Disisi lain, perjalanan Tari begitu sepi dan sunyi. Sendirian menyusuri jalan setapak sambil mengingat kalau kemarin ia melewati jalan ini bersama Kirana, Kalima dan Sundari. Sesekali Tari menghela nafas panjang, untuk meredam rasa sesak di hatinya. Ia masih mendengar dengan jelas saat Kirana meminta dirinya berjanji untuk bungkam atas perbuatan Mayang yang kejam.
"Entah Adikku itu bodoh, terlalu polos atau terlalu baik?! Dia bahkan menyuruhku bungkam dan melarangku menyentuh Mayang yang jelas-jelas sudah membuatnya menderita seperti itu" Tari mengomel sendiri, meluapkan semua perasaannya.
"Dewa! Kenapa kau menciptakan manusia sesabar itu! Aku saja sangat geram mengetahuinya! Bahkan berkali-kali aku membayangkan menghajar Mayang dengan rantaiku!" Tari berbicara sendiri sampai nafasnya terengah karena kesal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com