webnovel

Miss Dosen X Mr. Captain

Urban
Ongoing · 228.7K Views
  • 446 Chs
    Content
  • 4.9
    28 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Relivia Zenata.. Seorang dosen muda yang cantik,berhijab,cerdas dan baik ini ternyata adalah kekasih dari seorang kapten kapal. Ia mengawali karirnya di usia ke 21 tahun. Menjadi dosen idola di kampus merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Di balik kesuksesannya, Ivi tetap menjadi orang yang sama, rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri. Felix Devanno... Seorang kapten kapal yang tampan, tegas dan setia. Ia sangat dingin terhadap orang-orang, kecuali dengan Ivi dan keluarganya. Felix mengawali karirnya di laut pada usia 21tahun. Awalnya, ia sama sekali tak berpikiran untuk bekerja di laut, namun tawaran dengan gaji yang sangat memuaskan dan seragam yang tampak keren itu membuat niat awalnya untuk menjadi pengusaha urung. Ia mencoba dunia laut dan beruntungnya ia berhasil. Calvin Aldrean.. Seorang dokter sekaligus pengusaha di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Terkenal dengan sikap dinginnya membuat dirinya masih jomblo di usia 21 tahun. Bukan tanpa sebab, ia pernah mengalami hubungan asmara namun kandas dikarenakan suatu hal. Menjadi seorang kekasih dari kapten kapal bukanlah hal yang mudah. Namun doa dan usaha mampu mempertahankan hubungan keduanya. Meskipun banyaknya rintangan, namun, keduanya dapat bersatu.

Tags
4 tags
Chapter 1Part 1

Relivia Zenata seorang dosen muda cantik ini adalah kekasih dari seorang Kapten Kapal bernama Felix Devanno. Mereka telah menjalin hubungan selama 2 tahun lebih. Suatu ketika, Felix pamit pada Ivi atau Relivia untuk berlayar. Mereka bertemu di sebuah cafe favorit mereka.

"Hon... Besok pagi aku harus kembali berlayar dan mungkin pelayaran kali ini bakal lebih lama. Kamu gapapa kan?" Tanya Felix khawatir.

"Hmm... Yaudah gapapa.. Ya meskipun aku baru ketemu kamu 4 hari tapi mau gimana lagi?" Ucap Ivi dengan kecewa.

Felix menggenggam tangan Ivi dan berkata "Maaf ya aku gak bisa selalu ada di samping kamu. Aku harap kamu selalu ngerti posisi aku sebagai kapten. Aku janji akan selalu setia kok. Dan nanti sepulang berlayar aku bakal lamar kamu." Ucap Felix lembut

"Seriously honey?" Tanya Ivi antusias

"Iya honey..." Ucap Felix tersenyum sembari mengusap kepala Ivi yang berbalut hijab.

"Thanks hon... " Ucap Ivi tersenyum.

"Iya... Nanti pas disana juga aku bakal sering hubungi kamu kok. Kamu jangan lupa setia ya.."

"Of course hon.."

Hari Esok

Felix sudah berangkat untuk berlayar. Pagi ini Ivi sangat tidak bersemangat untuk mengajar. Namun Ivi tetap berusaha semangat untuk mengajar seluruh mahasiswa/i nya.

Ia memulai kelas pertama dengan semangat yang dipaksa.

"Miss Ivi.. Kenapa kok lemes banget?" Tanya salah satu mahasiswi di kelas (Reni).

"Hm no problem Reni.." Ivi tersenyum kecut.

"Miss ada masalah sama Mr. Captain?" Tanya Reni lagi. Ya, hubungannya dengan Felix memang sudah tersebar luas ke seluruh penjuru kampus.

"Reni.. Lebih baik kamu kerjakan tugas yang saya berikan. Karena 15 menit lagi kelas akan berganti." Alih Ivi.

"Baik miss.."

Setelah kelas selesai, Ivi berniat ke kursus miliknya untuk mengecek kondisi kursusnya. Di tengah perjalanan, seseorang menghubunginya. Ya orang itu adalah Felix.

"Assalamualaikum honey.." Sapa Felix diseberang sana.

"Wa'alaikumsalam.. " Jawab Ivi lemas

"Honey.. Kamu sakit?"

"Gak kok. Kamu sudah tiba?"

"Sudah honey. 1 jam lagi aku akan memulai perjalanan."

"Ohyaya.."

"Ada apa hon?"

"Nothing.. Hm aku tutup ya soalnya aku lagi nyetir. Assalamualaikum." Ivi menutup sambungan sepihak.

"Huuh sebenarnya aku capek harus terus LDR kayak gini tapi mau bagaimana? Maafin aku lix karena cuekin kamu tadi.." Gumam Ivi.

Di tempat lain dan di waktu yang sama Felix heran dengan sikap Ivi yang cuek.

"Ada apa dengan dia? Apa dia kecewa sama aku karena aku harus pergi sementara kami baru bertemu sebentar? Oh God.. Aku rasa aku harus sudahi rencana konyol ini." Monolog Felix.

Yups sebenarnya Felix itu tidak benar-benar berlayar. Ia hanya berpura-pura untuk memberi kejutan pada Ivi. Ia juga sudah membicarakan semua ini pada orang tua Ivi dan orang tua nya.

Flashback on

Malam itu disaat Felix menjemput Ivi dirumahnya untuk dinner, Felix berbicara pada orang tua Ivi sembari menunggu Ivi yang sedang berpakaian.

"Pak,bu.. Saya ingin memberi kejutan untuk Ivi. Saya ingin melamarnya tapi sebelumnya saya ingin membuat rencana terlebih dulu. Saya akan bilang pada Ivi bahwa besok saya akan kembali berlayar padahal tidak. Saya hanya ingin membuat kisah kecil dalam hubungan ini. Apakah kalian mengizinkan?" Tanya Felix.

"Tentu saja nak.. Kami akan setuju. Lagipula kalian sudah lama sekali pacaran jadi Bapak berharap kalian bisa segera menikah." Ucap Bapak Ivi

"Iya nak Felix ibu juga setuju. Ibu harap kalian bisa segera menikah ya." Ucap Ibu Ivi.

"Iya pak bu.. In Syaa Allah tahun ini juga saya akan menikahi Ivi. Mohon doanya pak bu.."

"Tentu.."

Flashback off

Ivi pun tiba di kursusnya. Ia langsung masuk ke ruangannya. Di meja kerjanya terdapat foto orangtua nya dan foto dirinya dengan Felix.

"Aku rindu sama kamu honey.. Kenapa sih kamu harus cepat-cepat berlayar lagi? Kenapa waktu kamu buat aku cuma sebentar. Aku bosan..." Keluh Ivi dengan tangis kecil.

Tok Tok Tok...

"Masuk!" sahut Ivi dari dalam. Pengetuk pun masuk.

"Ada apa?" Salah satu staf kursus masuk.

"Maaf bu ada 5 orang murid keluar dari kursus." Ucap Nisa

"Bagaimana bisa sih?!" kesal Ivi

"Mereka tidak nyaman dengan pendidik disini.

"Kumpulkan semua tenaga pendidik setelah kelas selesai. Saya tunggu di meeting room."

"Baik bu. Saya permisi."

Setelah kepergian Nisa, Ivi berdecak kesal.

"Kenapa semua masalah datang bersamaan sih?! "

#meeting Room

"Saya yakin kalian semua sudah tahu alasan saya meminta kalian kesini. Saya tidak mau berbasa-basi lagi ya! Murid dikelas siapa yang keluar sebanyak 5 orang?!" Tegasnya.

"A-e-.." Gugup salah satu guru.

"Saya tidak bertanya huruf vokal! Saya hanya bertanya siapa guru itu?! Masih tidak paham?!" bentaknya. Sungguh Ivi yang saat ini bukanlah Ivi yang mereka semua kenal. Ivi tidak pernah semarah ini sebelumnya.

"Sa-saya bu.." gugup seorang guru yang tak lain adalah miss Era.

"Oh... Anda? Bagaimana bisa ini terjadi?!"

Miss Era.. Seorang guru di kursus Ivi yang berusia 31 tahun atau terpaut beberapa tahun dari usia Ivi. Miss Era adalah seorang ibu sekaligus istri.

"Maafkan saya bu.. Saya tahu saya salah hanya saja saya tidak sengaja melakukannya."

"Apa maksud anda?!"

"Saya .. Sa-saya-" Ivi menggebrak meja dan berdiri dari duduknya.

Brak!!!

"Katakan dengan jelas!"

"Saya lalai dalam mengajar bu. Saya kurang fokus pada saat mengajar tapi ini semua karena saya banyak pikiran bu. Saya ada masalah di rumah. Maafkan saya." tangisnya.

Ivi paham. Ini masalah yang sangat serius. Ia pun tersadar dan meredam emosinya. Ia melihat kasihan ke arah Miss Era.

"Semuanya keluar dari room ini kecuali miss Era!"

Mereka pun Meninggalkan ruangan.

"Ada apa miss Era?" Ivi berbicara lembut

"Maaf bu maaf... Anak saya sedang sakit saat ini dan suami saya sedang berada di luar kota karena tugas. Saya bingung harus bagaimana sementara anak saya harus selalu dijaga di Rumah Sakit. Dan saya juga butuh biaya besar. Anak saya terkena Leukemia bu.. Hiks Hiks.." Tangisnya pecah

Tangan Ivi terangkat menenangkan Miss Era.

"Maafkan saya karena membuat anda semakin terpuruk. Saya akan memberi keringanan untuk anda. Saya beri anda cuti sampai suami anda selesai tugas dan saya juga akan berikan anda pinjaman untuk pengobatan anak anda. Maafkan saya.."

"Ibu serius??" tanyanya tak percaya

"Iya... Saya akan transfer uangnya nanti. Sekarang temui anak anda."

"Terima kasih.. Terima kasih banyak bu.." Ia bersimpuh pada Ivi

"Bangkitlah.. Ini sudah kewajiban saya."

Saat ini Felix sedang menyiapkan sebuah gedung untuk acara pernikahannya dengan Ivi. Ia sudah tidak sabar memberi kejutan ini pada Ivi.

"Honey... Aku akan segera menghalalkan kamu.." monolognya dengan senyuman.

Felix pun menatap fotonya dengan Ivi yang menjadi wallpaper handphone nya.

"Kuharap ini adalah kado terindah dari aku untuk kamu..."

Drrtttt....

Hp Ivi berdering menandakan pesan masuk.

'maafin aku yang cuek sama kamu tadi ya.. Aku capek banget..'-Honey

'Iya gapapa kok hon.. Aku ngerti.. Lusa aku pulang kok.'

'Kamu jangan bercanda deh...'-Honey

"Kamu itu emang lucu banget ya hon.. " Gumam Felix sambil tersenyum. Ia pun langsung menghubungi Ivi.

"Assalamualaikum sayang..."

"Waalaikumsalam.. Kok kamu bisa sih telpon aku malam-malam gini?"

"Bisa donk. Apa coba yang gak buat kamu?"

"Idih.. Bullshit..."

"Yaudah sih kalo gak percaya.. Aku mau cari calon istri baru aja.." Ledek Felix

"Felix!! Kamu jangan macem-macem ya!! Aku tutup nih teleponnya.."

"Iya sayang ya ampun jangan gitu donk sama aku. Aku bercanda.. Kamu sudah makan?"

"Sudah.."

"Gausah bohong. Daritadi kamu itu sibuk jadi belum sempet makan kan?"

"Sotoy!!"

"Yaudah terserah pokoknya aku gamau ya calon istri aku kayak ranting pohon yang kurus.."

"Gausah ngehina deh! Iya tahu yang disana lebih cantik tapi gausah ngehina juga!"

"Sensi amat mbak! PMS ya?"

"Bodo ah! Aku mau pergi aja sama mantan daripada ngeladenin telepon dari Kamu."

"Awas aja kalo berani! Aku bakal kubur hidup-hidup mantan kamu itu!"

"Kayak yang kamu tahu aja sih mantan aku siapa.."

"Idih.. Dikira aku gatau apa.. Mantan kamu kan mantan temen kuliah aku."

"Sotoy deh!"

"Sudah gausah ngelak deh! Awas aja kalo ketahuan!"

"Bodo ah kan kamu jauh.. wleee"

"Sudah berani ya.. Awas.."

"Iyaiya enggak. Btw alfi juga berlayar bareng kamu?"

"Ngapain tanya-tanya mantan? Mau CLBK?!"

"Yaelah mas sensi amat. Cuma nanya doank keles."

"Si mantan gak lagi berlayar. Ngapa? Mau jalan sama dia?"

"Iya nih.. Sudah ya byee..."

"Relivia!!!"

"Heheh gak kok Lix gak.. Pisss :v"

"Yaudah aku tadi pesenin kamu makanan palingan sebentar lagi sampai."

Tak lama ojol pengantar makanan pun datang.

"Hon, thanks ya makanannya.. Sudah sampai nih. Aku juga lagi makan."

"Iya sama-sama. Yaudah kamu makan gih biar aku tutup teleponnya. "

"Ok. Assalamualaikum honey baby.."

"Waalaikumsalam.. Tumben alay.. :v"

Telepon End!

You May Also Like
Table of Contents
Volume 1
Volume 2