webnovel

Risk

Pertemuan antara kepala sekolah dan kedua belas guardian terjadi sesuai dengan rencana awal, semuanya datang walau ada wajah-wajah kesal di antara mereka yang harus ditarik paksa oleh eros dan arsen. Kepala sekolah mereka tau jika masih ada beberapa guardian yang menolak untuk percaya dan menyetujui pertemuan ini. Apalagi di saat caesar dan jerome yang dia tunjuk sebagai tangan kanannya menggeleng di saat mereka bertemu tadi.

Suasana pertemuan kali ini terasa canggung bagi mereka bahkan kepala sekolah pun menyadari hal itu. Semua fokus pada pemikiran masing-masing namun berbeda dengan jerome dan caesar yang bingung harus melakukan apa untuk sekarang. Dari tatapan mereka sudah terlihat jelas bahwa mereka muak dengan pertemuan yang dipaksakan ini.

"Bukankah ini pertemuan resmi pertama kita, tapi kalian seakan tak tertarik dengan hal itu" ucap sang kepala sekolah memberikan senyuman manisnya

Tak ada yang menjawab semuanya terasa hening kecuali tatapan jerome dan caesar yang tak tau harus berbuat apa. Melihat situasi yang terlihat tidak baik kepala sekolah tersenyum tipis melirik jerome dan caesar yang hanya bisa terdiam.

"Aku kira kalian akan mudah di satukan ternyata tidak semudah kelihatannya" ucapnya lagi lalu menghela nafas pelan

"Tapi saya senang dengan keberuntungan kalian yang mulai muncul satu persatu" dengan wajah bahagianya kepala sekolah mengungkapkan rasa senangnya akan keajaiban yang telah dia dapatkan

"Sekarang aku ingin tanya, siapa yang sudah percaya dengan ucapan saya waktu itu" ucapnya lagi dengan manik yang bergantian menatap seluruh kedua belas guardian dari setiap zodiak itu

Mereka saling melirik kanan dan kiri, bahkan mereka masih saja belum menunjukkan pergerakan menyetujui ucapan kepala sekolah mereka. Tapi tidak berlangsung lama sebuah tangan di angkat pelan dengan wajah yang begitu semangat dan yakin dengan apa yang ia alami waktu itu. Bahkan temannya sendiri yang menyuruhnya menemui kepala sekolah saat itu. Walau sedikit bimbang dengan keputusannya tapi dia yakin bahwa dia benar.

"Saya percaya" ucap arsen menatap eros yang ada di sampingnya

Tak perlu waktu lama beberapa tangan diangkat membuat kepala sekolah itu tersenyum senang melihat hal itu. Il Darius Arsen, Eros Kayana Bima, Osric Caesar Nohan, Leon Tristan Hugo, Fred Jerome Hansel, Christopher Daniel, Gabino Ivander Ardani dan Irvin Lucas Gaelin.

Merekalah yang mengangkat tangan miliknya lalu menatap sungguh-sungguh kepala sekolah mereka. Tak ada yang bicara lagi tapi bisa membuat sang kepala sekolah cukup puas dengan delapan muridnya yang percaya. Bahkan kelima pria yang kita tau bahwa mereka yang mempercayai soal guardian sejak awal terkejut dengan ketiga pria yang ikut mengangkat tangannya.

"Sepertinya kalian baru percaya, saya benar bukan?" ucap sang kepala sekolah menatap daniel, lucas dan ivan secara bergantian

Tak disangka ucapan kepala sekolah membuat mereka mengangguk semangat. Bahkan daniel langsung mengatakan bahwa dia percaya karena semua keberuntungannya yang terbuka dalam waktu satu jam.

"Hanya waktu satu jam, manik, elemen, dan senjata milikku muncul begitu saja" ucap daniel membuat mereka semua terkejut kecuali arsen dan eros

Sekarang mereka tau bahwa sudah ada satu guardian yang muncul dengan keberuntungan yang lengkap. Memang bulan pernah berkata bahwa ada salah satu dari kedua belas guardian itu yang akan muncul dengan cepat. Tidak seperti guardian lain yang menunggu keberuntungan mereka secara berkala, bahkan mungkin akan sangat lama bahwa keberuntungan mereka akan keluar dengan sendirinya. Seperti halnya guardian lain yang masih belum mendapatkan keberuntungan maupun kekuatan apa pun.

"Sekarang saya percaya akan takdir kuno yang kau bicarakan itu jika bukan karena arsen mungkin saya tidak akan percaya dengan semua ini" ucap lucas kembali menatap arsen dengan lembut

Arsen tersenyum menatap seseorang yang sudah sering kali mengusirnya bahkan berteriak padanya tapi sekarang dia bisa melihat senyuman lembut dan tulus untuknya karena segala usahanya yang ternyata tak sia-sia begitu saja. Sekarang lucas menyadari takdir yang akan membelenggunya tapi mereka tak akan bisa lepas walaupun mereka ingin kecuali mereka mati.

"Wah..ternyata kalian bekerja dengan baik, saya sangat bangga pada kalian" senang kepala sekolah menatap kelima pria yang percaya pada takdir mereka

"Lalu apa yang membuat kau percaya padaku" tanya sang kepala sekolah menatap ivan penuh minat

"Saya percaya karena keluarga saya seorang guardian dulu" ucap ivan menatap kepala sekolah dengan pandangan tegas bahwa memang dia seorang keturunan dari guardian zaman yunani kuno dulu

Mungkin memang hari ini mereka harus terus merasa terkejut dengan pengakuan para guardian itu. Bahkan mereka masih saja tak percaya dengan ucapan mereka tapi mau bagaimana lagi manik mereka tak mungkin berbohong.

"Walau keberuntungan saya belum muncul tapi saya percaya" lanjut ivan membuat kepala sekolah mengangguk mengerti

"Mungkin yang kau maksud adalah Gindra Richard Ardani guardian zodiak sagitarius" ucap kepala sekolah karena memang dia tau segala sejarah itu

Ivan hanya mengangguk lalu kembali berfikir dengan resiko yang akan mereka dapat jika menjadi guardian dari kedua belas zodiak. Tapi mereka juga tak bisa menolak karena ini takdir mereka takdir yang sungguh kejam bagi mereka semua. Mereka yang tak tau apa apa soal guardian harus ikut masuk kedalam takdir ini.

"Dan saya juga tau resiko yang saya dapat jika menyetujui takdir kejam ini" ucapan ivan membuat mereka terdiam bahkan kepala sekolah juga terkejut dengan pengakuan ivan

"Resiko, apa maksudmu" tanya andrian menatap ivan penasaran

Ivan hanya tersenyum tipis lalu menatap kepala sekolah yang terlihat pucat di depan mereka. Hal itu tentu ditangkap oleh mata para guardian yang sangat ingin tau maksud resiko dari ucapan ivan. Dan arsen terlihat membeku, ingatan soal perkataan kepala sekolah yang mengatakan soal resiko ternyata memang benar, waktu itu dia hanya mengabaikan karena menurutnya tak akan penting tapi melihat raut wajah kepala sekolah yang gelisah tidak tau kenapa perasaannya jadi gelisah sendiri.

"Dalam sejarah kenapa para guardian terdahulu mati dalam perang melawan iblis" ucapan ivan digantung begitu saja bahkan seluruh guardian itu sangat penasaran sekarang

"Kenapa tidak kau lanjutkan" kesal andrian menatap sengit ivan yang terkekeh kecil

"Apakah saya harus melanjutkan nya" ucap ivan menatap sang kepala sekolah yang terkejut

Dengan pasrah kepala sekolah hanya bisa mengangguk pelan, dirinya tak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa resiko untuk para guardian adalah nyata tanpa ada kebohongan sama sekali dan ternyata hal itu malah membuat ivan tersenyum puas.

"Karena darah, batu keberuntungan kita, dan juga tanda segel zodiak dalam diri kitalah yang dapat membunuh iblis"

Next chapter