webnovel

Chapter 1

Chapter 1. Aku ingin istirahat ...

RING!! RING!!

Suara dering handpone terdengar sangat nyaring di sebuah ruang yang tertutup.

Di ruangan tertutup, terdapat seseorang yang hadir di sana, merenung dalam diam dengan tatapan matanya yang tampak mati.

Dia duduk di kursi dan menatap cermin lebar di depannya. Sepasang mata perak yang mati saling menatap dalam diam.

Dia memiliki sebuah jakun, dan itu cukup untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang lelaki. Tetapi, penampilannya hanya bisa dikatakan sebagai cantik! Sangat cantik hingga seorang wanita hanya bisa menutup mukanya karena malu.

Pupil perak dan rambut perak yang panjang, tidak terlalu rapih tapi itu sedikit memberikannya suasana liar dengan penampilannya yang seperti wanita. Kulitnya putih mulus, seperti sebuah giok.

Tapi ... Berbanding terbalik dengan penampilannya yang seperti keindahan surga. Aura yang ia pancarkan terasa suram seperti neraka, penuh kesunyian dan kesendirian.

Dia kesepian ...

Tidak ada suara lain selain dering telepon.

Satu menit berlalu, kemudian orang yang terdiam tersebut, menggerakan tangannya dan melihat notifikasi panggilan yang muncul di antarmuka.

Ia, melihatnya siapa pemanggilnya sejenak kemudian menerima panggilan itu.

Hampir bersamaan, suara yang melengking dan menyegarkan terdengar dari panggilan.

"Akhirnya kamu menerima panggilan! Keluarlah segera, waktu istirahat hanya tersisa 5 menit!"

Hanya mendengarkan dengan tatapan kosong, suara itu walaupun terdengar menyegarkan ternyata jika didengar baik-baik maka nadanya mengandung perasaan negatif.

"Raia! Jawab aku! Ingatlah, kamu adalah aktor nomor 1 di dunia! Jika kamu menunda sedikit lebih lama lagi maka semua reputasi yang kamu bangun akan lenyap!"

Merasa dirinya diabaikan, pemilik suara tersebut marah! Ia mengucapkan beberapa omong kosong yang semuanya diabaikan oleh Raia.

"A-"

Sebelum pemilik suara itu dapat berbicara lebih banyak lagi, Raia mematikan panggilan. Dia yang selalu diam akhirnya mengucapkan sesuatu di bibirnya yang tipis.

"Omong kosong ..."

"Apanya yang membangun reputasi?! Apanya yang aktor terbaik di dunia?!"

Raia tiba-tiba berdiri dan berteriak seakan-akan kesurupan, memukul cermin dengan tangan kosong beberapa kali hingga cermin itu pecah dan tangannya berceceran darah.

*CRANG!!*

Raia menatap percahan cermin yang terjatuh dilantai.

"Membangun reputasi? HAHAHA JANGAN BERCANDA!! KALIAN YANG MEMBERIKU PEKERJAAN SULIT TANPA HABIS!? TIDAK MEMBIARKAN KU UNTUK ISTIRAHAT!? BERKAT KALIAN AKU TIDAK BERSAMA AYAH DAN IBU SAAT DIA MENINGGAL!?

...

MENGANCAM KELUARGAKU UNTUK KEUNTUNGAN BISNIS?! MATI KALIAN!? MATI!!!? MATI!?! MATI!!?!? MATI!?!?! HANCUR!?!?!

Semua ini, hanya omong kosong."

Raia menangis, berteriak dan terus memukul-mukul bagian cermin yang masih utuh kemudian menghancurkannya.

Darah terus menetes tanpa henti di kepalan tangannya, tetapi itu tidak menghentikan niatnya untuk terus menghancurkan cermin.

Di ujung kata-katanya, dia semakin lambat dan lambat hingga akhirnya berhenti memukul. Rasa sakit di kepalan tangannya ia abaikan semuanya.

Seolah-olah sebuah boneka yang kehilangan benangnya, ia terjatuh dengan lemas dan meringkuk. Menangis, menangis, menangis dan menangis.

Semua yang ada di dunia ini, omong kosong baginya.

Bekerja tanpa henti bahkan tidak ada kesempatan untuk istirahat, mengancam dirinya agar bekerja keras dan jika tidak maka ia harus mengucapkan selamat tinggal untuk keluarganya!

Menjadi aktor nomor satu di dunia itu memang benar ... Tetapi disisi lain, Raia digunakan sebagai kambing hitam oleh perusahaan.

Karena ... Perusahan ia bekerja sebenarnya adalah organisasi yang bekerja untuk membunuh aktor dan aktris ternama. Dan kedatangan Raia adalah kambing hitam yang dikirim oleh surga kepada mereka.

Karena target mereka adalah aktor, maka setiap aktor dan aktris ternama akan curiga pada Raia karena ia dengan cepat mencapai puncak. Walaupun mereka curiga, selama tidak ada bukti terkait Raia maka itu sudah cukup agar perusahan bergerak lebih leluasa dengan menjadikan Raia and family sebagai vilain.

...

Dan inilah Raia.

Ia sudah berada di ujung batas yang dapat ditampung jiwanya. Jika melebihi batas ... Dia akan gila dan tidak waras.

...

Ruangan itu penuh kesunyian selain suara tetesan darah yang terdengar.

Di ruangan yang penuh kesunyian dan keheningan, sebuah suara keluar dari mulut Raia.

"Aku ingin istirahat ... Aku ingin tidur ..."

"Sungguh, Bisakah aku tidur? Hanya untuk sekejap saja?"

Suaranya ringan tetapi penuh emosi yang mendalam, diwajahnya ia sangat terlihat lelah.

Ruangan kembali kedalam kesunyian dan kesepian tepat setelah kata-katanya berakhir.

Tetapi, bedanya adalah kesunyian ini membuatnya tenang dan ia menutup mata perlahan, menikmati suasana nyaman, ia tanpa sadar sangat mengantuk dan bisa tertidur kapan saja.

Mungkin ini adalah kesempatan yang bagus untuk istirahat kecil ...

Saat kesadaran Raia berada di ujung tanduk, ia mendengar sebuah suara yang menyejukan entah darimana.

"Bisa~ Kamu bisa tertidur dengan izinku ..."

Rasa kantuk yang hebat melanda tubuh Raia, dan kesadaran terakhir Raia terbawa ke dalam kegelapan yang hangat dan nyaman.

Next chapter