webnovel

Entre Nous

Author: Nisa_Va
Teen
Ongoing · 22K Views
  • 8 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Arelia Mashel Reina seperti namanya dengan makna Keistimewaan. Lia, sang gadis cantik berambut coklat yang istimewa untuk semua orang terlebih para siswa di sekolahnya. Memasuki tahun ajaran baru dan juga menduduki kelas 11 membuatnya berharap agar kehidupan di sekolahnya lebih menyenangkan. Namun sepertinya sang pencipta mempunyai alasan lain dengan cara mempertemukannya dengan lelaki yang menjadi adik kelas disekolahnya. Tak hanya itu harapan yang ia inginkan agar dapat merasa ketenangan selama di sekolah pupus saat lelaki tersebut datang dalam kehidupannya memberikan kisah tersendiri. Lelaki berambut hitam legam seperti pada malam hari dengan warna manik yang senada dengan rambutnya, lelaki yang menyimpan begitu banyak rahasia yang tidak diketahui siapa pun terkecuali sahabat dan kedua orang tuanya. Hingga suatu saat rahasia yang ia simpan rapat rapat terbongkar dan diketahui oleh Lia, pada saat itu pula konflik datang seiring waktu dengan melibatkan keduanya. Tak ada yang tau akhir dari cerita ini, berdoa saja kepada tuhan agar akhir mereka dapat berakhir sesuai keinginan mereka.

Tags
6 tags
Chapter 1Pemilik Rambut Gelap

"Pagi Mah Pah" Sapa seorang gadis cantik yang menuruni tangga dengan seragam yang melekat ditubuhnya.

"Pagi sayang" Sapa kedua orang tuanya.

"Kamu mau makan sama apa?" Tanya Qiara, mamah dari sang gadis.

"Sama roti aja mah" Ucap gadis tersebut.

"Hari ini bukannya acara MOS ya?" Tanya Qiara sembari memberikan roti yang telah diberi selai.

"Iya mah, tapi katanya hari ini gak ada pelajaran" Ucapnya diangguki Qiara.

"Kamu pulangnya cepat hari ini?" Tanya Matteo, papahnya.

"Gak tau pah" Ucap gadis itu.

"Ya sudah nanti kabari papah ya kalau kamu pulang cepat, mungkin papah bisa jemput kamu" Ucap Matteo diangguki gadis itu.

"Mah Pah, aku berangkat sekolah dulu ya" Pamit gadis itu sembari menyalimi kedua orang tuanya.

Ia berjalan keluar rumah dan menemukan pria paruh baya yang telah mengabdi selama puluhan tahun di keluarganya.

"Pagi Pak Ali" Sapa gadis itu.

"Pagi non, mau berangkat sekarang?" Tanya Pak Ali diangguki gadis itu.

Gadis itu memasuki mobil, mobil pun keluar dari perkarangan rumah menuju sekolahnya. Waktu berjalan sangat cepat, ia telah menjadi kelas 11 sekarang dan hari ini pula kehadiran murid Kelas 10.

'Semoga, tahun ini akan menjadi tahun yang sangat menyenangkan' Ucap gadis itu dalam hati.

"Non, kita sudah sampai" Ucap Pak Ali menyadarkan lamunan gadis itu.

"Makasih ya Pak" Ucap nya sembari keluar dalam mobil. Ia berjalan memasuki sekolah dan berjalan di koridor.

"Lia" Panggil seseorang membuat sang empu menoleh ke asal suara.

"Pagi Lia" Sapa gadis bermata sipit.

"Pagi Ra" Sapa balik Lia.

"Tumben Lo Dateng pagi pagi Ra" Ucap Lia dibalas cengiran gadis bermata sipit itu.

"Biasa, gue mau lihat nih adek kelas yang sekarang. Sapa tau ada cogannya" Ucap Nara atau bisa dipanggil Ara

Lia menggelengkan kepalanya dengan tingkah salah satu sahabatnya ini "Dinda udah dateng belum ya?" Tanya Lia.

"Pasti udah dateng lah, dia kan anggota OSIS" Ucap Ara.

"Pagi Lia"

"Lia makin hari tambah cantik aja"

"Lia jangan terlalu manis dong bikin diabetes"

Ucap siswa yang berpapasan dengan Lia, sedangkan gadis itu hanya tersenyum canggung mendengarnya.

"Yaelah Li, Lo masih canggung aja kalau banyak yang ngomong kayak gitu" Ucap Ara sembari memutar matanya malas. Mereka melanjutkan jalan dan menaiki tangga hingga sampai di kelas XI IPA 2.

Kring...kring... (Suara Bel Masuk)

"Bagi anak kelas 10 diharapkan berkumpul di lapangan utama segera"

Seluruh kelas 10 berhamburan ke lapangan utama dan berbaris dengan rapih.

"Wih lebih banyak daripada tahun kita ya Li" Ucap Ara sembari duduk di depan meja Lia memperhatikan acara MOS.

"Banyak cogannya njir!" Pekik Ara kembali membuat Lia menatap ke arah Ara.

"Lo bisa gak sehari aja jangan bahas cogan?" Tanya Lia malas.

"Gak bisa" Jawab Ara polos membuat Lia mendengus.

Lia mengambil novel, ponsel dan earphone di tasnya lalu beranjak dari tempat duduk membuat Ara menatapnya heran.

"Lo mau kemana Li?" Tanya Ara.

"Ke Roftoop" Jawab Lia acuh, lalu ia berjalan meninggalkan kelas menuju tempat yang ia tuju. Ia menaiki tangga kembali, karena Roftoop sekolahnya berada di lantai 3.

Setelah sampai Lia menundukkan diri di atas bangunan, memasang earphone yang telah tersambung dengan ponselnya dan membuka novel yang berada di genggamannya.

Ia terhanyut membaca novel tersebut hingga tak menyadari jika ada orang yang duduk disampingnya. Orang tersebut terus menatap Lia dengan lekat dari samping, dengan rambut yang berterbangan kesana kemari tak membuat sang pemilik tersebut terganggu.

Karena melihat tak ada reaksi apapun dari Lia membuat orang tersebut menyelipkan rambut Lia di belakang telinga gadis itu. Sedangkan Lia terkejut akan kejadian itu membuatnya menatap ke samping. Lelaki berambut hitam gelap dengan mata yang sangat senada dengan rambutnya membuat Lia terpana akan sesaat.

Lia pun tersadar akan lamunannya dan menyadari jika lelaki disampingnya ini sangat asing baginya.

'Apa dia anak kelas 10 yang bolos?' Tanya Lia dalan batinnya sendiri.

"Lo anak kelas 10?" Tanya Lia pelan, lelaki tersebut terdiam lalu mengangguk masih dengan menatap Lia.

"Kok Lo bisa disini? Jangan bilang Lo bolos MOS?" Tanya Lia kembali namun tak dijawab oleh lelaki itu.

"Lo beneran bolos ya?" Ulang Lia lalu diangguki lelaki itu.

"Kenapa Lo ngangguk terus? Sariawan?" Tanya Lia dengan wajah lucunya, karena ia tak kunjung mendapat jawaban dari lelaki itu. Ia bangkit dari duduknya dan hendak berjalan keluar Roftoop.

Namun baru dua langkah lengannya genggam membuat Lia terhenti berjalan dan menengok ke arah lelaki aneh yang menahannya.

"Tu es entré dans ma vie" Ucap lelaki itu membuka suaranya. Lalu genggaman di lengan Lia terlepas membuat gadis itu buru buru melangkah keluar Roftoop.

Disepanjang koridor pun Lia tak henti henti nya berfikir tentang kejadian di Roftoop tadi, ia melamun hingga tak sengaja menabrak seseorang.

"Astaga Lia, Lo kenapa ngelamun pas jalan gini coba? Untung aja Lo nabrak gue kalau orang lain gimana?" Cerocos Ara namun tak dihiraukan Lia.

Ara mengerutkan dahinya melihat wajah Lia "Li, Lo kenapa?" Tanya Ara sembari melambaikan tangannya di depan wajah Lia.

Lia kembali tersadar lalu menatap ke arah Ara "Ara?"

Ara menghela nafas nya "Lo mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?" Tanya Ara.

"Enggak gue gak mikirin apa apa" Jawab Lia bohong.

"Tadinya gue mau nyusul Lo ke Roftoop buat ngajak ke kantin, tapi Lo udah turun dari Roftoop" Ucap Ara.

"Ya udah ayo ke kantin" Ajak Lia cepat lalu berjalan bersama Ara.

Setelah sampai di kantin mereka memesan makanan masing masing dan memakannya. Di acara makan mereka perempuan dengan almameter berlambangkan OSIS menghampiri mereka.

"Ke kantin gak ngajak Lo pada" Gerutu nya kepada Lia dan Ara sembari menundukkan diri.

"Lo kan lagi ngurusin acara MOS, ya kali kita ajak Lo makan" Ucap Ara.

"Gimana acara MOS nya?" Tanya Ara.

"Biasa, cuman sekarang ada yang beda" Ucap perempuan itu.

"Banyak cogannya gak?" Tanya Ara kembali.

"Hm.. lumayan lah" Jawab perempuan tersebut.

Perempuan tersebut menatap Lia yang sedari awal hanya diam "Kenapa Lo Li? Tumben diem aja" Ucap perempuan tersebut.

"Gak tau tuh, pas dia habis dari Roftoop dia jadi aneh" Ucap Ara.

'Cowok itu ngomong apa ya? Duh kenapa sih dia harus pake bahasa lain kenapa gak pake bahasa Indonesia aja? Kan gue jadi gak tau dia ngomong apa' Gerutu Lia dalam hati.

"Li" Panggil perempuan yang berada di sebelah Ara.

"Eh, kenapa Din?" Tanya Lia saat tersadar.

"Lo kenapa sih? Ngelamun terus" Ucap Dinda.

"Gue gak apa apa kok, em... Lo gak ngawasin acara MOS?" Tanya Lia mengalihkan pembicaraan.

"Enggak, udah diawasin anggota lain" Jawab Dinda diangguki Lia.

"Nggak mesen makanan Lo?" Tanya Ara sembari memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Bentar gue pesen dulu" Ucap Dinda sembari beranjak memesan makanan.

"Li, nanti habis pulsek jalan jalan yuk" Ajak Ara.

"Kayaknya gak bisa deh, soalnya kalau pulangnya awal bokap gue mau jemput" Ucap Lia diangguki Ara.

Dinda kembali ke meja Ara dan Lia dengan tangan yang membawa nampan berisi makanannya. Mereka kembali memakan makanan dengan hening.

Ditengah tengah acara makan seorang siswi yang memakai almameter OSIS menghampiri meja mereka.

"Din, Lo dipanggil sama Randi" Ucap siswi tersebut.

"Ck! Gw lagi makan juga, yaudah bentar nanti gue nyusul" Ucap Dinda, lalu siswi tersebut berlenggang dari kantin.

"Huh baru juga gue makan bentar udah dipanggil lagi" Kesal Dinda.

"Ya udah Lo samperin Randi gih daripada dia nunggu lama" Ucap Lia.

Dinda beranjak dari meja Lia dan Ara berjalan meninggalkan kantin, dan hanya tersisa Lia dan Ara. Setelah mereka selesai makan, Ara dan Lia keluar dari kantin.

"Hai Lia" Sapa lelaki yang berada di depan mereka.

"Hai" Sapa kembali Lia.

"Ini ada coklat buat Lo" Ucap lelaki tersebut sembari mengulurkan sebuah coklat.

Lia menerima coklat tersebut sembari tersenyum "Makasih" Ucap nya.

"Gue duluan ya Li, jangan lupa dimakan coklatnya" Ucap lelaki tersebut sembari tersenyum manis yang membuat kaum hawa terpekik akan ketampanan lelaki itu.

Lelaki tersebut pergi meninggalkan Lia dan Ara, sedangkan Ara menatap Lia dengan tatapan menggoda.

"Cie.. yang dapet coklat dari Galang" Goda Ara.

"Apaan sih Ra, dia cuman ngasih coklat doang" Ucap Lia dibalas gelengan oleh Ara.

"Ini nih definisi orang gak peka, udah tau si doi suka sama lo eh Lo nya malah gak peka" Ucap Ara sembari berkacak pinggang.

"Udah ah, ayo ke kelas" Ucap Lia memutus pembicaraan.

"Li" Panggil Ara. Mereka sudah berada di kelas, dengan Ara yang duduk di bangku depan Lia sembari menghadap ke Lia.

"Hm" Gumam Lia yang masih fokus dalam novelnya.

"Menurut Lo gimana kalau ada cowok yang suka sama kakak kelas nya?" Tanya Ara tiba tiba.

"Menurut gue itu hal yang wajar, kenapa Lo tanya kayak gitu?" Tanya balik Lia masih fokus kepada novel.

"Ya gak apa apa sih, cuman kemarin gue habis baca novel. Ceritanya ada adek kelas cowok yang suka sama cewek yang jadi kakak kelasnya. Sumpah tuh cerita seru banget" Ucap Ara bersemangat.

"Oh" Ucap Lia singkat.

"Gue kadang kadang suka berharap kalau cerita yang gue bacain itu ada di dunia nyata. Walaupun bukan gue langsung yang ngalamin tapi seenggaknya gue pernah ikut andil di sana kayak misalkan Lo yang ngalamin gitu" Ucap Ara membuat Lia menatap Ara tajam.

"Maksudnya?" Tanya Lia.

"Ya, maksud gue tuh misalkan kejadian itu terjadi sama Lo gue juga gak masalah. Yang penting gue pernah kejadian itu" Ucap Ara membuat Lia menghela nafas nya kasar.

"Gak semua kejadian di dunia nyata seindah di dunia novel Ra, kalaupun iya gue lebih memilih kehidupan biasa pada umumnya daripada harus seperti di dunia novel" Ucap Lia dengan serius diangguki Ara.

"Woy!" Panggil seseorang membuat Ara terkejut tapi tidak dengan Lia.

"Ngagetin aja sih Lo Din" Kesal Ara kepada Dinda yang tertawa.

"Sorry sorry" Ucap Dinda sembari duduk di sebelah Lia.

"Lo habis ngapain?" Tanya Ara.

"Oh tadi Randi bilang katanya ada yang bolos pas MOS" Ucap Dinda santai.

"Hah ada yang bolos?" Ulang Ara diangguki Dinda.

"Bar bar banget hari pertama udah bolos" Ucap Ara.

"Iya, tapi kita belum tau siapa yang bolos. Randi sama anak lain lagi pada nyari tau" Balas Dinda.

"Eh Lo tau gak, katanya ada anak salah satu donatur besar di sekolah ini" Lanjut Dinda.

"Wah beneran? Cowok apa cewek?" Tanya Ara beruntun.

"Katanya sih cowok" Jawab Dinda.

"Pasti cogan" Ucap Ara dengan tatapan berbinarnya.

Sedangkan Lia dan Dinda menggelengkan kepalanya 'Cogan  lagi' Batin mereka bersama.

"Lo tau namanya siapa Din?" Tanya Ara kembali menatap Dinda dengan berbinar.

"Enggak, kenapa emang?" Tanya Dinda.

"Ya gak apa apa, siapa tau gue bisa deketin" Ucap Ara sembari memperlihatkan deretan giginya.

"Walaupun Lo tau dia siapa, belum tentu dia bakal tau Lo" Ucap Dinda telak. Lia tertawa kecil melihat reaksi Ara yang berubah drastis.

"Jahat Lo Din, harusnya sebagai sahabat Lo tuh dukung gue bukan ngejekin gue" Kesal Ara.

"Malah gue baik sama Lo, gue nyadarin Lo kalau dia belum tentu tau siapa Lo. Jadi gue gak jahat ya" Balas Dinda membuat Ara mendengus.

"Lia tuh sahabat Lo nyebelin banget" Adu Ara kepada Lia.

"Kalau Dinda sahabat gue Lo siapa gue dong?" Tanya Lia membuat Ara bertambah kesal.

"Nyebelin banget sih Lo berdua" Ucap Ara bangkit dari kursi menuju mejanya meninggalkan Lia dan Dinda yang tertawa sembari bertos ria melihat kekesalan Ara.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

You May Also Like

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
5.0
268 Chs

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Teen
4.9
425 Chs

PROMISE (a way to find a love)

"Aku tidak akan meninggalkan mu." Aku janji pada adikku, tapi aku tidak menepatinya. Ketika seorang William Alexander, pria sempurna yang memiliki sebuah rahasia besar dimasa lalu, seorang anak adopsi yang meninggalkan adiknya untuk menggantikan posisi seorang pewaris kerajaan bisnis yang memiliki kebutuhan khusus. William harus menepati janjinya untuk setia dan menuruti apapun permintaan dari ayah angkatnya Jackson Alexander, pengusaha kaya yang ambisius dan berhati dingin agar Jackson mempertemukannya dengan adiknya kembali. Suatu ketika Jackson memintanya kembali ke negara asalnya, untuk menjadi seorang gubernur agar memudahkannya melakukan pembangunan real estate, untuk itu ia harus menikahi seorang wanita, Rose gadis berumur dua puluh tiga tahun, seorang superstar yang di cintai seluruh masyarakat yang ternyata adalah kekasih dari adik kandungnya sendiri yaitu Rayhan Adamson yang telah tumbuh menjadi seorang produser musik yang terkenal tanpa William ketahui, ia hanya ingin segera bertemu dengan adiknya seperti apa yang dijanjikan oleh Jackson jika ia berhasil menjadi seorang gubernur dan mendapatkan ijin pembangunan maka Jackson akan mempertemukannya dengan Rayhan adiknya. Akankah William akan dapat kembali bertemu dengan Rayhan, menebus dosanya yang telah meninggalkan Rayhan saat ia masih berusia tujuh tahun dan mendapatkan cintanya yang perlahan tumbuh tanpa disadarinya kepada Rose? *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Teen
4.9
450 Chs

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Teen
Not enough ratings
347 Chs