Melihat aku yang tampaknya dengan yakin membela Polin, Darlie pergi meninggalkan kami di halaman belakang.
Aku dengan cepat berbalik dan bertanya akan kondisi Polin. "Apa kakak baik-baik saja?" Aku memperhatikan wajahnya saat itu.
"Bagaimana ini? Wajah kakak... Bagaimana kalau mahasiswa lainnya melihat wajah kakak yang seperti ini?" Ujarku resah saat melihat memar pada wajah Polin dan juga bibirnya yang pecah.
Aku melirik punggung belakang Darlie, "Dasar pria licik itu!" Gumam ku.
Polin tersenyum, aku jadi bingung. "Kenapa kakak malah tersenyum begitu?"
"Ngak kenapa-napa kok. Aku hanya senang kau membelaku." Kata Polin dengan pandangan mata yang membuatku canggung.
"Ya sudah. Hmm... Yuk masuk." Kata ku dengan sedikit salah tingkah.
Darlie terlihat masih marah karena aku membela Polin tadi. Tapi kan ngapain juga dia butuh pembelaanku? Toh Megy akan selalu membelanya apa pun yang terjadi. Lihat bagaimana Megy merawat lukanya, ia istri idaman yang perhatian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com