webnovel

EIGHT

"PARK CHANYEOL"

Yeol, Chen dan Lay menoleh mendengar teriakan Jongdae yang begitu menggelegar

"Selain petirmu yang menggelegar, suara kau juga begitu menggelegar. Ada apa?" Jongdae mendengus dan berjalan melewati Chanyeol membuat Chanyeol mengernyit heran

"Aku disini, bodoh"

"Memangnya aku memanggilmu?"

"Kau memanggil namaku tadi?"

"Memang hanya kau yang bernama Park Chanyeol? Sepertinya kadar percaya dirimu harus dikurangi"

"Yak Kim Jongdae"

Jongdae tidak memperdulikan panggilan dari Chanyeol dan segera menghampiri Yeol. Chanyeol yang merasa dirinya tidak dipedulikan memilih untuk pergi. Yeol yang masih bingung hanya mengedip-ngedipkan matanya mencoba mencerna apa yang membuat Jongdae memanggilnya hingga berteriak sekeras itu

"Kenapa kau memanggil Yeol hingga berteriak sekeras itu? Apa ada yang penting?"

Jongdae hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal membuat Chen, Yeol dan Lay mengernyit heran namun juga penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Jongdae

"Ah itu. Sebenarnya aku hanya bercanda. Aku ingin membuat kesal Chanyeol"

"Aku mengira ada hal penting. Ternyata kau hanya bercanda. Aku tidak menyangka kau bisa bercanda rupanya"

"Aku ini juga manusia. Hidup itu hampa tanpa sebuah candaan"

"Kau benar. Rasanya aneh kalau tidak ada candaan"

Chen dan Lay hanya bisa mendengar pembicaraan kedua orang itu yang entah bagaimana nyambungnya. Chen dan Lay memilih untuk meninggalkan keduanya yang begitu asyik mengobrol serasa disana hanya ada mereka berdua

"Yeol sepertinya mulai akrab dengan Jongdae hingga melupakan keberadaan kita"

"Memangnya kenapa? Kau cemburu?"

"Cemburu? Untuk apa aku cemburu ge. Tidak ada untungnya bagiku"

"Benarkah? Lalu kenapa kau mengatakan hal itu seolah-olah kau tidak menyukai keakraban mereka"

"Bukan begitu ge. Aku hanya sedikit kesal"

"Benarkah hanya sedikit kesal?"

"Lay geee" Chen merengek dengan wajah cemberut membuat Lay terkekeh melihatnya. Lay yang merasa gemas pun menyentil kening Chen membuat laki-laki itu mengaduh

"Jangan bertingkah seperti itu di depanku. Aku gemas melihatnya"

"Gege juga sering bertingkah seperti ini" Chen menirukan bagaiman Lay saat beraegyo

"Benar juga" Chen mendengus melihat Lay dengan wajah antengnya mengatakan hal itu. Wajah polos Lay entah kenapa begitu menjengkelkan bagi Chen saat itu

Kai mengernyit heran menemukan Hun berdiri di depan kamarnya sambil bersandar. Hun nampak berdiri bersedekap dada sambil bersiul. Sebuah ide jahil terlintas di pikiran Kai. Kai berjalan mengendap-endap dan mengejutkan Hun. Hun tentu saja terkejut namun dengan cepat Hun mengubah ekspresi wajahnya

Hun mendengus melihat Kai yang tertawa terbahak-bahak seakan tidak bersalah sama sekali. Kai sepertinya begitu puas dengan apa yang sudah dilakukannya

"Berhentilah tertawa. Bisa-bisa nyamuk masuk ke dalam mulutmu itu"

Kai menghentikan tawanya dan menatap Hun dengan sedikit berdecak. Kai bersedekap dada menatap Hun dari bawah ke atas dengan pandangan menelitik membuat Hun sedikit risih

"Apa yang kau lakukan di depan kamarku?"

"Menunggumu"

"Ada keperluan apa hingga seorang Oh Sehun mau menungguku? Biasanya juga kau meneleponku untuk segera menemuimu"

"Aku tidak ingin bercanda Kai"

Mendengar apa yang dikatakan Hun dan melihat ekspresi Hun saat itu, Kai tahu satu hal bahwa Hun memang tidak sedang ingin bercanda. Kai menghela nafas dan membuka pintu kamarnya membiarkan Hun masuk terlebih dahulu dan disusul oleh Kai. Kai menjentikkan jarinya membuat pintu kamarnya terkunci

Kai mengambil dua kaleng soda dingin dari kulkas mini yang ada di kamarnya. Kai menghampiri Hun yang duduk di sofa dan memberikan sekaleng soda pada Hun. Kai duduk di sebelah Hun dan menatap Hun

"Ada apa?"

"Entahlah"

Kai tidak ingin bertanya lebih karena melihat Hun diam seperti itu membuat Kai mengerti. Walau terkadang terlihat jahil dan tidak akur namun keduanya baik itu Hun maupun Kai, mereka mengerti satu sama lain

"Aku hanya sedikit cemas dengan situasi saat ini"

Kai yang saat itu hendak meminum sodanya kembali meletakkan sodanya di meja

"Aku bisa mengerti kekhawatiranmu saat ini. Kita dalam incaran dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kita hanya bisa menunggu sampai semuanya selesai"

"Tidak. Setidaknya kita harus membantu"

"Maksudmu?"

"Setidaknya kita harus membantu mereka"

Hun menatap Kai membuat Kai juga ikut menatapnya. Kai seakan mengerti isi pikiran Hun membuat keduanya mengangguk dan tersenyum. Sebuah senyuman yang berakhir dengan gelak tawa dari Hun maupun Kai

"Kau tahu tadi Baekhyun hyung sedang kesal. Aku sampai kaget dengan teriakannya"

"Baekhyun hyung memangnya kesal karena apa?"

"Kata Minseok hyung, Baekhyun kesal karena Jongin, Sehun, Kyungsoo hyung dan Yixing ge tidak mengajaknya bermain-main....."

"Hanya itu? Hanya itu yang membuatnya begitu kesal? Memangnya Baekhyun hyung anak kecil, kesal hanya karena tidak diajak bermain. Minseok hyung sepertinya hanya bergurau"

"Aku belum selesai. Bermain-main Baekhyun hyung itu mainstream. Kau tahu, bermain-main menurut Baekhyun hyung itu bermain dengan senjata dan menggunakan kekuatannya. Baekhyun hyung tidak mungkin sekesal itu jika hanya bermain-main seperti di pikiranmu itu"

"Kau serius?"

"Woah. Aku rasanya ingin ikut"

"Yak. Apa maksudmu? Kau mau bergabung dalam permainan mereka?"

"Jika bisa kenapa tidak"

Hun meringis mendapat jitakan dari Kai. Hun melotot horor kepada Kai yang ditanggapi sebuah dengusan oleh Kai. Kai memutar bola matanya malas melihat hal itu

"Sebelum kau melakukan itu aku yakinkan hyung akan memarahimu"

"Ck. Kau tidak mengasyikkan sama sekali. Menyebalkan. Padahal aku ingin mengajakmu juga"

"Kenapa aku?"

"Karena hanya kau yang paling mengerti. Aku yakin ini akan mengasyikkan. Kita juga akan baik-baik saja"

"Aku ingin tapi...."

"Kau tidak perlu berpikir panjang"

"Apa kau yakin?"

"Kalau kau tidak mau, aku sendiri saja menemui Baekhyun hyung"

"Untuk apa kau menemui Baekhyun hyung?"

"Tentu saja menghiburnya"

Hun bergegas keluar dari kamar Kai. Kai yang sebenarnya masih ragu segera menyusul Hun. Kai berpikir setidaknya dia harus tahu apa yang direncanakan oleh Hun. Kai sedikit takut jika harus berurusan dengan Baekhyun yang saat itu sedang kesal

Mobil yang dikendarai Do dan Hyun baru saja tiba di halaman rumah. Do segera memasukkan mobilnya ke garasi sebelum masuk ke dalam rumah. Do mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tak menemukan akan keberadaan mobil yang dikendarai oleh Jongin, Kyungsoo, Sehun dan juga Yixing

"Mereka sepertinya belum kembali. Apa mereka ke suatu tempat dulu?" Do bergumam dengan suara sekecil mungkin namun masih terdengar di telinga Hyun. Hyun otomatis menoleh dan menatap Do

"Kau mencari mereka?"

"Eoh. Padahal mereka lebih dulu pergi"

"Kenapa kau begitu peduli? Oh, dan ingat aku masih kesal kepadamu karena kejadian hari ini"

"Mana aku tahu akan dilibatkan. Ini juga mendadak bagiku. Tapi apa kau akan menemaniku besok?"

"Tidak. Aku tidak ingin keluar. Ingin di rumah saja. Kau bisa mengajak Suho hyung atau Xiumin hyung. Kalau bisa kau bisa mengajak semuanya. Asal jangan aku"

"Ck. Sudahlah. Aku mengajak Suho hyung saja"

Do berjalan mendahului Hyun yang segera disusul oleh Hyun. Hyun merangkul Do sambil tersenyum lebar membuat Do sedikit risih melihatnya

"Katanya kesal tetapi kenapa tersenyum lebar seperti itu"

"Aku tidak bisa kesal denganmu lama-lama. Nanti aku tidak dapat jatah makanan"

"Ck. Sudah kuduga"

Hyun menghentikan langkahnya membuat Do ikut menghentikan langkahnya dan menatap Hyun

"Ada apa dengan mereka?"

Do mengikuti arah pandangan Hyun dan mengernyit melihatnya. Do melihat Kai dan Hun yang sedang bermain dengan Baekhyun di ruang tamu. Entah apa yang terjadi namun mereka bertiga nampak begitu akrab

"Aku juga tidak tahu"

Do menghampiri mereka dan duduk di sofa memperhatikan Kai dan Baekhyun yang nampak begitu senang mencoret wajah Hun dengan spidol warna. Hyun pun menyusul dan ikut duduk di sebelah Do

"Kalian sedang apa?"

"Bermain hyung"

"Sepertinya menyenangkan. Apa aku boleh bergabung?" Hyun menatap Kai, Hun, dan Baekhyun bergantian. Kai dan Hun saling berpandangan dan menatap Baekhyun. Baekhyun yang mengerti arti tatapan itu mengangguk kecil

"Tentu saja boleh. Kenapa aku harus melarang. Semakin banyak akan semakin menyenangkan"

"Do hyung ingin bergabung?" Hun mengalihkan pandangannya dan menatap Do. Do hanya tersenyum dan menggeleng

"Tidak. Aku ingin menemui Suho hyung. Apa kalian melihatnya?"

"Suho hyung tadi sedang membicarakan sesuatu dengan Minseok hyung, Xiumin hyung dan juga Junmyeon hyung di ruang keluarga"

"Ah, kalau begitu nanti saja aku menemuinya. Hyung aku ke kamar dulu"

"Pergilah"

Selepas Do pergi, Baekhyun menatap Hyun dan mendekat ke arahnya membuat Hyun mengernyit. Kai dan Hun yang melihat hal itu juga merasa heran namun juga was-was. Pasalnya tadi Baekhyun tidak sedang dalam mood yang baik

"Hyun kau tadi melihatnya, bukan?"

Hyun mengernyit tidak mengerti sama sekali dengan ucapan Baekhyun. Baekhyun yang melihat itu memutar bola matanya malas melihat Hyun yang sepertinya lambat mengerti maksudnya

"Aku tahu kau dan Do terlibat dalam penangkapan para perampok itu"

Hyun bahkan Kai dan Hun pun melotot kaget mendengarnya. Hyun melotot karena Baekhyun bisa tahu hal itu padahal dia belum mengatakannya kepada siapapun. Sementara Kai dan Hun tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Baekhyun bahwa, Do dan Hyun terlibat dan membantu para EXO

"Bagaimana kau tahu?"

"Kau tidak perlu tahu bagaimana aku tahu. Tapi terima kasih"

"Untuk apa?"

"Terima kasih telah bekerja sama"

Kai dan Hun saling berpandangan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Baekhyun. Mereka mengira Baekhyun akan marah kepada Hyun namun nyatanya tidak

"Aku tidak akan marah. Aku malah berterima kasih. Setidaknya mereka baik-baik saja"

"Woaaah, aku mengira Baekhyun hyung akan melampiaskan kekesalan hyung tadi"

"Aku sudah melampiaskan semua kekesalanku kepada kalian tadi. Jadi sekarang tidak ada yang tersisa"

"Aish, hyung menjadikan kami pelampiasan"

Baekhyun, Hyun dan Hyun saling berpandangan kemudian tertawa mendengar ucapan Hun yang menurut mereka lucu. Kai dan Hun hanya bisa mendengus sebal melihat dua orang yang sama itu tertawa

Baekhyun menghentikan tawanya dan menatap Hyun. Hyun mengedip-ngedipkan matanya mendapat tatapan seperti itu dari Baekhyun. Hyun sedikit mundur agar Baekhyun menghentikannya namun Baekhyun malah semakin menjadi

"Aku masih normal. Jangan menatapku seperti itu"

Mendengar ucapan Hyun, Baekhyun tertawa begitu keras membuat Hyun mengernyit heran

"Aku juga masih normal"

Kai dan Hun yang menyadari situasi itu tertawa terbahak-bahak menyaksukan kekonyolan dua orang Baekhyun itu

"Jika aku ingin bermain, aku akan mengajakmu. Jadi kau harus siap selalu"

"Bagaimana dengan kami hyung?"

"Kalian harus mendapat izin dari Xiumin hyung dan Suho hyung baru aku bersedia mengajak kalian"

"Hyung tidak adil. Hyun hyung tak perlu izin tapi kenapa harus aku dan Kai mendapat izin?"

"Itu karena kalian berdua yang termuda dan yang paling dijaga. Kalian bertanya sekali lagi, kesempatan hangus" Baekhyun terkekeh dan beranjak masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Hyun, Kai dan Hun

"Sudahlah, yang penting kita ada kesempatan"

"Eoh, kau benar"

"Bernain? Memangnya aku anak kecil diajak bermain. Dia ada-ada saja"

Kai dan Hun menatap Hyun dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Hyun menatap balik mereka berdua seakan mengatakan "Apa?"

"Ingat ini hyung. Ada dua makna dari kata bermain Baekhyun hyung. Yang pertama bermain dalam arti sebenarnya..."

"Yang kedua, bermain dalam arti yang berbeda yaitu bermain dengan senjata, menangkap penjahat, intinya memusnahkan kejahatan. Dan Baekhyun hyung mengajak hyung dalam opsi kedua"

"Kalian serius?"

"Kami memang sering bercanda namun untuk saat ini kami benar-benar serius"

"Woah daebak"

"Kenapa hyung?"

"Aku hanya tidak menyangka dia akan mengajakku terlibat langsung dalam hal seperti itu"

"Hyung beruntung, diajak langsung dan tidak perlu izin"

"Kalian tenang saja. Aku akan bicara dengan Suho hyung dan Xiumin hyung"

"Benarkah?"

"Hm"

Kai dan Hun berteriak kegirangan dan melompat-lompat berdua. Mereka benar-benar begitu senang dengan hal seperti itu. Namun Hyun yang sepertinya harus bekerja keras untuk mengantongi izin dari Suho maupun Xiumin. Keduanya tidak akan semudah itu memberikan izin apalagi terlibat dalam hal-hal seperti itu. Benar kata Baekhyun, yang termuda adalah yang paling dijaga dalam persaudaraan ini

Suho, Minseok, Junmyeon dan Xiumin duduk saling berhadapan membicarakan sesuatu. Mereka nampak begitu serius namun sesekqli diselipi sebuah candaan agar suasana tidak terlalu mencekam

"Kenapa kalian meminta izin kami? Kami sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Itu kan rutinitas kalian, jadi kami tidak ada hak untuk melarang"

"Aku hanya ingin mengatakan hal itu. Siapa tahu kalian keberatan apalagi tiga saudara kami akan berada disini selema tiga hari ke depan"

"Aku tidak keberatan sama sekali. Aku dan saudara-saudaraku yang lainnya menerima semuanya dengan tangan terbuka. Rumah ini begitu luas jadi tidak ada masalah dengan hal itu"

"Terima kasih. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi"

"Kau tidak perlu seperti itu. Kalian sudah seperti saudara bagi kami. Jadi jika kalian memerlukan bantuan, kalian bisa mengatakannya"

"Seharusnya aku dan Junmyeon yang berterima kasih, kalian juga telah membantu kami dan membawa perubahan di rumah ini"

"Sudahlah. Kita tidak perlu membahas hal seperti ini. Lebih baik kita fokus ke acaranya"

"Itu benar. Bagaimana dengan perencanaannya?"

"Aku dan Xiumin hyung sudah membicarakannya dengan saudara-saudara yang lain dan sudah ada beberapa yang sudah disetujui. Tinggal mencari orang-orang yang bisa diminta tolong untuk bekerja di belakang layar"

"Kalian tidak perlu mencarinya, aku dan yang lainnya siap membantu"

"Tapi...."

"Tidak ada tapi-tapian"

"Terima kasih"

"Sudah kukatakan berkali-kali tidak perlu berlebihan seperti itu"

"Kalian ini...Kita seperti orang asing saja....Tapi sepertinya ini akan menghebohkan"

"Oh, group pengusaha muda nan kayak dan juga tampan menjadi staff di belakang layar dalam acara boyband korea yang terkenal"

"Hyung ternyata eksis juga"

"Tentu saja, Minseok hyung juga tidak mau kalah"

"Sepertinya ini akan menjadi berita menghebohkan"

"Ingin melakukannya?" Mereka berempat saling berpandangan dan tersenyum penuh arti