webnovel

Lungsin Fleet Survivor

Terkilas beberapa kejadian dimasa lalu, mengenai masa kecilnya, keluarga dan yang sangat membekas ialah mengenai teman-temannya yang gugur lima tahun yang lalu ketika tragedi Lungsin Sacramen. Rasa bersalah menyelimuti dirinya, Iruka yang merupakan salah satu kapten kapal kala kejadian itu merasa sangat bersalah karena ia adalah satu satunya orang yang berhasil selamat dari tragedi itu dan tidak dapat menyelamatkan satupun anggota kapalnya.

Ketika itu masih teringat jelas penugasan kepada para perwira muda untuk membawa 9 kapal luar angkasa kelas battleship menuju stasiun luar angkasa Wardern. Ini seharusnya hanyalah sebuah misi pelayaran biasa melalui jalur yang sudah diamankan. Namun penyergapan yang tidak terduga menggubah segalanya, Iruka yang masih berusia 19 tahun kala itu kebingungan. Walapun ia adalah lulusan terbaik dari akademi, tetap saja ia masih memilik pengalaman yang sedikit dilapangan. Dalam bayangnya terlihat samar seorang wanita, namun ketika wanita itu mendekat seketika Iruka tersentak bangun.

Iruka : "Aaaaarrrgghh" iruka terperanjat dari tempat tidurnya.

Menyadari bahwa ia tidak berada ditempat tinggalnya Iruka merasa was was, ia mencoba merogoh pistol disabuknya namun yang tersisa hanya sarung pistolnya saja.

[Swwing] Pintu otomatis terbuka. Seorang wanita dengan pakaian laboratorium masuk ke ruanga itu, diikuti oleh dua orang prajurit dibelakangnya.

Wanita : "aaaa, sepertinya kau sudah bangun, kau mungkin kebinggungan kenapa kau bisa berada disini, dan bertanya siapa wanita yanga ada di depan mu ini."

Iruuka hanya mengangguk.

Wanita : "Baiklah perkenalkan namaku Jill Montreal dan aku merupakan kepala divisi riset dan pengobatan di kapal ini, dan alasan kau bisa berada disini karena Erica memohon untuk membawamu dan temanmu bersama kami, well awalnya kami sempat berpikir bahwa kau mungkin sudah mati. But here you are, masih hidup walapun sedikit bau apek."cemooh Jill.

Iruka menoleh ke sebelahnya, terlihat Drake terbaring tak sadarkan diri namun terlihat baik-baik saja.

Jill : "Tenang dia masih hidup"

Iruka : "terima kasih sudah menyelamatkan kami" sembari menunduk hormat.

Jill : "Aku saran kau segera pergi membersihkan dirimu, kapten Armstrong ingin menjumpaimu, jangan membuat dia menunggu. Arman pandu dia menuju area senitasi"

Setelah diperintahkan, Arman salah satu dari prajurit yang mengikuti Jill meminta Iruka untuk mengikutinya. Arman memandu Iruka menuju area senitasi setelah sampai Arman meninggalkan Iruka.

Di dalam area senitasi Iruka sedikit kebingungan sebab terdapat dua kamar mandi disana dan tidak ada tanda sama sekali, Iruka sudah merasakan firasat buruk mengenai ini. Perlahan Iruka mendekati kamar mandi di sebelah kiri, terdengar suara rintikan dari kepala shower, menyadari hal itu kemudian Iruka mengintip kamar mandi sebelah kanan, kamar mandi sebelah kanan terlihat sepi, melihat hal itu dengan percaya diri Iruka masuk ke kalar mandi di sebelah kanan. Ketika Iruka hendak membuka bilik mandi. Terdengar teriakan wanita dari dalam.

Suara Wanita : "Jangan di buka!"

Dengan panik Iruka berlari keluar ke arah lobi dengan handuk yang masih melingkari pinggangnya, Iruka sangat panik hingga berkeringat dingin.

Iruka : [Sial sial, sepertinya tadi tidak ada orang sama sekali, tapi kok bisa. Sial apa yang harus kulakukan. Sepertinya aku akan diadili disini. Sial ini sungguh tidak lucu jika akhir hidupku dieksekusi karena mengintip] ujar Iruka dalam hati sembari ketakutan.

Tak lama setelahnya, seorang wanita yang tidak terlalu tinggi dengan rambut merah pun keluar menghampiri Iruka sembari memegang pistol. Iruka duduk terpojok di tengah lobi dengan wajah yang pucat dan kondisi panik maksimal.

Wanita itu mengarahkan pistolnya ke arah Iruka.

Wanita : "Kau! Liat ngak sih tandanya?!" wanita itu terlihat kesal sembari menahan malu.

Iruka : "Tu-tunggu, aku tidak melihat tanda apapun" Iruka berusaha meyakinkan wanita itu.

Wanita itu kemudian melihat ke arah masuk kamar mandi, ia juga tidak melihat tandanya. Merasa kesal sang wanitapun menarik pelatuk senjatanya kemudian.

[Bang Bang] Dua peluru melesat mengarah keselangkangan Iruka. Kali ini wajah Iruka lebih panik dari sebelumnya. Mendengar suara tembakan, beberapa orang yang berada di lobi pun terfokus kepada mereka, tak jauh dari sana ada seorang pria paruh baya berjalan mendekati mereka. Ia terlihat memegang sebuah pemancar tanda holografik,

Pria paruh baya : "Yaaa, Maaf Letda Arita, ngak kukira akan terjadi hal seperti ini, tadi Holosignnya bermasalah, jadi aku pikir lebih baik kubawa ke divisi maintenance."

Arita : " Sersan Julius, anda seharusnya lebih berhati-hati lain kali! Setidaknya kau bisa meletakkan pengganti Holosign." Arita terllhat sangat kesal namun ia tetap berusaha menjaga kesan formalnya.

Julius : "Maaf Letda Arita, janji ngak akan terjadi lagi" Julius membungkuk.

Arita : "Kau! Kali ini kau bisa selamat, kalau terjadi lagi, akan ku lubangin tubuhmu"

Kemudian Arita kembali masuk ke kamar mandi kanan yang mana itu ternyata kamar mandi wanita.

Julius : "Saya minta maaf atas kejadian barusan" Kali ini Julius membungkuk ke arah Iruka.

Iruka : "t-tidak masalah, ini juga salahku seharusnya aku bertanya kepada orang sekitar." Iruka mengusap kepalanya, kali ini ketengangan sudah menghilang darinya. Darahnya perlahan sudah kembali mengali dengan normal ke seluruh tubuhnya.

Julius : "Kalau bergitu saya tinggal dulu" Julius pun berjalan meninggalkan Iruka dan memasang tanda alternatif.

Setelah mandi, Iruka menunggu di depan area sanitasi, kemudian dijemput kembali oleh Arman. Arman memandu Iruka ke ruang pertemuan di dalam ruang pertemuan terlihat beberapa petinggi kapal dan salah satunya adalah Arita yang duduk tepat di sebelah Jill. Arita yang menyadari kehadiran Iruka menunjukan wajah sinis dengan aura membunuh yang tinggi.

Arman : "Tuan Armstrong, ini pria yang diselamatkan oleh Erica. Silahkan perkenalkan diri anda"

Iruka maju, dengan dan memberi salam hormat layaknya seorang militer

Iruka : "Perkenalkan, Saya Yoshimia Iruka. PIN : Kustorv-755 saya merupakan penambang di perusahaan Lima Minerals, dengan SIC : YIR-071 terima kasih sudah menyelamatkan saya dan teman saya."

Armstrong : "Untuk seorang penambang, kau terlihat sedikit tidak biasa, kauuu terlihat terlalu formal. kurasa kau tau, tidak semua penambang memberikan salam hormat dan penambang kebanyakan bukanlah orang yang terdidik, lebih baik kau memberitahu kami siapa kau sebenarnya" Armstrong menatap Iruka dengan rasa curiga.

Iruka terdiam sejenak, walapun sudah lima tahun tidak berada di kemiliteran, namun kebiasaanya dalam memberikan salam hormat kepada sesama anggota militer masih belum juga hilang. Kali ini Iruka tidak bisa menyembunykan jati dirinya yang sesungguhnya. Iruka pun memutuskan untuk membuka jati diri yang sebenarnya.

Iruka : "Anda sungguh jeli tuan Armstrong, mohon maaf sebelumnya, ijinkan saya memperkenalkan diri saya sekali lagi. Saya Iruka Senko, PIN Dolphine-F1A dan SIC :YIR-071. Saya mantan perwira Omerian lima tahun yang lalu"

Armstrong : "Pantas saja, dari rekaman pertempuran yang terjadi hari ini. Kau yang hanya menggunakan drone bisa menghindari kapal patroli dengan baik."

Iruka sedikit bingun untuk merespon apa yang baru saja dilontarkan Armstrong.

Armstrong : "Serria DA-F1F"

Sebuah kalimat yang menginggatkan tentang masalalu terlontar dari mulut Armstrong. Iruka yang mendengar kalimat itu seketika terpicu rasa luka dan bersalah dimasalalu kembali menyelimuti Iruka, Iruka berusaha untuk tetap tenang dihadapan mereka.

Armstrong : "Kau tau, aku dan awakku adalah orang pertama yang menemukan bangkai kapal armada Lungsin"

Seketika emosi Iruka melunjak, namun Iruka tetap berusaha tenang di hadapan mereka.

Armstrong : "aku tidak tau berapa lama kala itu mereka terdampar, namun kami berhasil menyelamatkan beberapa dari mereka"

Kali ini Iruka tidak dapat menahan emosinya lagi, air matanya berlinang. Selama ini, Iruka berpikir bahwa hanya dirinya yang selamat dari tragedi Lungsin Sacrament, namun ternyata ada yang selamat selain dirinya.

Armstrong : "Kau bisa menemui beberapa diantara mereka kini hidup di Stasiun Dovak, walaupun kebanyakan dari mereka sudah berbentuk mayat ketika kami temukan. Jill akan membagi informasi sektor dan koordinat Stasiun Dovak padamu, selanjutnya-"

Armstrong mengeluarkan rokok dari sakunya, menyalakan dan menghisapnya cukup dalam kemudian menghembuskannya.

Armstrong : "Aku ingin kau menceritakan apa yang kau ingat lima tahun yang lalu" Armstrong membertikan tatapan yang cukup serius kali ini.

Bersambung

Next chapter