentar."

Adam tidak percaya mendengar Michael berkata seperti itu dan bertanya, "Tuan muda mau pergi kemana?"

"Aku minta Michael untuk mengantarkan ku tempat les merajut." Jawab Gabby dengan ceria

Adam mengedipkan matanya berkali-kali, seakan-akan tidak mempercayai apa yang didengarnya. Biasanya hari Sabtu seperti ini, Michael selalu berada di dalam rumah bermain piano atau membaca buku.

Michael tidak mempunyai banyak teman yang mengakibatkannya selalu menyendiri di dalam rumah. Tapi kali ini dia mau keluar dan mengantarkan Gabby pergi ke tempat les!

Tanpa berbicara lebih lanjut Adam menganggukan kepalanya dan berjalan ke garasi untuk memanaskan mobil Michael.

Next chapter