webnovel

Permintaan Dewa Naga

Selalu ada cacat di manapun itu berada, bahkan bagi keberadaan Alam Semesta itu sendiri.

Pasalnya, jika Primal Chaos mengendalikan sistem tanpa jiwa, maka Ancestral God hanyalah jiwa yang tidak terikat sepenuhnya pada Primal Chaos sehingga dia dapat dikatakan sebagai kesadaran Primal Chaos.

Seiring berjalannya waktu, kesadarannya menjadi lebih dewasa dan dia menjadi makhluk hidup yang lengkap dengan kecerdasan yang sangat tinggi. 

Dia menciptakan bahasa, menciptakan cara daya bekerja dan penyimpanan, di mana semua makhluk di generasi selanjutnya dapat mengolah energi. Dia menciptakan teknik yang bisa memaksimalkan kekuatan. Namun, sebagai satu-satunya keberadaan Primal Chaos, yang menyertainya adalah kesepian abadi....Dan inilah cacatnya.

Semua energi kehidupan di Primal Chaos terhubung dan terkonsentrasi di tubuhnya. Jika dia ada, tidak ada makhluk lain yang bisa lahir dari Primal Chaos. 

Jadi, setelah ada selama sepuluh juta tahun, dia akhirnya membuat pilihan untuk menghilang, menyebarkan kehidupan ke setiap sudut Primal Chaos, memungkinkan Primal Chaos melahirkan jutaan makhluk dan Era Dewa dimulai dari sana.

Tidak, dia tidak mati, dia hanya "menghilang" dengan kembali ke Primal Chaos. Dan sebelum Ancestral God menghilang, dia menempatkan sebagian ingatannya dalam delapan pecahan kehidupan. 

Pada akhirnya, delapan keping pecahan kehidupan ini tersebar ke Dimensi satu Alam Semesta utama ini secara bersamaan dengan menghilangnya dia. 

Empat pecahan jatuh ke daerah Utara dan melahirkan Empat Kaisar Iblis Besar yang memimpin Ras Iblis nantinya. 

Sedangkan empat pecahan lainnya jatuh ke daerah Selatan yang melahirkan empat Dewa Penciptaan yang memimpin Ras Dewa. 

Dan Li Suo ini, adalah salah satu dari Empat Dewa Penciptaan yang memegang prinsip "Kehidupan"

Disaat yang sama, Yang Kun juga akhirnya tahu bahwa empat binatang suci itu datang tepat setelah pemisahan Ancestral God ini sehingga keempatnya dianggap setara dengan kedelapan hal itu, meskipun pada dasarnya mereka lebih lemah dari mereka.

Ini wajar, mereka di Dunia sebelumnya hanya seorang administrator. Dan disini, hubungan dengan kekuatan Dunia terputus, dan kekuatan mereka satu tingkat dibawah delapan kepingan dari Ancestral God ini.

Pada akhirnya Yang Kun hanya terkekeh ringan dan berkata, "Itu mungkin karakteristik Dunia yang tidak terbatas. Bahkan Penjaga Dunia bajinganmu agak berbeda."

"Oh? Kau sudah bertemu dengannya?"

"Aku sudah membunuhnya dan menarik Duniamu ke Omniverse milikku sendiri yang akan berubah menjadi Small Box sekarang."

"....."

Dewa Naga menghela nafas dan berkata, "Perkembanganmu terlalu cepat....Tapi itu baik bagiku. Yang Kun, aku akan menyerahkan posisi jiwa terpentingku kepadamu, datanglah dengan cepat."

"Dan juga....aku butuh bantuanmu untuk mencari dan menyelematkan putriku."

"Huh?" Yang Kun terkejut, "Orang tua, kau punya putri? Aku tidak bisa membayangkan siapa yang mau menjadi istrimu!"

"Sialan!"

Ekor naga itu menyerang Yang Kun, dan Yang Kun hanya tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya berkata: "Serahkan padaku, aku juga berhutang banyak padamu. Masalah sepele, masalah sepele!"

"Kalau begitu aku lega....dan untuk warisan ini, lakukan sesukamu. Berikan saja kepada siapapun secara acak."

"Ok, sampai jumpa nanti, Orang Tua."

Akhirnya sosok Dewa Naga menghilang, dan bola biru kembali muncul sebelum akhirnya Yang Kun menyimpannya lagi.

Warisan ini, dia memiliki orang yang cocok untuk mendapatkannya.

Pada akhirnya Yang Kun menghela nafas dan melihat He Ling yang masih bersujud, dan Shen Xi yang masih pingsan.

"Istirahat dulu, dan biarkan aku memeriksa semua hal di Dunia ini dengan rinci."

---------------

Beberapa hari kemudian.

Shen Xi akhirnya terlihat menggerakan alisnya sedikit, dan tiba-tiba dia mencium aroma seperti panas matahari yang hangat yang menyerang indranya.

"Yo, kau sudah bangun...."

Teriakan kecil dengan suara yang agak magnetis terdengar di samping telinganya.

Ketika dia membuka matanya, dua pupil ungu di setiap matanya langsung menyambutnya.

Aneh, tapi entah kenapa itu juga menawan di saat yang sama. Seolah ada semua jawaban dari pertanyaan yang tersembunyi di Dunia ini hanya dengan melihat matanya.

Pada akhirnya Shen Xi merakan dirinya sendiri....

Entah itu tubuh atau jiwanya, dia anehnya dia merasakan suatu rasa bugar yang enak. Alih-alih kelelahan yang akan dirasakan seseorang setelah periode penyiksaan yang panjang dan kehilangan kesadaran, dia merasa sangat nyaman.

Dia akhirnya duduk dengan sedikit linglung setelah meninggalkan paha Yang Kun, lalu melihat bahwa sekarang dia ada lautan bunga segudang.

Suara serangga dan burung seperti musik di telinganya, angin sepoi-sepoi, langit cerah, dan ada peri di depannya …

"Tuan...Yang Kun? Apa yang terjadi?" Tatapan Shen Xi tertuju pada Yang Kun yang bermain dengan kupu-kupu indah disana

Di benak Shen Xi, dia tahu bahwa empat binatang suci ini memiliki satu saudara lagi yang sebenarnya...dianggap sebagai Iblis oleh yang lain.

Karena, jika empat melambangkan kesucian, keberuntungan, dan penyelamatan...Maka saudara kelima melambangkan iblis, darah, dan pembantaian.

Ini semua berlaku di Dunia manapun. Sama halnya dengan daun semanggi.

Dan sekarang, Shen Xi hanya bisa bertanya: "Berapa...lama aku tidur?"

"Tiga belas hari." Yang Kun menjawabnya dengan suara polos dan dengan sembunyi-sembunyi meliriknya sebelum akhirnya dia mengalihkan matanya ke arah lain.

"Tiga belas hari …" gumam Shen Xi, lalu mendesah dalam-dalam.

Siapa sangka hal yang sepertinya tidak terlalu besar akan membuatnya pingsan, dan itu masih tiga belas hari yang mencengangkan!

Meskipun dia sudah siap akan beberapa hal, tapi apa yang dilakukan Yang Kun benar-benar tidak terduga!

"Jangan khawatir, aku tidak melakukan apapun padamu. Hanya saja aku membantumu sedikit mengontrol warisan Li Suo itu. Cahaya pertama di Alam Semesta, terlalu berat dikandung oleh Manusia."

"....Terima kasih."

"Sama-sama."

Yang Kun akhirnya berdiri dan menepuk pantatnya, "Karena kau sudah bangun, waktunya aku pergi menemui jiwa terkuat orang tua itu."

"Apakah kau....ingin ikut?"

Next chapter